Sistem informasi manajemen yang efektif adalah yang dapat mengatur keseimbangan antara biaya dan manfaat yang dihasilkan. Meskipun secara teoretis komputer bukanlah prasyarat mutlak dalam sistem informasi manajemen, namun dalam praktiknya, sistem informasi manajemen yang baik memerlukan bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Penelitian kualitatif ini telah berhasil membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Sistem Informasi Akademik sebagai sistem yang mengelola data akademik mahasiswa dari awal semester hingga lulus. Sistem Informasi Manajemen sangat berguna bagi manajer dalam proses pengambilan keputusan karena secara efisien mengumpulkan dan menyajikan informasi sesuai kebutuhan pengambil keputusan. Model sistem pengambilan keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka (Hera Herviana, 2024).
Tidak ada hal baru dalam ilmu komputer, yang ada adalah semua terus berubah sesuai dengan kebutuhan dan sifat perubahan itu sendiri.
Jadi bila kita masuk dalam dunia komputer, semuanya bergerak dinamis, baik hasil interaksi didalam, maupun atas dasar kebutuhan dari luar.Itulah komputer, ilmu micro mesin, dan itulah zaman 3.0, 4.0 dan 5.0 bisa saja kita lompat ke 00.7 atau entah apalagi.
Ketika transdisiplin diusung menjadi paradigma keilmuan di UIN Sumatera Utara Medan, sebagian kita memandang bahwa ini akan mengganggu kenyamanan keilmuan yang telah terpelihara selama ini.
Ontologi ilmu, epistimologi dan aksiologi yang berjalan sendiri-sendiri seperti gambaran fakultas yang hampir tidak ada interaksi khususnya dalam konsorsium.
Tetapi ada juga sebagian ilmuwan justru ini adalah jalan keluar karena kegelisahan di mana empat fakultas keagamaan yang telah lama menjadi mandat di IAIN mengalami kebuntuan.
Solusinya interaksi antar fakultas lewat transdisiplin keilmuan adalah mutlak dan harus dijadikan paradigma.
Memang harus dimulai dari filsafat untuk membahas satu persoalan, apalagi tentang manajemen perguruan tinggi bahkan sampai pada upaya pelayanan terbaik bagi mahasiswa lewat satu sistem yang dilayani oleh komputer.
Bila kita telah sepakat transdisiplin itu penting, maka tidak ada ilmu yang berdiri sendiri apalagi mau besar sendiri, untuk tetap survive di zaman now.
Manajemen telah memulai memberikan forsi atau bahkan sebagian tugasnya ke mesin komputer untuk mengelola berbagai hal seperti data bahkan pengambilan keputusan. Inilah sebuah kenyataan apa yang disebut transdisiplin.
Hera, dalam penelitiannya memang mengawali satu kesadaran bahwa tujuan dari sistem informasi manajemen adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua tingkat manajemen, dan menyediakan informasi kepada pengguna dalam bentuk laporan dan output.
Hubungan baik antara manusia dengan mesin komputer sudah dimulai sejak dari sini, maka siapa ahli komputer, atau siapa saja yang bisa dibaca oleh komputer itu penting.
Sampai ke ilmu yang lain, manajemen keuangan, persoalan efisen, efiktif, Hera sekali lagi menegaskan, sistem informasi manajemen akan mengurangi biaya, meningkatkan pendapatan, dan menyediakan informasi yang bermanfaat.
Ini jelas-jelas nyata, siapa yang mampu merencanakan komputerisasi manajemen maka ia akan mengelola perguruan tinggi dengan profesional, dan keunggulan dalam berbagai bidang dapat dijanjikan.
Tidak ada yang pasti di dunia ini, semua terus berubah, bahkan komputer dirubah oleh dirinya sendiri, sama merek dan jenis komputer, tetapi software berbeda, bahkan keahlian orang yang mengendalikan lebih kompleks lagi.
Kaya akan aplikasi, diharapkan mampu menguraikan hal yang kompleks, walaupun berbeda jenis komputer yang kita pesan ke toko, tetapi bila visinya untuk memberi kemudahan dalam layanan, maka hasilnya akan maksimal.
Jadi, yang perlu dikendalikan adalah orang atau siapa yang ingin perubahan, maka ia harus mampu mengontrol semua aplikasi komputer dengan baik.
Sampai pada sebuah titik kesimpulan penelitian Hera Herviana yakni; sebuah sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling terkait dan mendukung dalam pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, dan distribusi informasi.
Dalil ini sederhana atau bisa saja bagi orang komputer, tetapi untuk manajemen perguruan tinggi memiliki makna yang mendalam.
Menyongsong transdisiplin lewat paradigma Wahdatul Ulum, maka satu kekayaan karya ilmiah kali ini memberi pembukitan di kampus kita, ilmu itu memang benar diawali dari fakta di akhiri dengan fakta, apapun teori ditengah-tengahnya.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.