Terdapat hubungan yang signifikan dan positif di antara komunikasi antarpersonil pimpinan-bawahan dengan kepuasan kerja para pegawai. Hal itu bermakna bahwa semakin baik komunikasi antarpersonil pimpinan-bawahan, maka para pegawai juga akan semakin puas dengan apa yang mereka kerjakan. (Syukur Kholil, 2016).
Seseorang yang bekerja dalam satu unit atau lembaga atau organisasi, maka ia harus memahami sedang berada dalam satu sistem. Sistem itu sendiri memiliki supra sistem yakni atasan yang lebih luas, dan sub sistem yakni bawahan yang lebih kecil bahkan beside sistem yang ada di sebelahnya.
Berpikir sistem akan memberikan gambaran bagaimana kita harus duduk dalam posisi yang sebenarnya, dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan orang lain di luar sistem.
Hubungan inilah yang disebut dengan komunikasi yakni melakukan hubungan antar sistem karena membawa seluruh identitas posisi yang sedang kita jalani.
Komunikasi itu penting, paling tidak ada empat elemen penting komunikasi organisasi dalam pandangan sistem.
Pertama; sistem cara atasan melakukan komunikasi. Pucuk pimpinan adalah orang yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap kendali organisasi, dari sejak perencanaan, pengelolaan, pengendalian sampai evaluasi dan ukuran keberhasilan pada dirinya terletak nilai. Komunikasi kepada seluruh bawahan akan efektif bila dilakukan sedikit bicara banyak berbuat, namun yang lebih utama keteladanan adalah hal tak terbantahkan.
Kedua; sistem cara pimpinan menengah melakukan komunikasi. Seorang pegawai kantoran pernah menyatakan hal dari praktik baiknya yakni; sebagai seorang staf menengah di kantor kita harus royal ke bawah dan loyal ke atas. Menerjemahkan petunjuk dan arahan pimpinan itu adalah hal utama, namun kondisi di lapangan bagaimana mengakomodir aspirasi adalah realistis.
Ketiga; sistem cara bawahan melakukan komunikasi. Istilah staf kandas, tidak ada lagi orang yang dibawah, yang ada adalah benda, barang, pekerjaan, namun semua itu adalah bagian dari pekerjaan. Apakah yang kita lakukan telah sesuai dengan perintah atasan, maka komunikasi yang penting adalah tunjukkan bahwa kita telah bekerja sesuai dengan aturan, prosedur bukan semata untuk menyenangkan seseorang apalagi pimpinan. Tidak perlu bertanya apakah membantah, jawablah semua aturan dengan menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.
Keempat, sistem cara komunikasi dengan pihak lain. Yang terbaik adalah diri sendiri, unit sendiri, lembaga atau organisasi sendiri. Tidak ada alasan untuk memuji orang lain, maksudnya naif bila kita menjelekkan keburukan organisasi sendiri, apalagi lembaga sendiri, terlebih unit sendiri, dan termasuk diri sendiri. Bila ada keburukan simpan dan evaluasi ke dalam, bila ada kebaikan sampaikan ke luar di sana ada persepsi yang membangun kebanggaan.
Prof Syukur Kholil, pakar komunikasi Islam kita memberikan pelajaran yang sangat bermakna, bahwa komunikasi di dalam itu harus dibenahi dan kemudian dijadikan modal dasar untuk membangun organisasi.
Sungguh inilah pelajaran yang sangat bermakna, karena dari komunikasi kita mengenal orang lain, dengan sistem kita mengetahui dunia lain, akhirnya semua akan baik-baik saja bila kita sadar bekerja dalam sebuah sistem yang niatnya mencari keberkahan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.