Pagi dimulai dengan semangat, siang mendapatkan kerja hebat, sore akhirnya malam adalah istirahat. Suasana pagi selalu membuat semua orang semangat untuk bekerja, bukan hanya siap fisik, tetapi mental memberi pengaruh besar terhadap apa yang akan dilakukan.
Itulah siklus kehidupan dari waktu menjadi hari, dari hari lengkap sepekan, akhirnya empat kelipatan jadilah satu bulan, dengan dua belas kali purnama jadilah satu tahun. Sungguh hidup ini adalah siklus, rutinitas dan disanalah kita mengalami, menikmati, mungkin juga ada masalah, tapi setelahnya pasti ada penyelesaian.
Mengabdi kepada negara tidak mesti menjadi pejabat, berpakaian seragam tidaklah harus jadi tentara, namun tugas menjadi pendidik dapat melakukan apa yang disebut pengabdian untuk membangun anak negeri.
Dari jauh tampak beberapa guru mempersiapkan diri masuk kelas, bukan hanya wajah ceria menyambut murid yang datang, tetapi seakan menyapa setiap mata pelajaran harus segera tersajikan.
Memang rutinitas menjadi bagian dari kehidupan siapa saja, termasuk guru di sekolah, namun kadang ada kala waktunya bercanda, ada pula waktu serius, semuanya dijalani dan itulah pekerjaan sebagai sebuah profesi.
Tetapi ada yang sedikit berbeda di pikiran Pak Marmuj, kok ibu guru yang satu ini setiap hari semangat, dan yang lebih dari itu adalah pagi, siang sama segarnya, maksudnya itu lhoooo. Wajahnya tetap “selamat pagi”. Ah….mungkin itu pikiran saya mudah-mudahan tidak sampai keperasaan, apalagi yang bukan-bukan.
Tiba waktu istirahat, pikiran Pak Marmuj sedikit menggundah, sepertinya akan menjadi masalah bila tidak disampaikan, dan perbincangan pun terjadi.
Pak Marmuj; senangnya istirahat, suasana yang nyaman, tetapi ibu-ibu guru kita yang wangi, harum dan tetap segar. (canda Pak Marmuj seperti biasa dalam ruangan guru).
Sebagian guru ada yang masuk, ada pula yang keluar, ada pula yang makan jajanan, atau mungkin cerita tentang keluarga. Hari-hari kita dihiasi dengan kegiatan rutin kadang kala kegiatan tambahan tetapi juga ada hal baru baik di rumah maupun di luar pekarangan.
Duduk di sebelah ibu guru yang sejak tadi pagi diperhatikan, Pak Marmuj pun memulai pembicaraan.
Pak Marmuj; saya lihat ibu tak pernah belum peralatan makeup tapi tetap segar. Pagi siang, sama saja semua tetap segar.hem….. ada rahasianya ya bu.
Ibu Maram; aah bapak ini, kita kan sudah tua, pakai makeup yang alami saja.
Penasaran dengan penjelasan Pak Marmuj balik bertanya.
Pak Marmuj; yang alami itu apa sih bu.
Ibu Maram; ini pak saya selalu menggunakan makeup yang alami, yang setiap saat ada di dapur.
Pak Marmuj pun terbayang yang di dapur itu kan, garam dan gula, bawang dan mentega, atau pisau dan buah.
Pak Marmuj; ah….ada-ada saja ibu ini.
Ibu Maram; ini lho pak, menu di dapur itu juga bisa jadi bahan perawatan kita contohnya.
Telur. Ini pak lihat itu di google tentang kegunaan telur untuk makeup.
Masker putih telur bisa menjadi alternatif masker dari bahan alami yang baik digunakan untuk perawatan kulit wajah. Selain lebih hemat dan mudah dibuat, masker wajah dari putih telur juga dipercaya mampu mengatasi berbagai masalah kulit wajah.
Paling tidak ada beberapa manfaat
Mengencangkan kulit wajah. Bila kita sedang mencari cara untuk mengencangkan kulit, kita bisa mulai mencoba perawatan kulit dengan masker dari putih telur di rumah. Protein yang terkandung di dalam putih telur dipercaya dapat mengencangkan kulit wajah yang kendur.
