Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Satu ketika Pak Marmuj mengajar di kelas empat Sekolah Dasar.
Pak Marmuj mengikuti lomba cerita terpanjang di dunia, acara ini memang diadakan menjelang tahun ajaran baru, untuk memberi bekal, wawasan, serta apresiasi terhadap kemampuan para guru di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Sampailah pada acara dimaksud setiap peserta membawa ceritanya masing-masing, dari babak penyisihan sampailah ke grand final menyisakan tiga peserta.
Peserta pertama dari Jawa Tengah
Seorang guru kelas lima SD memulai cerita dengan memperkenalkan daerahnya yakni Jawa Tengah di mana kota Salahtiga usia harapan hidup mencapai rata rata 83,60 tahun. Iapun memulai ceritanya.
Satu ketika di tengah kota Salatiga hiduplah seorang kakak yang tinggal dengan seorang adiknya, apabila malam telah tiba, menjelang tidur kakak bercerita pada adiknya.
Ceritanya begini:
Satu saat di sudut kota Salatiga hiduplah seorang tua yang tinggal, bersama dua anaknya, ketiganya hidup sederhana, apabila malam menjelang tidur orangtua selalu tidur bersama dua anaknya, dan berceritalah orangtua,
Ceritanya begini:
Satu ketika di pinggir kota Salatiga hiduplah seorang kakek tua tinggal bersama tiga orang cucunya, apabila hendak tidur, kakek selalu bercerita kepada cucu-cucunya,
Ceritanya begini:
Satu ketika…….
Juri menyetop peserta pertama;
Tepung tangan riuh, mendukung mungkin inilah pemenang pertama. Cerita seperti tidak terputus, potensi juara sudah di tangan.
Tampil peserta kedua Pak Marmuj dari Sumatera Utara. Setelah menceritakan betapa ragam dan indahnya Sumatera Utara, beliau mulai menceritakan ada satu destinasi wisata yang terkenal seantero dunia yakni Danau Toba, sebuah danau yang terbentuk dari kaldera letusan gunung toba terakhir meletus 74.000 tahun yang lalu.
Pak Marmuj pun tarik nafas dan mulai satu cerita:
Di tengah Pulau Sumatera terdapat satu danau besar bernama Danau Toba.
Apakah anda tahu Danau Toba memiliki cerita panjang, dan banyak cerita terkisah dari sana.
Di tengah Danau Toba terdapat satu pulau besar bernama Pulau Samosir.
Apakah saudara tahu pulau Samosir merupakan awal keluarga suku Batakp yang kini menyebar seantero dunia.
Di tengah ulau Samosir terdapat satu danau bernama Danau Sidihoni. Apakah kalian tahu sesungguhnya danau ini memiliki kisah yang sangat mistis tetapi terselip romantik.
Di tengah Danau Sidihoni terdapat lagi satu pulau bernama…..
Setooooop. Kali ini juri langsung berdiri.
Tepuk tangan peserta gemuruh, mungkin inilah pemenang sesungguhnya. Ia mampu menceritakan danau, dan pulau secara silih berganti dengan keindahan dan destinasi membuat peserta terbuai.
Tak lama kemudian tampil peseta ketiga dari Sumatera Barat. Seorang guru kelas lima SD memulai cerita dengan memperkenalkan daerahnya.
Provinsi Sumatera Barat terkenal dengan provinsi paling banyak danau,
Sedikitnya ada lima danau, Danau Singkarak, Danau Maninjau, danau di atas danau di bawah dan terakhir adalah Danau Talang.
Lembah Ranah Minang terkenal dengan angin yang datang dari Samudera Hindia, datang kadang tiba-tiba tetapi kadang tak pernah jeda.
Hutan di pinggir Danau Singkarak yang masih basah tumbuh pohon besar dan kecil, ladang dan semak belukar di sinilah hidup ratusan bahkan ribuan sarang semut berkoloni yang mungkin beribu bahkan berjuta ekor semut.
Damai di Ranah Minang terasa seperti tenangnya ikan di Danau Singkarak, ribuan ikan Bilih sebagai endemik danau Singkarak baik yang di tambak maupun yang hidup bebas tak terkira bahkan jutaan tak pernah dihitung oleh warga.
Guru peserta dari Sumatera Barat semakin serius bercerita, inilah sesungguhnya cerita terpanjang di dunia.
Kami para guru telah mengamati bertahun-tahun tentang Danau Singkarak, ternyata terdapat interkasi yang sangat panjang antara angin, semut dan ikan.
Ceritanya begini:
Bila angin berhembus, jatuh seekor semut dimakan oleh seekor ikan Bilih
Bila angin bertiup, jatuh seekor semut dimakan oleh seekor ikan Bilih.
Bila angin berarah, jatuh seekor semut dimakan oleh seekor ikan Bilih.
Kemudian ada angin lagi berhembus, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Kemudian ada angin lagi bertiup, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Kemudian ada angin lagi berarah, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Lalu ada angin lagi berhembus, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Lalu ada angin lagi bertiup, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Lalu ada angin lagi berarah, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Lantas ada angin lagi berhembus, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Lantas ada angin lagi bertiup, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Lantas ada angin lagi berarah, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih .
Selanjutnya ada angin lagi berhembus, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Selanjutnya ada angin lagi bertiup, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.
Selanjutnya ada angin lagi berarah, jatuh lagi seekor semut dimakan lagi oleh seekor ikan Bilih.Cukup.
Juri memberhentikan cerita dari peserta Sumatera Barat.
Apa yang terpikir di benak kita, bahwa masih ada beribu-ribu ekor semut di sarangnya, dan masih hidup beribu-ribu ekor ikan Bilih yang akan memangsanya. Dan mungkin saja seribu hari cerita ini belum berakhir.
Dan di akhir lomba seperti biasa, pengumuman yang ditunggu-tunggu pun tiba. Cerita terpanjang di dunia dimenangkan oleh guru dari Sumatera Barat.
Pak Marmuj kembali ke kelas IV SD menceritakan pengalaman di atas pada murid-muridnya, ternyata cerita bisa saja lebih panjang dari kehidupan yang sebenarnya.
Hidup ini sebentar bisa dihitung dengan jari, bisa diukur dengan jarak, dapat dicatat dengan jam, kalender dan seterusnya. Maka maknailah kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
Tiga hal yang dapat kita ambil hikmah dari cerita ini:
Pertama, masing-masing daerah di Indonesia memiliki kisah yang unik, dan keunikannya menjadi kekayaan baik untuk daerahnya maupun untuk Indonesia yang ragam budaya.
Kedua, setiap guru boleh saja berkompetisi unjuk kemampuan, namun pengayaan wawasan lewat pengalaman adalah hal utama.
Ketiga, cerita boleh saja pendek, bisa saja panjang, namun makna sebagai pesan untuk pendidikan itu penting.
Kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.
Literasi yang terfungsikan