Penguatan informasi di dalam ingatan atau dapat juga disebut aktivitas mengingat-ingat kembali apa yang baru saja diterima oleh pikiran (reheasal) memiliki dua fungsi: (1) untuk memelihara atau mempertahankan informasi di dalam ingatan jangka pendek, dan (2) untuk memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka panjang. (Suharnan, 2005:69).
Satu ketika kita berjalan ke satu tempat yang belum pernah kita datangi, tempat wisata tersebut terasa jauh, di sepanjang perjalanan kita mendapati satu daerah, kemudian lanjut ke daerah lain.
Begitulah terus bersambung-sambung menjadi ingatan kita hal tersebut belum kita pahami sebagai sebuah perjalanan, karena yang ada ada jauh sekali untuk mencapai tempat wisata ini.
Apa yang terjadi ketika kita pulang, terasa cepat sekali, bukan hanya tempat yang dilewati, padahal sungai jembatan sama halnya ketika pergi, namun dengan arah yang berbeda.
Ini adalah keadaan di mana kita yang kedua kalinya mengalami atau mengulangi ingatan, dan akhirnya sudah bertambah isi memori yang ada di kepala kita tentang tempat wisata yang kita tuju. Dalam psikologi sangat sederhana, membuat kesan itu memang sulit apalagi dibandingkan dengan mengulang kesan.
Menjelajahi obyek baru, untuk mendapatkan pengetahuan baru memang memerlukan persiapan bahkan dengan sengaja harus dilakukan. Persiapan itu di antaranya adalah;
Pertama, kita harus menyadari akan membuat kesan baru atau pengetahuan baru lewat pengalaman atau petualangan.
Kedua, kita sebaiknya mengumpulkan informasi sebelumnya atau informasi lain terkait dengan apa yang akan kita perlukan.
Ketiga, jalanilah dengan senang hati, karena belajar tanpa beban akan mendapatkan informasi lebih baik, bukan karena target apalagi dihantui oleh ujian.
Keempat, boleh dicatat, atau diingat kaitkan pengalaman dengan pengalaman sebelumnya atau dengan pengetahuan kita selama ini.
Setelah persiapan dilakukan maka jalanilah dengan baik, alami, dan mudah-mudahan kita akan mendapatkan pengetahuan dari pengalaman yang memang kita rencanakan.
Bagian berikutnya adalah mengulang pengalaman untuk memperkuat pengetahuan yang ada pada diri kita.
Caranya adalah;
Pertama simpan pengetahuan sebelumnya apakah dalam bentuk simbol, narasi atau cerita.
Kedua, tidak mesti dihafal luar kepala untuk menjadikan pengalaman agar tertanam dalam memori kita, tetapi lebih baik gunakan ketika ia dibutuhkan.
Ketiga, selalulah mengulang-ulang pengalaman tersebut, bila perlu jadikan pengalaman ini untuk membentuk pengalaman baru.
Keempat, jangan cemas ketika ada hal baru kita mungkin saja sedikit melupakan, atau hilangnya memory pengalaman lama akibat tertimpa atau pelapukan. Anggap wajar-wajar saja.
Bagian akhir adalah ketika pada saat lain, mungkin esok, lusa dan mungkin saja sampai beberapa waktu yang jauh ke depan, kita akan memerlukan pengalaman yang pernah kita buat.
Di saat itulah biasanya kita akan menggunakan memori pengalaman lalu menjadi bagian penting dihadirkan, dan itu akan mengalir begitu saja, apalagi ada kata kunci, klu, atau simbol atau juga “jembatan keledai” dalam istilah psikologi.
Nah, marilah kita buat pengalaman sebanyak mungkin, mari belajar seperti berwisata ke tempat yang indah dan menyenangkan, mungkin memang menjadi asyik ketika belajar dikembangkan dengan mempertimbangkan memelihara atau mempertahankan informasi di dalam ingatan jangka pendek. Contohnya tanya pengalaman peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
Begitu juga akan menyenangkan bila belajar dengan cara memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka panjang. Caranya selalulah menjadikan pengalaman adalah guru terbaik, rajin mencatat ternyata cara jitu untuk mendapatkan pengetahuan yang sempurna.
Selalulah pergi jalan jalan ke tempat wisata, biarlah terasa jauh ketika kebsana, namun terasa enak karena mengarah ke jalan pulang kembali ke rumah.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.