Lebaran tiba, semua merasa bahagia salah satunya karena dapat berjumpa dengan sanak saudara, berkumpul. Ada yang berbagi dari memberi Tunjangan Hari Raya (THR) ada pula yang memberi kue atau sarung kepada keluarga tercinta. Semuanya bahagia, senang, gembira apalagi jumpa dengan teman lama.
Tiba waktu Salat Ied semua di lapangan terbuka datang pagi berduyun, mendengar khutbah dengan khyusu`, dan selesai dengan riang gembira bersalaman bersua dengan teman lama. Itulah salah satu suasana di sudut kampung jauh dari kota, dimana Pak Marmuj tinggal. Dari bersalaman, sedikit berkabar, sampai tanya soal berapa anak, cucu bahkan dimana kerja menantu semua tumpah dalam pembicaraan singkat tetapi meriah.
Belasan bahkan puluhan salaman dengan berbagai orang terjadi dalam waktu singkat. Tetapi ada kesempatan tak terlewatkan dimana Pak Marmuj dengan anaknya Marsya menyalami tiga rekan yang memang sudah lama tak jumpa. Wajarlah namanya sudah lama, ada yang sudah punya anak, punya cucu tatapi ada pula yang masih sendiri…..hahhahaha. namanya juga di kampung.
Ananda Marsya; ayah itu teman ayah kok masih ingat ya?
Pak Marmuj; ia ayah saja hampir lupa mereka semua pakai kupiah, seperti dulu, banyak pakai koko putih, untung mereka pakai sarung jadi ayah masih ingat.
Ananda Marsya; pakai sarung?__&$%&#@)(*&){
Pak Marmuj; ananda Marsya itu tadi semua kawan ayah, sudah lama tidak jumpa, ternyata mereka sehat, ada yang masih ingat, ada pula yang banyak lupa, bahkan ada dulu kurus sekarang jadi gemukan. Entahlah mereka banyak yang merantau ada juga yang tetap tinggal di kampung.
Ananda Marsya; ayah, banyak kali pun kawan ayah, tadi saya lihat ada yang merantau sampai luar negeri, apa itu waktu kecil semua kawan main ayah ya.
Pak Marmuj; ia….kami dulu kawan mengaji di langgar, ngaji alif-alif namanya. Semua pakai sarung ya seperti tadi pakai sarung semua, tapi dulu sarungnya banyak di gulung untuk main petak umpet. Ya memang ingat dari sarungnya ayah.
Ananda Marsya; ayah…itu tadi ada kawan ayah yang hafal nama-nama semua, namaku pun di ingat, padahal dia sudah orang tua, itu siap ayah?
Pak Marmuj; oh…dia memang dari dulu senang duduk, makanya dia ingat semua nama-kawan kawan kami, nama-nama guru, nama-nama ikan ah…pokoknya di kalau duduk pasti ingat semua.
Ananda Marsya; apa hubungannya duduk dengan ingat ayah?
Pak Marmuj; ananda tahu hewan paling kuat ingatannya ada tiga yakni; lumba-lumba, tupai dan gajah.
Ananda Marsya; ah….apa hubungannya ini ayah, masa ingat, duduk hewan.
Pak Marmuj; ananda tengok tadi kawan ayah yang kuat ingatannya, kan dia pakai sarung cap Gajah Duduk.
Ananda Marsya J)_*&^+)+($^&#()
Pak Marmuj; ada lagi yang ananda ingat tadi kawan ayah?
Ananda Marsya; ada ayah….itu tadi waktu kita keluar lapangan tempat shalat tampak ada teman ayah gemuk dan berat badannya sepertinya melebihi, apa dia memang dari dulu begitu ya ayah.
Pak Marmuj; bukan dia dari dulu senang makan buah-buahan, termasuk diantaranya makan buah mangga.
Ananda Marsya; apa hubungannya ayah antara mangga dengan badan gemuk.
Pak Marmuj; ananda itulah yang ayah maksud, kalau kita makan buah itu boleh, tetapi ada aturannya. Itu tadi rekan ayah senang makan mangga dari dulu, makanya tengok badannya. Akibat efek samping makan mangga berlebihan akan mengalami, kenaikan berat badan, boleh saja iritasi, bahkan bisa meningkatkan gula darah dan banyak lagi.
Ananda Marsya; oh…. gitu ya ayah. Pantas.
Pak Marmuj; pantas apa maksudnya?
Ananda Marsya; pantas saya lihat tadi dia mengenakan sarung cam mangga ayah…
Pak Marmuj; hem…….bisa saja dia jadi gg nanti.
Ananda Marsya; gg maksudnya ayah?
Pak Marmuj; gg itu maksudnya kalau makan mangga mentah bisa gatal-gatal.
Sambil meneruskan jalan menuju pulang cerita terus berlanjut.
Ananda Marsya; Pak itu tadi teman ayah katanya merantau kemana-mana berarti dia pengalamannya banyak ya….
Pak Marmuj; ya dia memang dari dulu senang merantau, pindah dari satu tempat ke tempat lain, bahasa lainnya disebut dengan hijrah.
Ananda Marsya; maksudnya hijrah itu pindah-pindah ayah.
Pak Marmuj; ya dia senang pindah-pindah makanya pakai sarung cap Altas..
Ananda Marsya; ah….ayah ini bisa saja, apa betul itu ayah..
Pak Marmuj; heheheh..satu-satu…..
Ananda Marsya; ayah sendiri pakai sarung ini apa ada hubungannya dengan pekerjaan ayah.
Pak Marmuj; ya…jelas lah ayah kan kerja di pelabuhan, makanya ayah memakai sarung merek air sungai dan laut bahkan samudera.
Ananda Marsya; apa hubungannya ayah……..
Pak Marmuj; ini lihat sarung ayah…..
Ananda Marsya; oh…..jadi Wadimor itu artinya pertemuan antara air sungai dan air laut..yayayayaha.
Pak Marmuj; ananda semua pakaian atau sarung itu sama saja, dari dulu sampai sekarang yang penting bersih bisa untuk shalat. Dan yang paling utama adalah; kuat dan berkualitas, nyaman dan terbaik adalah tenunan asli, maka kita mamakainya serasi dan nyaman, dan ada satu lagi…..
Ananda Marsya; Apa itu ayah?
Pak Marmuj; dah…….sampai di rumah nenek.
Ananda Marsya; ayah….apa satu lagi tadi…….
Pak Marmuj; ada uang kita untuk membelinya……
Pak Marmuj……Pak Marmuj……memang ada-ada saja.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; sarung adalah jenis pakaian untuk menutupi sebagian badan, maka niatkanlah untuk menutup aurat agar bernilai ibadah.
Kedua; kenyamanan dalam mengenakan sarung adalah untuk ibadah, untuk bersantai, atau untuk apa saja dalam kehidupan sehari-hari. Pertimbangkan hal utama yakni pastikan kebersihan dan menghindarkan dari segala macam penyakit.
Ketiga; budaya mengenakan sarung saat salat memiliki kebaikan, namun bukan menjadi kewajiban. Bijaklah memilih jenis sarung yang digunakan, tidak ada sarung yang paling baik, yang baik adalah mengenakan sarung sesuai dengan kemampuan dengan itu kita akan mendapat keberkahan.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.