Ramadan segera berakhir, yang pasti meninggalkan kita mengapa mesti meninggalkan karena kita sendiri belum tahu pasti apakah ketika dia datang tahun depan, kita masih dapat menerimanya atau tidak.
Bila kita masih diberi kesempatan menerima maka bersyukurlah, bila belum maka bersabarlah. Itulah situasi di mana ramadhan bulan penuh berkah di antara penyebabnya karena di dalamnya diturunkan Al Qur`an yang penuh hikmah untuk kehidupan manusia.
Menjelang 17 ramadhan dalam rangka memperingati nuzulul Qur`an Kementerian Agama Republik Indonesia mengajak seluruh ummat untuk membaca satu harian sampai khatam atau tamat atau juga tuntas. Ini bukan sekadar seremoni tetapi banyak aspek yang dapat dijadikan momen memberi pelajaran bagi seluruh ummat.
Di berbagai instansi khususnya di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia sejak daria jajaran pusat, sampai level daerah bahkan komunitas diberi kesempatan untuk berpartisipasi. Bahkan madrasah, sekolah sampai keluarga sekalipun diberi ruang atau hak akses menjadi bagian dari kegiatan yang memecahkan rekor Muri tahun 2025 ini.
Pak Marmuj pun sebagai seorang guru tidak mau ketinggalan turut berpartisipasi dalam acara dimaksud. Ia mengajak jamaah untuk turut andil dalam kegiatan dimaksud.
Pak Marmuj; bapak-bapak, abang-abang dan adik-adik ada kabar lagi viral di Kementerian Agama Republik Indoensia akan diadakan khataman Al Qur`an secara serentak pada 17 Ramadan 1446 Hijriah tahun ini. Bagaimana kita mau ikutan.
Pak Mardan; iya pak sebaiknya kita ikut berpartisipasi ini kan bagian dari syi`ar Islam.
Pak Marmuj; ok, tapi ada syaratnya tidak sekedar ikutan saja.
Remaja Masjid; apa syaratnya Pak Marmuj biar kita siapkan.
Pak Marmuj; syaratnya minimal lima orang dan kita daftar di akun resmi Kementerian Agama.
Remaja Masjid; ok pak biar saya yang mendaftarkan, tapi kita baru empat orang pak.
Pak Marmuj; ya masukkan saja anak-anak yang rajin di masjid.
Remaja Masjid; siap pak.
Pak Marmuj; ok kita mulai pukul 09.00 kita semua sama pakaian putih kumpul di Masjid ya.
Acara pun dimulai dengan cara membagi bagian yang akan di baca. Setiap orang mendapat enam juz untuk menyelesaikan dalam satu harian.
Selang beberapa waktu menjelang shalat zuhur, Pak Marmuj telah menyelesaikan enam juz, sementara pak Mardan juga telah menyelesaikannya. Sementara dua remaja masjid baru menyelesaikan lima juz.
Pak Marmuj; tadi seingat saya ada satu anak yang turut serta dan dia membaca cepat sekali, sepertinya dia sudah selesai, tapi kemana ya.
Remaja Masjid; ia pak dia tadi saya tanya malah menjawab katanya sudah selesai. Sebentar saya cari dulu pak.
Tak lama kemudian anak yang turut membaca Al Qur`an pun datang dan duduk bersama dengan jemaah para pengkhatam Al Qur`an.
Pak Marmuj; ananda, terima kasih sudah ikut dalam kegiatan khataman Al Qur`an ini, tadi cepat kali kami lihat membacanya, memangnya sudah selesai ya ananda?
Anak; ia pak saya tiga kali baca berulang dan selesai dan sudah tamat, memangnya ada apa pak?
Pak Mardan; oh….luar biasa, enam juz tiga kali dibaca cepat ya anakku.
Anak; bukan pak.
Remaja Masjid; bukan bagaimana kan kamu diminta membaca juz 25 sampai 30.
Anak; ya….saya membaca surah Al Ikhlas sebanyak tiga kali berulang-ulang dan selesai.
Semua jemaah; _)H=hitvmj=2 -bpvosw' kebingungan……
Pak Marmuj; iya-iya….coba ananda jelaskan pelan-pelan ya……
Anak; lho….kan kata pak Ustadz membaca satu kali surat al Ikhlas itu kebaikannya sama dengan 1/3 isi Al`Qur`an, maka saya baca tiga kali, itu artinya kan saya sudah menamatkan Al Qur`an.
Pak Marmuj, Pak Mardan, Dua Remaja Masjid semua terbengong, bingung, dan sedikit geli, tetapi tidak juga menyalahkan siapa-siapa.
Pak Marmuj; okelah…… pada zaman dahulu ada seorang pemuda yang bertanya kepada rasul, berapa kali mesti khatam membaca Al Qur`an, kemudian rasul menjawab boleh satu bulan, sekali, kalau sanggup boleh setiap 25 hari sekali khatam, atau 15 hari bila mampu atau 10 hari bila sanggup, atau 5 hari itu sudah yang terbaik. Artinya setiap hari baiknya kita khatam satu juz, bila memang sanggup satu hari 6 juz itu luar biasa dan inilah yang pernah dilakukan oleh Imam Syafi`i di luar ramadan.
Remaja Masjid; wah…kalau begitu kita sudah bisa jadi muridnya Imam Syafi`i ya Pak Marmuj?
Pak Marmuj; boleh, tapi membaca bukan karena perintah orang lain, apalagi karena program kementerian Agama, apalagi hanya untuk mendapatkan Rektor Muri.
Semua tertawa, lepas.hahahahhahha.
Pak Marmuj; stop..azan zuhur pun berkumandang. Bakda zuhur segera kita khatamkan lagi bersama-sama…..
Hem……Pak Marmuj….Pak Marmuj……memanglah.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; Membaca Al Qur`an adalah bernilai ibadah, maka bacalah semampunya karena satu huruf pun adalah bernilai ibadah, artinya tidak ada yang sia-sia bagi siapa saja yang membaca Al Qur`an.
Kedua; bila kita telah memiliki kebiasaan membaca Al Qur`an, maka lengkapilah dengan kemampuan memahaminya dengan cara mengkhatamkan membaca artinya, dan bila perlu mulailah menulis naskah atau mushaf. Langkah ini adalah bagian dari cara kita mencintai dan memelihara keagungan nilai Al Qur`an.
Ketiga; Al Qur`an itu bacaan, membacanya adalah ibadah paling tua dalam Islam. Siapa saja yang mempunyai keahlian atau kemampuan membaca Al Qur`an dalam siklus kehidupan hariannya, mungkin ia termasuk golongan orang-orang yang turut memelihara isi kandungan Al Qur`an. One day one juz itu memang sederhana, tetapi bertahan untuk masa disisa hidup kita itulah yang luar biasa.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.