The research that has been carried out is entitled “Difficulties of Grade 3 Students in Solving Math Story Problems on Flat Shape Material at School” with the background that students at this school have problems with solving math word problems. Among them are students not being able to determine what things they have to do first in solving story problems, the accuracy of matching objects and the ability of students to draw conclusions from the work done by students and relate it to the initial problem to be solved. The results showed that: 1) Students' difficulties in solving word problems at the understanding stage were difficulties in identifying the question keywords, students' difficulties at the planning stage were difficulties in transforming the question sentences into mathematical models, students' difficulties at the plan implementation stage were difficult calculations influenced by the students' ability in multiplication and division as well as mastery of the concept of measurement material, the difficulty of calculating is characterized by calculation errors made by students, the difficulty at the review stage is in the form of difficulty writing concluding sentences, 2) The factors causing the difficulties experienced by students consist of four causal factors namely personal factors of students, factors of giving assistance, factors of mastery of concepts and factors of student perceptions, 3) Efforts that can be made by the teacher to reduce student difficulties, namely identifying problems with difficulties experienced by students, making story questions using communicative language, increasing practice questions stories, implementing cooperative learning, contextual learning, providing individual guidance, providing motivation and rewards and using learning media. (Rustam dkk, 2023).
Hari ini kita sibuk dengan upaya persiapan generasi emas 2045. Berbagai kebijakan seperti kurikulum merdeka, proyek penguatan profil pelajar pancasila, sampai persoalan generasi Z, semuanya tak ada habisnya dibicarakan.
Termasuk tidak dihabiskan untuk anggaran pendidikan meneliti, mengembangkan, serta membuat program-program lanjutan. Bukan hanya guru di sekolah, para birokrat terkait masa depan, sampai orang tuapun turut serta mendengar anaknya sibuk diskusi tentang P5 ini.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam menghadapi masa depan adalah, ia mengenal potensi dirinya untuk dikembangkan sebagai kompetensi, dan juga memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah, khususnya masalah kehidupan sehari-hari. Ini diawali dari keterampilan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Fenomena bahwa banyak siswa belum mampu menentukan hal apa saja yang harus dikerjakan terlebih dahulu dalam menyelesaikan soal cerita, ketepatan dalam mencocokkan benda dan kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan.
Bahkan dari hasil kerja siswa serta mengaitkannya dengan soal awal yang akan diselesaikan, masih ada masalah terkait dengan kesulitan siswa khususnya di kelas awal. Diketahui bahwa dengan latar belakang siswa di sekolah memiliki kendala dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
Di antaranya adalah siswa belum mampu menentukan hal apa saja yang harus dikerjakan terlebih dahulu dalam menyelesaikan soal cerita, ketepatan dalam mencocokkan benda dan kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan dari hasil kerja siswa serta mengaitkannya dengan soal awal yang akan diselesaikan.
Rustam dan kawan-kawan telah melakukan penelitian terkait dengan kemampuan siswa kelas 3 dalam menyelesaikan soal cerita, tahap penyelesaian, dan mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa di Madrasah Ibtidaiyah di Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada tahap pemahaman yaitu kesulitan dalam mengidentifikasi kata kunci soal, kesulitan siswa pada tahap perencanaan yaitu kesulitan dalam mengubah kalimat-kalimat soal menjadi model matematika, kesulitan siswa pada tahap pelaksanaan rencana yaitu sulit melakukan perhitungan yang dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam perkalian dan pembagian serta penguasaan konsep materi pengukuran, kesulitan dalam menghitung ditandai dengan kesalahan perhitungan yang dilakukan siswa, kesulitan pada tahap review yaitu berupa kesulitan menulis kalimat simpulan,
2) Faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa terdiri dari empat faktor penyebab yaitu faktor pribadi siswa, faktor pemberian bantuan, faktor penguasaan konsep dan faktor persepsi siswa.
3) Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kesulitan siswa yaitu mengidentifikasi masalah kesulitan yang dialami siswa, membuat soal cerita dengan menggunakan bahasa yang komunikatif, memperbanyak latihan soal cerita, menerapkan pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, memberikan bimbingan individual, memberikan motivasi dan reward serta menggunakan media pembelajaran.
Tentu tiga kesimpulan di atas, bukanlah gejala atau fakta tunggal dalam kegiatan pendidikan, banyak hal terkait dari sejak guru, anak, sampai kurikulum yang dikembangkan.
Kompetensi guru memang bergerak maju, mereka sudah mulai mengarah pada guru-guru profesional bersertifikat, paling tidak tambahan tunjangan profesi memberi semangat baru untuk mengembangkan pembelajaran.
Sementara itu anak pada saat ini, mereka adalah lahir dari generasi Z, di mana orang tua mereka juga memiliki karakteristik yang menjadi variabel penting.
Bukan tidak banyak orang tua menyerahkan 99,99 persen pendidikannya pada sekolah, alasan sibuk, kerja atau daripada di rumah bahaya pergaulan dan lain sebagainya.
Sampai pada masalah kurikulum bukan korban dari ujicoba kebijakan kurikulum merdeka, tetapi bila benar-benar dipahami, merdeka belajar bagi anak, merdeka mengajar bagi gurunya, juga dapat diiringi dengan merdeka bagi seluruh stakeholders untuk memberi partisipasi termasuk kritik dan perbaikan.
Dengan cara ini mungkin peneliti Rustam MA dan kawan-kawan menggaransi, kita baru boleh berharap generasi emas 2045 akan lahir dari kelas yang semua perangkatnya mendukung dan memberikan keterlibatan penuh. Saya mau mendukung, berarti saya sadar akan generasi emas tahun 2045.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.