Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Rencana perancangan pengajaran yang lengkap meliputi; perkiraan kebutuhan belajar, memilih pokok bahasan dan tugas, meneliti ciri siswa, menentukan isi pelajaran, menyatakan tujuan belajar, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih sejumlah media, merincikan pelayanan penunjang, dan mengevaluasi hasil belajar, serta menentukan pemberian uji awal kepada siswa. (Kemp,1985:14)
Berpikir rinci itu perlu, karena kita menyadari bahwa mengganggap setiap detail itu adalah penting berarti kita sudah bercirikan satu keterampilan cara berpikir yang baik.
Sungguh kompleks cara berpikir seperti ini. Tetapi intinya rinci, sistematis dan kompleks itu bagian yang harus dihadapi bila rancangan pendidikan akan lebih baik.
Pertama, kita harus mengenal kebutuhan belajar, siswa sudah ada di hadapan anda, tetapi apa yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya hari ini, hari esok, dan dalam lingkungan apa ia akan hidup. Tidak semua ilmu pengetahuan harus diberikan, tetapi pilih sesuai dengan kebutuhan anak.
Kedua, memilih pokok bahasan dan tugas, ilmu pengetahuan yang luas harus dikemas menjadi topik-topik agar tertata, teratur dan terkendali. Tertata agar memilih mana yang baik mana yang tidak, mana yang pantas mana tidak, teratur agar terkontrol mana yang duluan mana belakangan, mana yang berlama-lama mana yang berdalam-dalam, terkendali agar terkoordinasi oleh pendidik dan peserta didik, kapan saja, dimana saja dapat dilakukan kegiatan belajar.
Ketiga meneliti ciri siswa, ketika peserta didik sudah dihadapan kita harus memahami bakat, minat dan kecenderungan yang ia miliki. Pengetahuan psikologi, sosiologi dan brain tentang anak itu penting, ingat lain anak lain cara mengajarnya.
Keempat menentukan isi pelajaran, merangkai pengetahuan yang luas, pokok bahasan yang ditetapkan harus diisi dengan bidang apa paling dibutuhkan. Fakta, konsep, prinsip prosedur itu sekadar taksonomi, kemudian fikih, aqidah, akhlak dan ibadah itu sekedar pembagian, intinya setiap materi harus ada dasar dan cara pengembangan bahkan tujuan masing-masing.
Kelima menyatakan tujuan belajar, tujuan itu penting karena akan memberi arah kemana belajar akan dilaksanakan. Tetapi yang utama merumuskan tujuan harus terukur, mungkin dicapai, dapat dijadikan standar apakah seseorang dapat memperolehnya dalam waktu tertentu, sekaligus dapat mengidentifikasi statistika beberapa orang yang tidak dapat mencapainya.
Keenam merancang kegiatan belajar mengajar, inti dari belajar adalah rancangan tentang apa yang harus dilakukan siswa, baru apa yang harus diperbuat oleh guru, bukan sebaliknya. Atau paling tidak, kegiatan siswa dulu dirumuskan baru kegiatan guru mengiringinya semuanya bermuara pada upaya pencapaian tujuan belajar siswa.
Ketujuh memilih sejumlah media, alat atau instrumen itu penting, karena antara siswa dan guru ada yang berbeda, umur, pengetahuan juga keterampilan. Media, alat dan instrumen adalah menghubungkan (wasilah) antara siswa guru, materi dan tujuan agar sama persepsinya, serupa tujuannya.
Kedelapan merincikan pelayanan penunjang, semua standar telah ditetapkan, kegiatan dilakukan, namun harus disadari ada hal-hal kecil perlu mendapat perhatian. Bila ada siswa yang tidak mencapai, atau tujuan yang sulit dicapai, atau alat yang tidak berfungsi, maka tugas pendidik harus melayani dan menyempurnakannya.
Kesembilan mengevaluasi hasil belajar, beda kegiatan disengaja dengan tidak disengaja adalah adannya evaluasi. Sesuatu dilakukan harus diukur, dan kemudian diberi tanda sudah sampai mana pencapaian, tujuannya semata untuk meneruskan, mengembangkan dan memperbaiki apa yang perlu dilakukan untuk tahap berikutnya.
Kesepuluh menentukan pemberian uji awal kepada siswa. Penjajakan, atau identifikasi terhadap kondisi awal itu penting, agar semua perangkat dapat menyesuaikan apakah diturunkan, dinaikkan, atau dihilangkan sama sekali, ini adalah bagian yang harus dilakukan sebelum semuanya berlangsung.
Pendidik inspiratif bila berpikir rinci maka ia akan mendapatkan kemudahan dalam mengidentifikasi, bila ia bekerja sistematis maka setiap langkah akan bermakna tidak ada yang sia-sia.
Sampailah bila ia memahami dengan baik dan benar semua kegiatan yang kompleks maka akan menjadi tantangan dan dapat diselesaikan sebagai sebuah kegiatan pembelajaran.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.