Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Karena pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan guru, seperti halnya dengan konsep mengajar atau transfer pengetahuan, tetapi lebih dari pada itu. Yaitu mampu juga membelajarkan siswa dengan transfer nilai. Sehingga pembelajaran mencakup semua kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang dihasilkan oleh bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Bahkan saat ini berkembang pembelajaran dengan pemanfaatan berbagai program komputer untuk pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah e-learning. (Abdul Halim Nasution, 2021).
Hari ini kata belajar telah tereduksi dengan berbagai persepsi, termasuk pengaruh teknologi. Bila dulu belajar adalah aktivitas yang tampak dengan menghafal, atau belajar dengan mempraktikkan satu keterampilan, atau bahkan belajar dengan mengamati, tetapi kini belajar sangat kompleks. Belajar sebagai sebuah kegiatan memiliki berbagai dimensi yakni aktivitas yang terencana, tertata dan terukur.
Berbagai kajian tentang belajar memang terus berkembang, merencanakan belajar melahirkan ilmu perencanaan pembelajaran dengan berbagai pembahasan dari sejak analisis kurikulum, pengembangan perangkat pembelajaran, analisis peserta didik, perumusan kompetensi atau capaian pembelajaran dan seterusnya. Selalu kita dengar kata orang bijak dalam hal ini; berhasil merencanakan belajar berarti belajar merencanakan keberhasilan, gagal merencanakan belajar berarti belajar merencanakan kegagalan.
Menata belajar itu penting, karena mengorkestra seluruh komponen perlu ilmu dan keterampilan, di sinilah pendidik bukan hanya wawasan, tetapi pengalaman adalah hal penting. Menghadapi peserta didik yang berpotensi itu mudah, tetapi melayani peserta didik yang sulit mengembangkan potensi itu adalah tantangan. Kata bijak dalam hal ini kita selalu diingatkan dengan; tidak ada murid yang bodoh yang ada adalah murid belum jumpa guru yang tepat.
Membuat ukuran keberhasilan dalam pendidikan itu sangat penting, karena dengan ukuran yang tepat, dan cara yang baik akan memberi ruang bagi pendidik dan peserta didik bersama berubah kepada yang lebih baik. Memang ilmu evaluasi itu penting bagi guru, tetapi harus disadari bahwa lahirnya evaluasi adalah pengembangan dari psikologi pendidikan yang menceritakan tentang perlu pengukuran atas perubahan pada peserta didik.
Kata bijak dalam hal ini adalah; setiap sesuatu harus diukur dengan alat yang terukur, tidak ada ukuran yang tepat, yang ada adalah ketepatan mengukur itulah ukuran yang tepat.
Pendidik inspiratif adalah mengerti tentang merencanakan, menata dan mengukur satu kegiatan belajar. Memang ini sangat mekanistik, tetapi dibalik itu semua makna pendidikan adalah bagaimana memberikan layanan terbaik untuk pengembangan potensi peserta didik.
Akhirnya apa pun teknologi yang membantu pendidikan keberhasilannya tergantung pada niat yang ikhlas dan kebaikan pendidiknya.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.