Penelitian tentang konseling terhadap pembinaan mental prajurit Kodam I/Bukit Barisan ditemukan bahwa; 1) konseling mampu membentuk disiplin prajurit dalam melaksanakan tugas, 2) membentuk keluarga yang harmonis, dan 3) meminimalisir terjadinya pelanggaran kode etik lainnya. (Fahmi 2021:154).
Pekerjaan penuh dengan tugas dan tanggungjawab lebih dari itu risiko dari sebuah kegiatan. Tugas dapat ditetapkan sesuai dengan tupoksi, tetapi pada saat tertentu dapat saja berlebih karena tuntutan organisasi atau perusahaan.
Tugas yang berlebih atau beban yang berat selalu dialami oleh pekerja. Begitu juga dengan tanggung jawab, sekecil apapun hal yang dilakukan dalam satu organisasi maka harus diterima, karena besarnya tanggungjawab kadang kala menjadi seseorang lebih tertantang untuk berani melakukan hal-hal di luar nalar.
Inilah risiko sebagai sebuah pilihan, maka semakin tinggi satu jabatan dalam pekerjaan, maka semakin besar ia berperan mengambil risiko, tentu seimbang dengan imbalan yang ia terima.
Dunia pekerjaan, di organisasi, perusahaan sama halnya di Kodam I Bukit Barisan sebagai sebuah institusi memiliki karakteristik yang sama. Para prajurit sebagai bagian dari institusi tentulah memiliki tugas, tanggungjawab dan resiko, siapapun itu dari jabatan paling tinggi sampai paling rendah.
Tinggal ritme, volume atau menu yang berbeda antara satu dengan lainnya terkait dengan tugas, tanggung jawab dan risiko sepanjang tahun yang mereka alami.
Dunia pekerjaan begitu progresif, masalah hari ini belum tentu sama dengan hari kemarin apalagi hari esok. Sama halnya, penyelesaian masalah pada masa lalu, tidak selamanya menjadi teori yang dapat digunakan untuk menyelesaikan hari ini apalagi hari esok.
Profesor Syaiful Akhyar pernah menyatakan, semakin modern satu kota maka semakin laris dokter jiwa.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa berbagai problematika yang dihadapi oleh masyarakat kota dan modern sangatlah kompleks, dan tidak bisa diatasi sendiri, termasuk para pekerja dalam berbagai instansi.
Di sinilah seorang Syawal Fahmi setelah melakukan penelitian, dan mengembangkan berbagai teori dan pendekatan, akhirnya mencoba memberikan solusi bahwa prajurit dapat saja bekerja dengan nyaman bila didukung oleh banyak hal yakni; kenyamanan dalam bertugas lewat kedisiplinan, kenyamanan dalam keluarga lewat komunikasi, serta kenyamanan dalam berkarier lewat taat kode etik.
Ketiga hal ini langsung menjadi rekomendasi dari sebuah disertasi, jadi bukan saja teori yang memperkaya khazanah intelektual, tetapi praktis dapat dilakukan oleh masyarakat, khususnya prajurit di Kodam I/Bukit Barisan.
Pekerjaan, dunia modern, institusi ketiganya terus bergumul dengan derunya persoalan kehidupan, tidak ada yang berhenti tetapi terus progresif. Masalah satu dapat diselesaikan, tetapi masalah berikutnya muncul bahkan dapat saja lebih banyak dari sebelumnya.
Pekerjaan mengalami perubahan di era milenial, dunia modern terus beradaptasi dengan tuntutan teknologi, dan institusi akan terus bertahan bila ia merubah atau menjadi bagian dari perkembangan zaman.
Justru seorang Syawal Fahmi sekali memberi solusi pada siapa yang ada di dalamnya perlu konseling intensif sebagai sebuah jawaban atas apa yang terjadi hari ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.