Mengurangi minyak berlebih di wajah. Tak hanya mengencangkan kulit wajah, sebuah studi menyebutkan bahwa kandungan protein dari putih telur juga dipercaya dapat mengurangi produksi minyak berlebih di wajah. Hal ini tentu sangat cocok digunakan bagi pemilik kulit wajah berminyak.
Mengurangi pori-pori kulit wajah. Selain mengandung asam hialuronat dan enzim hidrosilat, putih telur juga mengandung vitamin dan mineral yang mampu mengurangi pori-pori kulit wajah. Tak hanya itu, penggunaan masker putih telur juga dipercaya dapat mencegah hiperpigmentasi kulit.
Ibu Maram; tapi pak ada sedikitnya tiga resiko yang akan terjadi bila kita maskeran dengan putih telur ini.
Pak Marmuj semakin penasaran, mengejar hal ini, karena memang semangat akan diberitahu kepada istrinya nanti di rumah.
Pak Marmuj; apa itu bu risikonya.
Ibu Maram; itu pak risiko pertama beberapa studi menunjukkan penggunaan masker putih telur justru akan menimbulkan efek samping. Risiko yang kedua pemilihan jenis telur yang tidak tepat akan mengakibatkan efek yang tidak terkontrol.
Risiko ketiga adalah……
Pak Marmuj; apa itu buk.
Bu Maram; ya sudah pak bel masuk kelas lagi….
Pak Mamruj pun penasaran, tetapi paling tidak dia sudah mendapatkan satu pengetahuan tentang betapa pentingnya laboratorium dapur untuk keluarga khususnsya untuk istri tercinta.
Bersama ibu Maram, Pak Marmuj keluar ruang guru tertawa terbahak, sampai guru lain penasaran. Ada apa kedua guru ini.
Rupanya ibu Maram menyampaikan bahwa risiko ketiga adalah kantor kering, ya karena kalau tiap hari istri minta telur maka harga masker di dapur boleh jadi lebih mahal dari tempat make up di luar sana.
Risiko Penggunaan Masker Putih Telur.
Meski masker putih telur bermanfaat untuk memperbaiki maupun mengatasi masalah kulit wajah, tetapi klaim manfaat tersebut belum diketahui secara pasti, karena belum banyak bukti ilmiah yang mendukung kebenarannya.
Bahkan, beberapa studi mengungkapkan bahwa penggunaan masker putih telur justru berisiko menimbulkan efek samping.
Pak Marmuj; Wah ibu guru ini memang luar biasa, darimana ibu dapat ilmu itu.
Bu Maram; oh ya, saya dulu waktu kuliah dapat pelajaran dari dosen kami namanya bu Nirwana, beliaulah yang mengajarkan bahwa di dapur itu lebih sepuluh barang, tetapi ratusan manfaat, bahkan ribuan fungsi. Tetapi yang paling utama fungsi bagi siapa yang menggunakannya. Siapa lagi kamilah para ibu-ibu, makanya pak selalu bantu ibu di dapur. Hahahahhaha.
Tanpa sadar Pak Marmuj ditegur bahkan ditertawakan siswa kelas lima. Lho……..
Rupanya Pak Marmuj masuk kelas mengikuti bu Maram hingga lupa masuk kelasnya sendiri…. mungkin karena aroma atau…….
Pak Marmuj-Pak Marmuj…..ada ada saja.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; manusia dan alam semesta adalah makhluk tuhan yang dapat menjadi rezeki bagi orang yang mensyukiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mereka yang rajin mencari makna dari semua yang ada.
Kedua; ibu dan dapur jangan hanya dipahami sebagai pekerjaan atau tempat pengabdian dalam keluarga, ternyata dapur adalah laboratorium yang dapat memberi inspirasi termasuk perawatan bagi siapapun yang ingin memanfaatkan.
Ketiga; merawat diri, mempercantik wajah itu adalah fitrah bagi seorang wanita, menyesuaikan kemampuan dan memanfaatkan apa yang ada disekitar kita merupakan praktik baik. Yaknilah hati yang bersyukur maka akan terpancar pada wajah yang menawan.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.