Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Kelebihan umat Islam atas yang lainnya, di negara mana pun, yaitu mereka mengumpulkan hikmah dengan ilmu pengetahuan itu. Setiap karangan ilmiah ditulis dengan bahasa sastra yang bernilai tinggi, banyak syiir disusun untuk memberikan (menyifati) percobaan-percobaan ilmiah, laporan pembuktian astronomi, atau menerangkan suatu teori. (Naufal,1987:35).
Ibadah paling tua dalam Islam adalah belajar, ibadah yang paling mudah dilakukan adalah belajar, dan ibadah paling fleksibel kapan, di mana, siapa saja bila melakukan adalah belajar.
Bagaimana agar belajar menjadi ibadah, dalam fikih maka kita perlu mempelajari syarat dan rukun belajar, secara hakikat kita harus menemukan makna mengapa manusia harus belajar, dan apakah benar belajar dapat menghantarkan orang masuk surga?. Tergantung kita belajar dengan siapa, tetapi terletak pada kita belajar apa?.
Seseorang yang belajar untuk mendapatkan pengetahuan maka ia akan kaya dengan berbagai informasi dan berwawasan luas dapat menyampaikan, dan menjelaskan banyak hal.
Bila seseorang belajar bertujuan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, maka ia akan mendapatkan keahlian, dan bedampak pada profesionalisme, ahli pada bidangnya.
Sementara ada orang lain yang berguru untuk mendapatkan hikmah dan kebijaksanaan, biasanya ia akan memperoleh keberkahan dari siempunya ilmu. Karena ia selamanya akan menjadikan dirinya sebagai murid yang terus belajar dan menghormati orang yang mengajarkan.
Apakah belajar dimulai dari sejak kecil, atau dari rumah keluarga, atau belajar tentang pengalaman hidup sehari-hari? Bagi kita yang telah banyak membaca tentang belajar, maka menyadari tentang hakikat diri adalah hal utama.
Saya harus belajar sekarang, di manapun dan kapanpun belajar tentang apapun, inilah awal dari segala-galanya, karena kesadaran bukan tergantung kelengkapan belajar, tuntutan untuk mendapatkan jabatan, apalagi karena esok akan ujian.
Ternyata syarat dan rukun belajar itu tidak ada yang harus dirumuskan, tetapi kesadaran diri dan kemauan adalah hal utama.
Tidak ada definisi yang sama antara satu orang dengan lainnya tentang belajar yang menyenangkan, tetapi semua orang berhak menyatakan belajarnya unik tetapi efektif menghantarkan keberhasilan.
Pendidik inspiratif memiliki kelebihan karena ia memiliki komunitas baik di lingkungan kerja, organisasi di Indonesia bahkan komunitas dunia.
Penelitian di tempat berbeda, mungkin saja kita terapkan pada waktu yang sama ditempat kita, begitu juga sebaliknya teori yang diciptakan saudara kita di negeri berbeda, masih mungkin kita uji atau terapkan untuk memperkaya khazanah.
Setiap kita harus pandai mengambil hikmah dari apa saja yang ada dari bacaan selama ini, karena dengan itu pulalah saling menghormati dan menghargai sesama orang yang belajar.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.