Family relationship for someone is something very important. Due to this relation, people would have family relation to whom they are connected. The importance of nasab discussion because it relates someone to a lot of matters, such as inheritance, guardian, and equality (kafâ'ah) of husband and wife before marriage. The fiqh scholars and commentators disagree with the meaning of nasab. Many Scholars say that nasab is the relationship between a man and his child related to legal marriage. Hanafiyah states that nasab is the relationship between a man and his child due to genetic relationship. The logical consequence of this difference is in inheritance. Many scholars assert that inheritance is only connected to legitimate family relationship while Hanafiyah tend to say that inheritance is related to blood relation. (M.Jamil, 2016).
Keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan anak, di dalamnya terdapat interaksi dikarenakan ikatan dan memiliki tujuan.
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak disebut keluarga inti, namun ada juga keluarga batih biasanya ada orang lain yakni nenek, kakek, ipar, saudara dan seterusnya.
Interaksi antara suami dan istri bukan sekedar seorang laki-laki dewasa dengan perempuan dewasa, tetapi disana ada penanggungjawab rumah tangga, pengelola dan pengendali serta aturan normatif yang disetujui atau legal atau disebut pernikahan. Jadi jelas interaksi akan menjadi sebuah hubungan bila didasarkan oleh hukum, dan kemudian disepakati untuk satu tujuan yang sama.
Makanya benar bila; hubungan keluarga bagi seseorang merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena adanya hubungan tersebut, maka seseorang akan memiliki hubungan keluarga dengan orang yang disambungnya.
Ketika suami, istri dan anak membangun rumah tangga, maka atas dasar naluriah (dari dalam) mereka melakukan pendidikan, pembinaan dan pengendalian terhadap seluruh anggota keluarga.
Seorang ayah belajar bagaimana ia menjadi ayah lewat perilaku istrinya apakah itu menyayangi, menegur, atau memberi kebaikan. Seorang istri belajar dari suaminya bagaimana ia harus memerankan diri untuk tanggung jawab mengelola pendapatan, menjaga martabat keluarga, dan mendidik anak.
Anak belajar kepada orang tua lewat tauladan yang ditampilkan, lewat figur sebagai tampak dalam kehidupan sehari hari. Makanya pendidikan di rumah tangga itu disebut dengan in-formal maksudnya inheren memang dilakukan atas dasar naluri.
Sampai pada hal tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak, bukan sekadar meneruskan garis keturunan tetapi membawa konsekuensi lain yang lebih besar.
Dalam Islam ini terkait dengan nasab, karena itu; pentingnya pembahasan nasab karena menyangkut banyak hal, seperti masalah warisan, wali, dan persamaan (kafâ'ah) suami istri sebelum menikah.
Menikah bisa saja bercerai, mempunyai anak tidak bisa putus atas alasan biologis, namun atas alasan lain seperti pindah agama mungkin ceritanya berbeda. Para ulama fiqih dan mufassir berbeda pendapat tentang pengertian nasab.
Banyak ulama yang mengatakan bahwa nasab adalah hubungan antara seorang laki-laki dengan anaknya yang berkaitan dengan perkawinan yang sah.
Pembahasan tentang nasab memang tidak dapat ditinjau dari satu aspek saja, perlu masailul fikih yang lebih multidisiplin bahkan kontemporer untuk mendekatinya.
Prof M Jamil memberi penegasan dalam pandangan Hanafiyah menyatakan bahwa nasab adalah hubungan antara seorang laki-laki dengan anaknya yang disebabkan oleh hubungan keturunan bahwa pewarisan berkaitan dengan hubungan darah. Akibat logis dari perbedaan ini adalah dalam hal pewarisan.
Jelas kadang kala hal di atas tidak menjadi persoalan, tetapi sehari-hari kita justru disuguhkan dengan berita bagaimana persoalan warisan mengubah status perkawinan.
Maksudnya, perkawinan menjadi begitu penting ketika kita menyadari bahwa nasab, keturunan, adalah tujuan utama dari pernikahan.
Memang kita perlu mendiskusikan ulang tentang diri sendiri, tentang keluarga kita sendiri, apakah harus bermazhab, atau harus pergi ke notaris tentang status anak kita. Yang pasti hidup ini akan lebih bermakna ketika ada yang meneruskan kebaikan sebagai pertanggungjawaban terhadap Tuhan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.