Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Kedudukan sanad dalam suatu Hadits adalah sangat penting sekali, sehingga para ulama Hadis tidak akan menerima sebuah berita yang dinyatakan sebagai Hadits apabila tidak ada sanadnya. (Yuslem, 2019:4).
Siapa mengabarkan apa, bukan siapa harus dipercaya, tetapi kabar yang diberikan apakah benar dari seseorang yang dipercaya. Sungguh kabar dapat jadi berita dan diterima sebagai sumber ilmu pengetahuan bila dapat dipertanggungjawabkan dari siapa kabar tersebut, dan bagaimana sampai kepada kita.
Ilmu tentang hadits mempelajari, menerapkan sampai pada menjadikan pengabaran sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, historical dan bahkan dokumental. Lahirnya ilmu tentang sanad tiada lain adalah memberi bantuan kepada kita bahwa penelusuran tentang rangkaian tak terputus siapa siapa menyampaikan kabar.
Secara ilmiah penelusuran tentang hadits memang harus memastikan isi kabar (matan), siapa menyampaikan (rawi), dan bagaimana urutan dari penyampai dari sumber asal berita sampai kepada kita yang menerima berita (sanad). Tidak ada yang lebih penting dari ketiganya, semua memiliki peran penting untuk sebuah kepastian berita, baru dapat kita gunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Secara historical, maka seseorang yang hidup di zaman di mana kejadian diberitakan, keadaan dijadikan alasan, serta kontekstual menjadi asbab sebuah berita. Keseluruhan hal tersebut di atas merupakan bagian penting sehingga sebuah berita dapat diterima dengan pasti. Dari sini lahirlah pemikiran tidak ada kejadian tunggul yang ada pasti berkaitan dengan siapa, di mana, kapan dan mengapa itu terjadi, fakta fakta historis akan membantu mengungkap semua.
Semua harus tercatat, tertulis dan terdokumen dengan baik. Ketiga rangkaian kegiatan ini penting, mencatat fenomena dari fakta, fakta tentu berlandaskan data, dan data juga berdasarkan angka. Hanya saja menulis sesuai dengan perkemabangan ilmu pengetahuan ada yang ditulis di atas kertas, atau di atas daun, atau di thut keyboar computer ini menjadi penting untuk melihat akurasi dari tulisan. Selagi semua hal dapat dipertanggungjawabkan maka itu semua dapat diarsipkan sebagai sebuah dokumen untuk dipelajari nanti, dikembangkan dan didayagunakan sebagai berita yang benar.
Para pendidik selalu menggunakan berita sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, maka kebenaran berita itu penting, penelusuran terhadap sumber berita itu lebih utama, terlebih dengan menyebutkan siapa yang memberitakan.
Pendidik inspiratif menyadari, bahwa kemampuan dan keberhasilannya dalam mengembangkan pendidikan pasti ada campur tangan orang lain, tiada lain orang terdahulu atau guru guru sebelumnya. Tiada ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan sampai diketahui dari mana sumber ilmu tersebut, bila kita tidak mengakui atau kesulitan menemukan sumber keilmuan kita, maka pengakuan profesi justru dipertanyakan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.