Menjelang tanggal 17 Agustus tahun 2024, sekolah di mana tempat Pak Marmuj sudah berbenah, baik secara fisik maupun berbagai lomba untuk memeriahkan ulang tahun hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79.
Seorang guru junior Pak Marsa mendekati Pak Marmuj, tentu ada maksud seperti biasalah, namanya juga sesama guru.
Pak Marsa; assalamu`alaikum Pak Marmuj, bagaimana pak sehat.
Pak Marmuj; wa`alaikumsalam warohmatullahiwabarokatuh, sehat, amin, semoga kita semua sehat, hai apa kabar pak Marsa?
Pak Marsa; sehat juga pak, tak terasa sepertinya saya sudah mengajar di sekolah ini hampir dua tahun. Pak ini ada yang saya mau minta ajari bagaimana pidato untuk persiapan 17 Agustus nanti pak.
Pak Marmuj; wah…. pidato itu seperti kita mengajar saja, yang penting tahu kapan saat mulai bicara, dan tahu apa yang dibicarakan, dan tahu kapan saatnya menyelesaikan pembicaraan.
Pak Marsa; ya pak, tetapi saya kadang masih bingung untuk memulai pembukaan atau mukaddimah, setelah memberi salam, penghormatan, kemudian mengucapkan syukur. Lalu yang saya masih bingung banyaknya pilihan tentang identitas nabi Muhammad saw.
Pak Marmuj; mengapa mesti bingung;
Pak Marsa; inilah Pak Marmuj, tentang mengucapkan itu pak untuk memulai pidato, pembukaan itu kan penting, jadi apa yang harus saya sampaikan mengawali pembicaraan itu pak.
Pak Marmuj; Pembukaan itu memang penting, masih ingatkan slogan iklan pengharum lelaki; Kesan Pertama Begitu Menggoda Selanjutnya Terserah Anda.
Pak Marsa; ingatlah pak, tapi apa hubungannya dengan pidato pak.
Pak Marmuj; begini, ada beberapa tipe orang memulai pidato, itu tergantung pada profesi yang pidato, tetapi menurut saya lebih dipertimbangkan kepada siapa yang akan mendengarkan pidato kita.
Pak Marsa; iya pak, contohnya pak.
Pak Marmuj; beberapa contoh pembukaan seperti ini;
Pertama; Kita bersyukur kepada nabi yang telah membawa umat dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan terang benderang.
Berarti dia itu kerja di Perusahaan Listrik Negara, atau sedang pidato di tengah-tengah pekerja PLN.
Kedua; Kita bersyukur kepada nabi yang telah membawa umat dari alam kebodohan ke alam penuh dengan ilmu pengetahuan.
Berarti dia itu bekerja sebagai pendidik, dosen atau guru besar. Atau juga dia sedang bicara dihadapan murid, siswa, mahasiswa atau guru.
Ketiga; Bersyukurlah kepada nabi yang telah membawa kita dari alam jahiliah ke alam yang penuh dengan peradaban.
Berarti dia itu bekerja sebagai juru dakwah, atau di sedang mengajari orang lain berpidato jadi da`i cilik, baru belajarlah….
Bersyukurlah kepada Nabi seorang tokoh yang tidak pernah menokoh, seorang pedagang yang jujur tak pernah menipu.
Berarti dia jelas seorang pedagang, atau sedang ceramah dikalangan para pedagang, atau pencerahan bagi petugas partai.
Pak Marsa; oh……..gitu ya pak.
Pak Marmuj; Ingatlah kita boleh saja menyematkan berbagai identitas pada Nabi, tetapi yang penting bagaimana kita menjadikan Dia teladan dalam kehidupan.
Pak Marsa; terima kasih pak, terima kasih pak, akan saya terapkan nasihat bapak semua.
Tepat tanggal 17 Agustus 2024, Pak Marsa sudah siap dengan pidatonya, sementara Pak Marmuj seperti biasa ikut baris dengan guru. Setelah mengikuti semua rangkaian upacara, Pak Marsa mendekati Pak Marmuj mempertanyakan perihal pidatonya tadi.
Pak Marmuj mendekat dan menyampaikan hal penting kepada Pak Marsa.
Pak Marmuj; Satu ketika Daud Yusuf (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1978 s.d 1982), beliau enggan dan kadang tidak mau memberi salam kepada hadirin.
Sebagian orang selalu bertanya-tanya mengapa demikian padahal Daud Yusuf berdarah Aceh sarat dengan fanatik agama. Sampai saatnya hal itu didengar oleh tokoh masyarakat Aceh yakni; Prof Hasyimi, apa kata beliau; Mengapa pak Daud Yusuf tidak mau memberi salam?.
Jawaban Daud Yusuf sangat bijaksana, Untuk apalah saya melakukan sesuatu yang hukumnya hanya sunat, sementara mengakibatkan orang tidak melakukan hal yang wajib. Saya tidak mau berdosa dalam hal ini. Bukankah memberi salam yang hukumnya hanya sunat, tetapi mengakibatkan orang tidak menjawab salam padahal hukumnya wajib.
Pak Marsa; ohhhhhhh…. iya iya…..
Pak Marmuj; jelaskan, kita memberi salam atau pidato itu lihat situasinya, bukan semangat atau tentang apa yang akan kita lakukan. Intinya kita mendoakan semua orang yang ada di hadapan kita semoga mendapat kebaikan, dan keberkahan. Aamiin.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; pidato adalah menyampaikan sesuatu dengan sadar kapan ia harus menyampaikan, tahu apa yang harus disampaikan, dan segera mengerti saat kapan harus berhenti menyampaikan.
Kedua; mengerti dan memahami situasi audiens, atau kepada siapa akan disampaikan pidato, adalah pertimbangan penting baru yang lain.
Ketiga; mulailah pidato dengan memberi kesan kebaikan, bukan menakutkan apalagi menakut-nakuti bila tidak mendengarkan pidato kita.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.