Membina generasi penerus bangsa untuk menunjukkan perilaku yang bermoral dan beretika sesuai dengan norma dan nilai sosial merupakan salah satu tanggung jawab pendidikan. Karena kita semua ingin membesarkan anak-anak muda yang menjadi orang baik. Penelitian yang dilakukan di MTs Cerdas Murni Tembung, bertujuan untuk mengetahui strategi kepemimpinan dan penerapannya dalam penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran matematika. Penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologis untuk mengkaji fenomena sosial dan kelas yang terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter dimaksud bahwa fenomena pembinaan dapat dilakukan lewat pembelajaran matematika. (Muhammad Nuh, 2023).
Pendidikan dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab dari satu generasi untuk melanjutkan zaman agar terjadi sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam kegiatan pendidikan terdapat kegiatan pembinaan, ada generasi yang sedang beralih, begitu juga dengan perilaku yang diinginkan.
Lantas siapa, bagaimana dan apa tujuan pendidikan itu dilaksanakan. Tentu hal inti tidak dapat diselesaikan sendiri oleh seseorang, tetapi secara bersama baik di lingkungan keluarga, masyarakat terlebih pada sekolah formal.
Siapa saja yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pendidikan? Maka yang paling utama adalah orang tua, guru dan masyarakat.
Pertama; orang tua adalah penyebab pertama adanya proses generasi, tetapi generasi akan beralih secara alami tanpa perubahan apapun bila tidak direncanakan, dikembangkan, dan dipertanggungjawabkan. Orang tua yang membangun keluarga adalah diawali dari perencanaan, kemudian dikembangkan menjadi sebuah keluarga yang memiliki tujuan dan cita-cita, akhirnya orang tua bertanggungjawab terhadap masa depan anak-anaknya.
Kedua, guru adalah orang yang memiliki tugas profesi secara khusus untuk mendidik anak agar siap menghadapi masa depan. Berbagai mata pelajaran dalam kurikulum tidak ada artinya bila tidak disampaikan dengan baik oleh guru, sebaliknya guru yang baik adalah mereka yang mampu memodifikasi, merekayasa berbagai kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan anak. Betapa besarnya tanggung jawab guru terhadap anak, melebihi lainnya, justru sampai kepada ukuran keberhasilan seorang guru adalah pada kesuksesan anak didiknya.
Ketiga, adalah masyarakat sebagai kumpulan keluarga, adalah tempat di mana anak mengaktualisasikan diri, atau menjadi orang yang sesungguhnya. Seorang anak akan benar-benar menjadi dirinya ketika ia pernah ke masyarakat seperti bergaul, bertetangga, bercengkrama, bahkan bermain. Lebih dari itu di tengah masyarakatlah anak akan mendapatkan nilai mana hal yang boleh dilakukan, mana tidak boleh, akhirnya ia akan mengetahui etika dalam bermasyarakat.
Ketika anak menghadapi masalah dalam masyarakat, justru itulah pendidikan dan bukan masalah yang sesungguhnya. Munculnya masalah adalah karena ada dua pihak berbeda cara pandang, berseberangan cara pengelolaan, mungkin saja bersamaan dalam hal kepentingan.
Bagaimana itu terjadi maka anatomi terhadap masalah itu penting untuk menjadi bagian dari pendidikan bagi anak, dengan itulah ia justru tumbuh berkembang menjadi anggota masyarakat yang sesungguhnya.
Pendidikan yang dilaksanakan dengan tanggung jawab, maka akan direncanakan dengan baik, kemudian dilaksanakan dengan penuh perhatian baik oleh orang tua, guru maupun masyarakat.
Akhirnya pendidikan inilah yang akan kita harapkan mampu mengalihkan generasi yang berperilaku moralis, serta beretika.
Pendidik inspiratif tidak terperangkap dengan keadaan apapun, seperti pandemi Covid 19, atau situasi lainnya.
Karena pendidik yang sebenarnya akan bekerja melalui hati, kapanpun, di manapun dalam situasi apapun ia akan terus mendidik, mengajar dan membina, tanggungjawablah yang memulai dari hati mereka selama ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.