A cognitive model as a metaphor based on observations and on inferences drawn form observations that describes the detection, storage, and use of information. (Robert L.Solso, 15).
Ilmu jiwa dianggap aneh, karena obyek yang abstrak sulit ditebak, dan uniknya justru penting untuk hubungan antar manusia. Ilmu jiwa atau psikologi menjadi tantangan sendiri bagi ilmuwan bagiamana mengonstruksikan obyek, metodologi dan sistematika.
Sampailah pada laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman akhirnya psikologi mendapat tempat sebagai ilmu yang berdiri sendiri sejak 1879. Dari sinilah kemudian lahir ilmu-ilmu lain, baik menjadi parental primer maupun kolaborasi parental sekunder.
Robert L Solso dikenal dengan penelitian beliau terkait kognitif dalam aspek psikologi. Menurut pengamatannya, model kognitif sebagai metafora didasarkan pada pengamatan dan kesimpulan diambil dari pengamatan yang menggambarkan deteksi, penyimpanan, dan penggunaan informasi.
Dalam perspektif beliau sedikitnya ada tiga hal penting yang menjadi kajian dalam psikologi kognitif yakni;
1. Persepsi dan perhatian, menurut Robert L. Solso bahwa apabila kita mempelajari bagaimana memproses informasi sensorik dan bagaimana perhatian dapat mempengaruhi persepsi kita. Jadi jelas persepsi sebagai hasil respon terhadap perhatian awal pada satu obyek menjadi penting karena akan mempengaruhi sikap dan tindakan berikutnya. Turunan dari kegiatan ini akan melahirkan apa yang disebut dasar-dasar komunikasi. Bayangkan hari ini ilmu teknologi informasi dan komunikasi begitu sentral dalam memberikan kontribusinya terhadap berbagai kegiatan manusia.
2. Memori, selanjutnya menurut Robert L. Solso dalam penelitian beliau didapatkan bahwa ketika kita menyimpan dan mengambil informasi dari memori, sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja memori. Berbagai teori tentang memori ini yang kemudian dijadikan dasar-dasar ilmu komputer khususnya untuk membangun penyimpanan data.
3. Bahasa, sampai pada kesimpulan Robert L. Solso ketika mempelajari tentang bagaimana kita memproses bahasa. Hal ini penting karena terkait dengan aspek-aspek seperti sintaksis, semantik, dan pragmatik. Keterampilan tentang bahasa harus diawali dengan baik, pada umur anak harus diberi perhatian serius karena akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan berikutnya.
Psikologi kognitif begitu berperan dan memberikan andil besar terhadap perkembangan psikologi pada umumnya. Kontribusi psikologi kognitif hadir mengisi ruang kelemahan dari psikologi beharviorisme, maka para ahli menyebut bahwa psikologi kognitif adalah psikologi mazhab kedua.
Inilah perkembangan psikologi yang berbasis pada penelitian tentang otak, tentang kemampuan berpikir sebagai sebuah gejala namun dapat diamati, diteliti dengan metodologi yang ilmiah.
Akhirnya memberi pengaruh terhadap berbagai perkembangan ilmu pengetahuan terlebih dalam pendidikan, komunikasi bahkan desain pembelajaran.
Deep learning sebagai sebuah pendekatan pembelajaran adalah salah satu dari turunan atau berparental terhadap psikologi kognitif.
Pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna dan menyenangkan menjadi tampilan bagaimana deep learning sebagai alternatif untuk mengembangkan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di kelas, di sekolah bahkan di masyarakat.
Intinya adalah bagimana belajar itu memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari, sekecil apapun materi dan metodologi pasti ada hubungannya apakah itu langsung maupun tidak langsung.
Dari sinilah kita memberi apresiasi terhadap deep learning yang dikembangkan berbasis psikologi untuk menjawab dan membekali generasi emas 2045.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.