Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Belajar adalah proses di mana manusia dan binatang lainnya dapat melakukan. Belajar itu umumnya melibatkan interaksi dengan lingkungan eksternal (atau representasi interaksi ini). Diduga belajar itu terjadi bila suatu perubahan atau modifikasi perilaku terjadi, dan perubahan itu tetap (ajeg) dalam masa yang relative lama dalam masa kehidupan individu. (Gagne,1975:18)
Manusia dan binatang banyak kesamaannya, memiliki nyawa, dapat berpindah, berkembang biak, makan dan minum. Bila dianatomi lebih jauh seekor lembu punya kepala dan didalamnya ada otak, otak yang berkerja disebut berpikir.
Anatomi manusia tidak berbeda, berpikir dengan menggunakan otak yang ada pada kepala manusia. Sama halnya dengan hati ada pada binatang ada juga pada manusia, tetapi kita manusia setuju bahwa berpikir yang dididik berbeda dengan yang dilatih, karena dididik akan menghasilkan pikiran, yang dilatih akan menghasilkan kebiasaan dari yang diinginkan.
Sampai juga pada hati yang dididik akan menghasilkan perasaan, sementara yang dibiasakan akan menghasilkan keadaan. Intinya manusia punya pikiran dan perasaan itulah yang membedakannya dengan binatang.
Interaksi manusia dengan apapun yang ada di dunia ini akan menghasilkan proses itulah belajar atau pendidikan. Pendidikan yang baik adalah sengaja merencanakan bagaimana interaksi dengan manusia lain, dengan alam, dengan dirinya sedirinya akhirnya ia menemukan bahwa perlu interaksi dengan Tuhannya.
Memang secara psikologi ada belajar yang disadari ada yang tidak, tetapi yang lebih utama bagaimana belajar dan pengalaman manusia agar menjadi makna perlulah dikaitkan dengan kehidupan agar permanen dan berkelanjutan.
Belajar itu menghasilkan perubahan yang permanen, apa yang berubah?Dalam taksonomi Bloom sederhananya berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik dari tidak terampil menjadi terampil. Sehingga kita menyadari perubahan secara pisik tidak dominan tetapi tetap ada gunanya bila diiringi oleh perubahan psikis.
Pendidik inspiratif adalah orang yang terus belajar bukan karena ingin berbeda dengan binatang, tetapi ia memanfaatkan binatang dan lingkungan dalam berinteraksi.
Dari binatang kita bahkan dapat belajar sesuai dengan karakteristik masing-masing, akhirnya pendidik inspiratif menyadari sesama makhluk Tuhan tidak ada yang saling iri tetapi saling melengkapi.
Bedanya kita terus belajar dan permanen sampai tidak bernyawa dan belajar berpindah atau kemana saja, untuk menjadikan kegiatan itu bagian dari ibadah kepadanya.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.