The aims of this study are to determine the improvement of critical thinking skills mathematical and metacognition of students who are taught with problem solving approach and the correlation between mathematical critical thinking and metacognition of students. This research is an experimental research with pretest-posttest control group design. The sample this research is the students of class VIII_2 and VIII_3 in SMP Negeri 1 Banda Aceh. Collecting data technique are test and nontest. Data were analyzed using t-test and correlation test. The result of the research shows 1) the critical thinking ability of the students who get the learning through problem solving approach is better than the students who get the conventional learning, 2) Metacognition of students who get the learning by using problem solving approach is better than the students who get the conventional learning, 3) a positive and significant relationship between students' metacognition and critical thinking skills. (Muhammad Ikhsan, 2017).
Perjalanan hidup setiap orang berbeda satu dengan lainnya, ada yang mengalami kehidupan secara linier terkesan biasa saja, ada pula yang mengalami lonjakan sangat drastis seakan mendapat durian runtuh.
Namun demikian ada pula sebagian orang yang mengalami masalah seakan hidup ini adalah beban pada dirinya, dan bila ia ingin bertahan harus mampu menghadapi, mengatasi bahkan memecahkan masalah. Sungguh ragam dan kompleks warna kehidupan bila dilihat dari sedikit orang apalagi banyak orang di sekitar kita.
Dalam hal membekali kemampuan seseorang untuk mengarungi kehidupan ini, maka pendidikan adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan secara terencana, sistematis dan bertanggungjawab.
Terencana maksudnya dapat direncanakan sedemikian rupa apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat mengarungi kehidupan di masa depan.
Sistematis artinya ada aturan mana yang harus dipelajari, mana yang harus didahulukan atau diprioritaskan dan mana pula yang harus fokus sebagai bahan renungan.
Bertanggungjawab maksudnya terdapat kesadaran semua pihak apakah orang tua, masyarakat terlebih pemerintah terhadap kelangsungan pendidikan anak, bahkan generasi untuk masa yang akan datang.
Muhammad Ikhsan yang konsen terhadap penyiapan generasi muda tentang kemampuan untuk menghadapi masa depan melakukan penelitian yang sangat baik.
Menurut beliau kemampuan harus selalu terkait dengan anatomi cara berfikir seseorang khususnya pada siswa sekolah.
Dalam sebuah penelitian Muhammad Ikhsan memberi kesimpulan bahwa; (1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan melalui pendekatan problem solving lebih baik daripada siswa yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional, (2) Peningkatan metakognisi siswa yang diajarkan melalui pendekatan problem solving lebih baik daripada siswa yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional, (3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara metakognisi siswa dengan kemampuan berpikir kritis matematis.
Kita benar-benar disadarkan bahwa sejak dini anak usia sekolah sudah harus dihadapkan pada kenyataan hidup yang dikemas dalam mata pelajaran atau metodologi pembelajaran.
Problem solving bukan hanya strategi pemecahan masalah ketika bekerja, atau hidup di tengah masyarakat, tetapi satu keterampilan yang harus dibiasakan sejak dini.
Untuk itulah maka kemampuan pendidik memberikan keterampilan memecahkan masalah perlu mendapat perhatian serius yang diawali dari sejak kesiapan mengajar, keahlian mengembangkan materi, sampai pada ketepatan mengukur keberhasilan.
Secara spesifik memang penelitian ini hanya terbatas pada materi persamaan linear dua variabel, namun demikian ada tantangan pada peneliti lainnya untuk mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan problem solving pada kemampuan matematis lainnya dan materi-materi lain yang sesuai.
Selanjutnya kita diajak diskusi oleh Muhammad Ikhsan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan problem solving kemungkinan terdapat kendala-kendala pada awal pembelajaran sehingga perlu adanya antisipasi dari guru dan siswa perlu dilatih menjawab masalah-masalah matematika.
Tetapi pada bagian akhir penelitian beliau menegaskan bahwa penelitian tentang metakognisi siswa belum maksimal dilakukan oleh peneliti dan memiliki waktu yang terbatas yaitu hanya lima kali pertemuan.
Oleh karena itu sangat perlu dilakukan penelitian tentang metakognisi siswa dalam kurun waktu yang lebih lama untuk melihat proses dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan metakognisi siswa.
Sungguh hidup ini penuh dengan kompleks, maka jadikanlah ini sebagai tantangan untuk merumuskan, mengembangkan bahkan mengendalikannya menjadi bagian dari pembelajaran.
Tidak ada manusia yang tidak mengalami masalah, yang ada adalah bagaimana kita mempersepsi masalah sebagai bagian dari keahlian dalam menghadapi kehidupan.
Bila kita sadari sejak belajar di bangku sekolah, maka masalah itu bukanlah hal yang menjadi beban kehidupan, tetapi fenomena yang sangat inspiratif bagi siapa saja yang ingin menikmati.
Durian runtuh akan menjadi berkah bagi orang yang memang mau dan mampu memahami dan menikmati apapun yang ada dihadapan dirinya.
Kita setuju berkolaborasi membangun negeri lewat pendidikan kita bersinergi.