Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Cameraman bukan sekadar mengabadikan momen, tetapi ribuan cerita dapat disimpan dan diberikan kepada orang lain. (Zulkifli, 2012).
Kumpulan titik menjadi huruf, susunan huruf menjadi sebuah kata, rangkaian kata dapat membentuk kalimat, kelengkapan kalimat jadilah paragraf, dari beberapa paragraf tersajilah sebuah naskah tulisan.
Sekarang kita balik ke belakang, karya naskah tulisan yang baik dapat menyampaikan gagasan yang cemerlang, dalam sebuah paragraf kita dapat menyampaikan ide yang nyata dan dapat dilakukan.
Satu kalimat dapat mengirimkan satu pesan kepada seseorang atau lebih dan dari satu kata justru bisa membalikkan sebuah kesimpulan, tetapi kita harus menyadari bahwa penggunaan huruf kapital atau tidak bisa saja menggagalkan makna, di sinilah peran tanda baca, apakah titik bisa mengawali sebuah pembahasan atau justru akhir dari sebuah persoalan.
Kamera adalah cara kita membidik titik yang menjadi angle dalam sebuah momen atau kejadian. mendapatkan titik adalah perlu belajar, kursus, atau pelatihan, bahkan memerlukan waktu. Tetapi seorang profesional justru ia mendapatkan keahlian memoto sampai menjadi fotogafer adalah dari pengalaman atau naluri yang mengalahkan apa pun di dunia ini.
Kita masih ingat bagaimana pak Zulkifli walau dengan kamera DL 6 tahun 1990-an produk Fuji Jepang, tetapi dia bisa memberikan pesan bahwa momen penyelesaian studi di fakultas harus dihargai dan dinikmati.
Foto bukan dihargai dari berapa harus dibayar upah dan pengganti kertas cetak, tetapi memberikan sajian momen ada kegiatan ujian, ada pesan menyelesaikan studi adalah hal yang sakral kadang sulit dibaca.
Para penikmat foto memang kadang merasa kesal mengapa satu hari baru datang hasil cetak, tetapi ia menjadi lega karena momen yang diabadikan tersimpan dalam dokumen yang dapat dibagi kepada semua orang, semua waktu.
Hari ini bentangan alam tersaji dalam luasnya pandangan, saat ini beribu momen terjadwal pada kegiatan akademik atau perkuliahan, mungkin saja ujian, apalagi istimewa wisuda, namun satu angle foto adalah luar biasa bila dapat kita simpan menjadi kenangan. Intinya dapat kita bagi pada siapa saja yang mampu menikmati perpaduan antara alam, momen dan kenangan.
Pendidik inspiratif tidak berdiri sendiri melewatkan setiap kejadian ada makna pembelajaran. Menyimpan kenangan dengan papan tulis sekalipun adalah hal indah yang penuh arti, apalagi momen bersama siswanya setiap detik adalah bermakna untuk pesan pendidikan. Jadi mengapa kita mesti menyia-nyiakan setiap kejadian tanpa arah dan penyesalan, semua sesungguhnya telah direkam oleh yang maha perekam, kita tinggal mendapatkan sesuai dengan kebutuhan.
Berbuatlah, abadikanlah, dan kemudian berbagilah. Sesungguhnya pendidik memang bertugas berbuat untuk peserta didik untuk generasi demi masa depan. Dan senyatanya guru adalah sedang mengabdikan semua jejak pendidikan dalam sejarah umat manusia, bila ia melakukan dengan baik, maka masa depan akan punya harapan. Kemudian berbagilah dengan siapa saja, pada orang tua anak, pada kepala sekolah kepada seluruh masyarakat, sehingga setiap momen di sekolah menjadi tanggung jawab bersama, untuk kehidupan yang lebih baik.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.