Kenakalan remaja dapat dipengaruhi melalui media dan teknologi informasi. Industri teknologi tidak dapat disangkal lagi karena sebagian besar targetnya adalah remaja, terlepas dari lingkaran atau kelompok mana pun. Semua remaja seperti pemuda masjid dan pemuda gereja yang penggunakan insidental dan pengguna media teknologi informasi termasuk internet, diperlukan counter dari internal dan eksternal remaja ini karena informasi yang datang melalui media informasi dan teknologi begitu cepat, termasuk pemahaman radikal. (Dahlia Lubis, 2020).
Apakah anda tahu siapa itu seorang remaja, atau anda orang tua yang memiliki anak remaja, atau bisa saja anda sekarang adalah seorang kakak yang memiliki adik seorang remaja, mungkin-mungkin saja anda sendiri adalah seorang remaja.
Sungguh remaja itu sangat menarik untuk diperbincangkan bahkan sampai-sampai orang yang tidak sedang remaja pun senang, dan konsen untuk menceritakan tentang kehidupan remaja.
Dalam tinjauan biologis, remaja itu adalah manusia yang sedang berusia antara 11 tahun sampai 19 tahun, di dalamnya terdapat tiga katagori tinjuan psikologis yakni remaja awal 11 sd 14 tahun remaja menengah 15 sd 17 tahun dan remaja akhir 18 sampai 19 tahun.
Kategorisasi tersebut tentu berdasarkan berbagai hal baik kecenderungan sifat dan sikapnya secara psikologis, maupun perubahan pada fisiknya secara biologis.
Sungguh remaja memang menarik untuk diperbincangkan. Salah satu ciri remaja adalah mereka senang bereksplorasi, berpetualang, mencoba apa saja yang mungkin dilakukan.
Maka bukan tidak banyak remaja memiliki komunitas lebih dari yang kita bayangkan, lintas kelas di sekolah, lintas budaya, bahkan lintas genre. Walaupun biasanya juga ada satu atau dua komunitas atau group yang mereka secara intens selalu dijaga atau tempat bersama semisal nongkrong.
Dalam perkembangan yang sedang terjadi remaja adalah generasi yang lahri pada zaman teknologi, bahkan mereka menyebut dirinyalah tuan rumah era hari ini atau disebut dengan Gen-Z.
Bayangkan bila mindsetnya sebagai tuan rumah, maka ia yang mengendalikan siapa yang mengatur rumah tangga, siapa pula yang membuat peraturan, dan bagaimana memberlakukan tamu yang bukan anggota rumah tangga.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Profesor Dahlia Lubis, menjelaskan terdapat gambaran realitas empiris di balik fenomena secara mendalam, terperinci dan menyeluruh tentang remaja ini.
Menurut beliau dalam pendekatan psikologis terlihat bahaya radikalisme terhadap moralitas remaja melalui teknologi informasi (media sosial).Tentang radikalisme yang menyusup ke dunia remaja, maka harus diketahui beberapa hal penting, yakni;
Pertama; perkembangan teknologi yang semakin canggih, tren penggunaan media sosial telah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk menyebarkan pemahaman mereka yang dapat mengancam ideologi Pancasila sebagai negara kesatuan Republik Indonesia.
Kedua, kenakalan remaja dapat dipengaruhi melalui media dan teknologi informasi. Industri teknologi tidak dapat disangkal lagi karena sebagian besar targetnya adalah remaja, terlepas dari lingkaran atau kelompok mana pun.
Ketiga, semua remaja baik mereka yang tergabung dalam komunitas pemuda masjid dan pemuda gereja yang pengguna insidental dan pengguna media teknologi informasi termasuk internet.
Untuk itu, diperlukan counter dari internal dan eksternal remaja ini karena informasi yang datang melalui media informasi dan teknologi begitu cepat, termasuk pemahaman radikal.
Prof Dahlia sekali lagi menyadarkan kita, apakah hari ini kita sedang memiliki anak remaja, maka perlu khawatir, berilah bimbingan dan pengawasan terhadap pergaulan mereka.
Mungkin saja anda hari ini adalah memiliki adik seorang remaja, temanilah mereka agar menjadikan komunitas untuk hal baik dan kurangi hal yang tidak bermanfaat.
Dan bila anda sendiri adalah seorang remaja, jadikanlah teknologi, informasi dan komunikasi sebagai media untuk mengasah pengetahuan, menambah wawasan, namun dalam kendali diri.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kehidupan remaja ini, memang inilah sebaiknya pandangan optimis kita. Saya sangat khawatir terhadap anak remaja hari ini, maka lakukanlah mulai dari keluarga kita sendiri, lingkungan kita, dan boleh jadi seluruh peralatan gadget yang terdaftar atas nama akun kita.
Dengan itu, tak peduli usia berapapun anda, maka kita pun sebenarnya adalah tuan rumah bagi generasi Z ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.