Penemuan ilmu dan pengetahuan boleh jadi bersifat tidak sengaja namun pada sebuah penelitian ilmu didapatkan dengan tujuan dilakukan dengan sengaja bahkan sistematis. Penemuan ilmu dan pengetahuan di dalam penelitian mengikuti karakteristik antara lain:
1. Berfungsi menjawab permasalahan tertentu
2. Dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu
3. Melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data (fakta dan opini). (Sukiati, 2016:29).
Apa saja yang kita lakukan ada yang disadari atau ada pula yang tidak disadari, bahkan yang disadari pun kadang kala itu bukan atas kendali pikiran kita, apalagi perasaan bahkan mungkin saja semuanya.
Artinya kita memang kadang kala menyadari bahwa diri kita tidak selamanya mampu mengendalikan apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, termasuk apa saja yang kita lakukan.
Pikirkan yang kita sadari, dapat dipelajari, bagaimana kita memulai untuk memikirkan, apa saja yang akan kita pikirkan, bahkan kita dapat memilih obyek yang harus dipikirkan atau ditinggalkan. Sesungguhnya kemerdekaan kita untuk melakukan pemilihan diawali dari adanya kesadaran bahwa saya boleh melakukan atau tidak.
Belajar berpikir secara formal adalah mengikuti kegiatan pendidikan, karena memang pendidikan itu salah satunya adalah cara memberi bimbingan kepada orang lain cara berpikir yang benar, baik dan penting. Bahkan dalam kajian yang lebih formal lagi belajar berpikir dapat diwakili dengan apa yang disebut dengan belajar berfilsafat.
Sementara itu merasa yang kita sadari adalah diawali dari adanya kendali kita dapat mendekati suatu obyek di mana hal tersebut pantas atau tidak untuk dilakukan. Perasaan yang disadari biasanya mempertimbangkan banyak hal apakah yang dilakukan itu dapat dilanjutkan atau tidak.
Apa untung ruginya bagi kehidupan selanjutnya, apakah penting, atau justru akan memberi energi bagi seseorang untuk memupuk perasaan dimaksud. Sampai pada kesadaran untuk melakukan sesuatu yakni anggota tubuh yang dikendalikan oleh pikiran maka itulah yang disebut hidup yang sehat.
Hidup itu salah satunya tampak dari adanya kesadaran seseorang untuk melakukan seperti makan, minum, bergaul dan sebagainya. Semua kegiatan yang dilakukan dengan kesadaran dirinya maka akan menjadi kendali sekaligus memiliki konsekuensi tanggung jawab dari apa yang dilakukan.
Bila kita menyadari apa yang harus difikirkan, kemudian dirasakan dan dilakukan terhadap sesuatu dalam satu sistem yang teratur, maka inilah cikal bakal membangun ilmu pengetahuan.
Ilmu itu berakar dari kata `alama atau mengetahui dimana seseorang ingin mengetahui dari kesadarannya untuk tujuan tertentu. Apa yang harus diketahui, bagaimana cara mengetahui, dan apa manfaat dari mengetahui hal tersebut. Bila sudah didapatkan maka menjadilah ia pengetahuan yakni pengetahuan ilmu.
Sampai pada upaya pemanfaatan sesungguhnya pengetahuan dimaksud adalah berfungsi menjawab permasalahan tertentu dalam kehidupan yang kita hadapi selama ini.
Dengan ilmu pengetahuan itu pula semua orang dapat memiliki akses untuk mendapatkannya, maka disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu.
Salah satu cara melakukan kegiatan ilmu tadi adalah dengan melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data. Semuanya ada dari lingkungan kita tentunya dari yang disadari selama ini.
Catatan kita adalah, bila anda ingin menjadi ilmuan, selalulah menyadari apa yang akan difikirkan, pertimbangkanlah hal tertentu terkait perasaan, karena semua bila sudah jadi tindakan atau tingkah laku, maka kita dituntut untuk mempertanggungjawabkan.
Ilmu yang menyatu pada diri kita maka kita disebut ilmuan. Tidak ada ilmuan yang tidak sadar bahwa dirinya harus terus berpikir, merasa dan berbuat, namun yang penting ia menyadari bahwa ada waktunya berpikir, ada pula saatnya merasa, dan yang paling penting ia harus melakukan untuk memecahkan masalah kehidupan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.