Ketika lebaran tiba, Pak Marmuj sama seperti keluarga yang lain pulang kampung, mereka berkendaraan mobil sewaan lengkap dengan perangkat supir.
Namanya juga pulang kampung bukan sekadar jumpa orang tua sanak saudara, tetapi mengenang tempat tempat masa kecil itulah yang paling favorit dilakukan, apalagi jumpa kawan bermain. Hemmm…….. Seperti anak kecil saja, gumam istri Pak Marmuj.
Lebaran pertama begitu sakral, lebaran kedua begitu meriah, dilalui dengan penuh sukacita. Sampailah ke lebaran ketiga menelusuri tempat bermain sepak bola, sampai pernah memancing ikan di sungai, semuanya seakan tak terlewatkan sejengkal pun oleh Pak Marmuj mumpung di kampung pikirnya.
Jumpa teman pertama tertawa mengenang waku berangkat sekolah, jumpa teman ketiga bersedih suaminya sudah meninggal dunia, jumpa teman lainnya ada yang langsung minta tolong anaknya ingin dibawa ke kota. Ah…… macam-macamlah cerita namanya juga pulang kampung.
Tiga hari di kampung, Pak Marmuj benar-benar seperti tak ada istirahat, ini mungkin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Hari keempat Pak Marmuj pun pulang ke kota upaya menghindari kemacetan, maka perjalanan malam adalah pilihan. Walaupun istri dan anak tidak setuju, mengapa mesti malam, esok saja lebih baik. Tetapi supir dan Pak Marmuj ingin mencoba hal lain mungkin sekaligus memperhitungkan waktu agar esok pagi sudah sampai di kota.
Setelah menempuh 2 jam perjalanan amper tanda volume bahan bakar menunjukkan warna kuning mengharuskan mobil mencari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Ditambah dengan anak Pak Marmuj yang ingin segera ke kamar kecil, maka SPBU yang paling mudah adalah sebelah kiri agar tidak sulit untuk parkir. Namun karena anak semakin mendesak, SPBU mana saja yang penting dapat dan mengisi bahan bakar.
Tak berselang 15 menit jumpalah SPBU walaupun sulit untuk menyeberang, tetapi yang penting anak dapat ke kamar kecil yang sudah mendesak, mobil bisa diisi bahan bakar, titik.
Sampailah di SPBU, mengisi bahan bakar, sekaligus istirahat sejenak.Begitu keluar masuk ke jalan raya, ternyata rasa kantuk akibat kelelahan tetap mengiringi perjalanan.
Berjalan biasa, sesekali lewat jembatan, beberapa kali menyalip mobil yang ada di depan. Pak Marmuj pun lama-lama setengah tertidur setengah terjaga mendampingi supir sambil makan cemilan.
Setelah beberapa waktu perjalanan, perasaan Pak Marmuj mengapa tambah sunyi, padahal kita akan pulang ke kota.
Tak lama berselang sedikit ada keramaian, tetapi Pak Marmuj membaca ada tulisan besar di gambar batas kota kabupaten……….
Apa yang terjadi ternyata benar, setelah keluar SPBU, mobil arah ke arah kiri dan arah kampung halaman selama 1 jam perjalanan telah dilalui.
Sampai di persimpangan sedikit ada keramaian. Pak Marmuj bertanya pada istri di supir, apakah jalan lurus ini sudah benar.
Istri : Lho ini kan jalan ke arah kampung kita pak……
Supir : wah….. kita sudah satu jam perjalanan balik ke kampung lagi…….
Pak Marmuj : sudah…..sudah…. ayo kita cari simpang untuk balik arah……
Setelah berbalik arah semua terjaga tidak ada satupun yang tertidur, tetapi semua terdiam membisu….. mengapa ini terjadi.
Semua bicara dalam hati masing-masing satu jam mestinya kita sudah hampir sampai, satu jam berarti kali dua sudah berapa tambah bahan bakar habis, waktu dan macam-macam berkecamuk dalam pikiran antara Pak Marmuj, istri dan sopir, ditambah perasaan yang tidak mau disalahkan.
Istri : Sudahlah pak….. ingat….ingat jangan salah kedua kali lagi…..
Mengapa ini bisa terjadi, ketika kelelahan di SPBU ada hal yang belum kembali pada posisi semula, di mana otak spasial kita belum duduk pada tempatnya.
Masuk SPBU ke sebelah kanan mestinya untuk meneruskan perjalanan keluar juga ke sebelah kanan, atau ketika masuk ke SPBU arah kiri, maka keluar juga ke arah kiri……….
Ah memang begitu kali…….
Pak Marmuj : Apa mungkin kita salahkan SPBU nya……..
Oh…. iya, tadi kita mau ke SPBU kiri tetapi karena mendesak kita cari yang dekat, ternyata ada di kanan……
Istri: Sudah pak doa doa agar tidak terulang lagi, syukur kita tidak tersesat ke hutan……
Perjalanan dilanjutkan….
Karena sama-sama diam dalam satu mobil, Pak Marmuj mencoba men-search-in di google apa itu otak spasial.
Didapatkannya dalam satu situs kira-kira maknanya adalah tentang kemampuan memahami keadaan.Otak spasial ialah akan menonjol dibandingkan lainnya dalam hal yang berhubungan dengan gambar maupun bentuk di sekitarnya.
1. Memahami visual
2. Pemahaman
Misalnya, ketika seseorang lebih mudah menilai berapa jarak antara tempat berdiri dengan objek tertentu.
3. Menyukai kegiatan desain
4. Memahami keadaan
5. Kepandaian membaca grafik informasi
Pak Marmuj : Oooooo. Pantas kalau saya selama ini menerima undangan pesta yang saya lihat hanya tulisan alamat, bukan melihat gambar peta atau denah dimana acara……
Istri : ada apa menganggu` anggu` pak? Ngantuk atau bagaimana, ini kita dah sampai rumah……
Pak Marmuj : alhamdulillah, kita sampai juga.
Tidur terlelap, dan istirahat, akhirnya Pak Marmuj kembali seperti biasa, siap-siap mengajar di sekolah dengan rutinitas yang memang menjadi profesinya.
Pak Marmuj….. Pak Marmuj….. makanya kalau menerima kertas undangan pesta sesekali lihat denah lokasi…….
Sejak saat itu Pak Marmuj bila berangkat kerja melintasi SPBU dia cepat-cepat berdoa dan konsentrasi agar tidak salah arah, apalagi tersesat balik arah……..
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap manusia memiliki kemampuan untuk berkerja dengan sekuat tenaga, bahkan pikiran dan perasaan kadang dapat membantu nilai kinerja atau sebaliknya. Namun kerja dengan fisik dan pikiran kadang menghadapi kelelahan, artinya ada keterbatasan kemampuan.
Kedua; otak manusia memiliki kemampuan kecerdasan berbagai bidang, salah satunya kecerdasan spasial atau (pemahaman tentang ruang). Tidak semua orang memiliki kecerdasan yang dominan, namun kemampuan dasar ini harus dikembangkan sebagai bagian dari keterampilan dasar untuk hidup dan perjalanan.
Ketiga; bila kita ingin melakukan perjalanan maka persiapkan segala sesuatu, namun yang paling utama adalah kesehatan dan kerjasama antar sesama anggota dalam perjalanan itu yang utama untuk saling mengingatkan agar sampai tujuan dengan selamat.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber