Hidup di zaman modern tidak dapat dipisahkan dengan teknologi, salah satunya memiliki alat komunikasi seperti telepon genggam. Hari ini siapapun dapat memiliki, dengan mudah kita dapatkan, bahkan seorang boleh jadi menyimpan satu, dua, bahkan lebih dari tiga telepon genggam. Hampir kita sepakati bahwa abad 21 adalah dunia dengan ciri manusia bersama telepon genggam yang dalam bahasa teknologi disebut dengan telepon seluler.
Pak Marmuj yang telah menjadi guru sejak abad 20 menceritakan bagaimana manusia dilihat dari sisi kepemilikan telepon genggam. Dalam sebuah perbincangan di meja guru ketika istirahat Pak Marmuj mencoba berbagi pengetahuan setelah mensearch wikipedia tentang telepon genggam atau telepon seluler yang kini lebih dikenal dengan Handphone (HP).
Seperti biasa, Pak Marmuj memulai dengan bertanya pada rekan guru Pak Margu.
Pak Marmuj; Pak Margu HP baru ya?
Pak Margu; ah….ia pak, kemarin kan sudah cair uang sertifikasi.
Pak Marmuj; wah…syukurlah, bapak tahu bahwa ada HP jadul, HP baru beli, ada pula HP yang terus baru ada di toko, semua itu yang penting bisa untuk komunikasi.
Pak Margu; nah…ini dia Pak Marmuj boleh lah cerita sedikit tentang HP.
Pak Marmuj; ok….kita mulai ini saya baru dapat sejarah tentang HP ini.
Telepon genggam atau telepon seluler (disingkat ponsel) ( atau disingkat HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan konvensional saluran tetap, tetapi dapat dibawa ke mana-mana yang mana ini disebut (mudah alih) atau mobile (mudah gerak) dan tidak perlu disambungkan dengan jejaringan telepon menggunakan kabel (komunikasi nirkabel).
Pak Margu; wah bahasanya ilmiah ya pak….
(dalam hati Pak Marmuj saya saya sendiri tidak tahu namanya juga membaca wikipedia dari google).
Pak Marmuj; ok saya lanjutkan ya..
Sejarah penemuan telepon genggam tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon genggam dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah.
Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G yang merupakan telepon genggam pertama. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon genggam pertama dan diperkenalkan kepada publik pada 3 April 1973. Telepon genggam yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram.
Generasi kedua atau 2G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar.
Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Telepon genggam pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital.
Generasi beikutnya disebut juga Third Generation (3G) yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi.
Dalam 3G terdapat 5 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Evolution-Data Optimized (EV-DO), High Speed Packet Access (HSPA), Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) Wideband-CDMA, dan CDMA 2000.
Generasi selanjutnya Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem telepon genggam yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada termasuk Wireless Broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain.
Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja.
Generasi hari ini disebut juga Fifth Generation (5G). 5G adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G.
Pak Margu; wah….berarti HP saya ini sudah masuk generasi kelima ya pak?
Pak Marmuj; sabar-sabar pak. Saya taruskan ya. Itu tadi telepon genggam menurut sejarah dari wikipedia, sekarang telepon genggam menurut guru antar generasi.
Pak Margu; apalagi itu pak?
Pak Marmuj; Pada tahun 2000 an awal hanya ada dua golongan guru menurut tipologi telepon genggam. Yang pertama adalah guru yang tidak memiliki telepon genggam, dan yang kedua guru yang memiliki telepon genggam. Telepon genggap pada waktu itu adalah barang mahal, padahal sebagian rumah gurupun tidak ada telepon kabel.
Pada tahun 2010-an awal sampai pertengahan, ada tiga golongan guru menurut tipologi telepon genggam. Yang pertama guru yang tidak memiliki telepon genggam, yang kedua guru yang memiliki telepon genggam versi 2G, dan yang ketiga guru yang memiliki telepon genggam versi 3G. Catatannya tidak mesti jadi kepala sekolah untuk memiliki telepon yang lebih canggih, yang penting punya uang.
Pada tahun 2020-an awal sampai akhir-akhir ini, hasil perkembangan teknologi, akhirbya telepon genggam memberikan fitur yang lebih banyak dan kaya serta memanjakan, termasuk memanjakan guru.
Ada empat golongan guru menurut tipologi telepon genggam, yang pertama guru yang menggunakan telepon genggam untuk kebutuhan komunikasi, kedua guru yang memiliki telepon genggam untuk kebutuhan kerja, kemudian guru yang memiliki telepon genggam untuk gengsi atau gaya hidup. Dah jelas ya.
Pak Margu; pak yang keempat apa pak?
Pak Marmuj; nah…yang keempat adalah guru yang punya telepon genggap baru tetapi digunakan hanya untuk memanggil dan dipanggil oleh istrinya.
Pak Margu; lho…..yang benar pak…kok gitu.
Pak Marmuj; ya karena telepon genggam jenis itu biasanya dia dibelikan oleh orang lain, padahal dia tidak atau belum membutuhkan.
Pak Margu; ini namanya nyindir say apak….ah. Pak Marmuj….Pak Marmuj…ada-ada saja, memanglah…..
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; teknologi adalah alat yang dapat membantu untuk mempermudah hidup atau mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua; memiliki teknologi seperti telepon genggam gunakan logika sederhana, karena kebutuhan untuk bekerja, meningkatkan efektifitas produksi atau kinerja dan pertimbangan kemampuan pembiayaan.
Ketiga; bijaklah dalam memilih dan menggunakan teknologi telepon genggam, tidak ada yang paling baru apalagi canggih, yang ada adalah kemampuan kita untuk memanfaatkan secara optimal fitur apapun yang dalam telepon genggam yang kita miliki.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.