Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Ushul Fiqih mempunyai peranan yang sangat penting di dalam ilmu syar`i, karena hukum syar`i hanya sebagian mengatur permasalahan secara pokok-pokoknya dan tidak secara mendetail. Hal ini karena hukum syar`i berlaku sampai akhir zaman, sedangkan di dalam kehidupan manusia selalu terjadi perubahan sosial, sehingga selalu muncul pesoalan-pesoalan baru di dalam masyarakat. (Abu Bakar M Luddin, 1988).
Apa hidup beragama, ternyata hanya tiga hal yakni; beriman, berislam dan berikhsan. Apa itu beriman? jawabannya ada enam hal yakni; beriman kepada Allah, kepada malaikat, kepada Kitab, kepada Rasul, kepada hari kiamat, dan qadha dan qadar.
Apa itu Islam? Jawabannya ada lima hal, yakni; mengucapkan duakalimatsyahadat, shalat lima waktu, puasa pada bulan ramdhan, berzakat, dan berhaji bagi yang mampu. Kemudian apa itu ikhsan? Jawabannya ada dua, kamu berserah diri kepada Allah berbuat kepada sesama manusia, tidak mengganggu orang lain, makhluk lain, dan merusak alam semesta.
Dari satu pertanyaan ada tiga jawaban, dan kemudian dijabarkan menjadi 13 bagian kecil. Mengapa ini penting, karena simpul-simpul pengetahuan itu perlu, kunci dari berbagai persoalan itu penting, dan itulah cara kita mengerti, memahami dan mengembangkan ilmu dalam agama Islam.
Pengetahuan pokok adalah hal utama, penjabaran beserta contoh kemudian update dengan keadaan hari ini itu menjadi kaya. Bila pendidik inspiratif ingin mengembangkan keilmuan dalam Islam paling tidak ada tiga bidang utama yang harus dikuasai yakni;
-Filsafat, adalah ilmu yang mendalami apa, bagaimana dan untuk apa tentang pengetahuan agama, ilmu, dan seni. Cara berfikir filsafat yang radikal, sistematis dan universal akan menghantarkan pendidik memahami hakikat pendidikan dengan baik.
-Sosiologi, adalah ilmu yang menghantarkan kita mengembangkan jaringan terhadap berbagai hal, Masyarakat, globalisasi, kekinian. Dengan sosiologi seorang pendidik dapat mengerti berbagai masalah yang kita hadapi, serta solusi yang mungkin ditawarkan.
-Psikologi, adalah ilmu tentang penguasaan diri, mengenal potensi, memahami bakat dan menunjukkan kemampuan terhadap berbagai hal. Pendidik dapat mengerti dirinya, sebelum mengenal siswa, karena dengan itu ia dapat mengendalikan emosi, menguatkan interaksi serta mengembangkan pembelajaran dengan berbagai solusi.
Pendidik inspiratif sekali lagi, bukan mesti belajar mengetahui segala-galanya, tetapi justru mengerti kunci mana yang harus dimiliki. Dengan itu pula ia percaya diri, bahwa mendidik adalah memberi solusi terhadap alih generasi kepada masa depan yang lebih baik.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.