Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Administrasi pendidikan diciptakan bagi kepentingan anak didik dan dayagunanya pun hendaknya dinilai dengan besarnya sumbangan yang diberikan kepada kondisi belajar mengajar.(Zaini Chalish Hamdy, 1997).
Dalam hidup perlu perencanaan, perlu pengelolaan, perlu pengendalian, dan perlu juga mengaca diri atau evaluasi, akhirnya perlu pengembangan memperbaiki keadaan untuk masa depan.
Begitu juga dalam kegiatan pendidikan, anak didik atau peserta didik harus ditangani secara tepat dan benar. Perlu perencanaan, pengelolaan, pengendalian, evaluasi dan pengembangan.
Pendidik inspiratif memulai pembelajaran dengan perencanaan melandaskan pada harapan peserta didik secara keseluruhan, apa yang diinginkan oleh peserta didik, cita-cita, harapan serta minat yang ia miliki. Kesemua hal di atas harus dijadikan bagian dari perencanaan pembelajaran.
Pendidik inspiratif mengelola pembelajaran berangkat dari keadaan obyektif dari peserta didik, bakat, keadaan keluarga, lingkungan pendidikan serta dukungan pembiayaan adalah bagian bagian penting harus diselaraskan untuk membentuk sistem saling mendukung.
Pendidik inspiratif ketika dihadapkan pada masalah, tantangan dan harapan, tentu secara pribadi harus mampu melakukan pengendalian, tentu pengendalian diri, pengendalian proses, apakah sistem masih dalam jalur yang direncanakan ?
Pendidik inspiratif tidak berhenti pada rutinitas kegiatan antara mengawali, melaksanakan dan mengakhiri, tetapi memiliki kreativitas untuk melakukan perbaikan, maupun hal-hal unik atau menantang dalam kegiatan pembelajaran.
Benar, semua kegiatan pendidik harus diabdikan pada anak atau peserta didik apa pun di tengah-tengahnya. Bila diawali dengan pendidikan, akhirilah dengan pembinaan, walau di tengah-tengahnya ada pelatihan, pengembangan, keteladanan atau apa pun namanya.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.