Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Konsep guru manajer, yang mempunyai 4 fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan kepemimpinan telah memberikan suatu bentuk profesi yang baru kepada guru dan pelatih. Pada waktu yang sama, hal itu juga memberikan kemungkinan terhadap perbaikan menyeluruh efektivitas dan mutu pengalaman belajar murid. Ada tiga faktor yang amat penting dalam hubungannya dengan sumbangan ini yaitu menetapkan tujuan belajar, memilih strategi pengajaran yang sesuai dan menilai keberhasilan sistem dalam mewujudkan tujuan. (Davies, 1991:45).
Guru adalah seorang manajer, maka ia adalah seorang pemimpin untuk membawa organisasi kepada satu tujuan, menentukan arah serta mengelola seluruh sumber daya agar mencapainya secara efektif dan efisien. Diperlukan ilmu pengetahuan, keahlian, dan akhirnya seni dalam mengelola apakah itu bakat dan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan atau keberuntungan.
Mengapa mesti perlu merencanakan, karena organisasi yang baik adalah hasil perencanaan yang disengaja, sehingga ada alat ukur apakah berjalan dengan baik sesuai rencana atau tidak, sekaligus pedoman apakah sudah mencapai tujuan atau tidak.
Pendidikan perlu pengorganisasian, karena menata sumber daya manusia, sumber daya barang atau benda, dan sumber daya aturan atau regulasi perlu diramu sedemikian rupa agar mencapai tujuan secara optimal.
Pengawasan dianggap penting karena sebuah proses memerlukan kontrol atau cek di setiap tahapan. Satu langkah menuju langkah berikutnya harus dipastikan tetap dalam koridor atau regulasi yang ditetapkan, bila keluar dari jalur maka akan berbahaya apalagi dibiarkan, atau dalam ketidaktahuan.
Kepemimpinan dalam organisasi pendidikan sangat penting, diperlukan satu komando atau titik di mana orang, barang, dan aturan menyatu dalam satu pengendalian. Ini dianggap penting karena pengambilan keputusan dalam setiap langkah organisasi perlu dilakukan dengan tepat.
Tujuan, strategi serta penilaian dari sebuah organisasi akan direncanakan dengan baik, ditata dengan profesional, diawasi dengan aturan yang transparan kemudian dipimpin dengan bijaksana. Itulah makna organisasi pendidikan dalam kacamata seorang manajer pendidikan. Tidak ada yang istimewa bila diangkat jadi kepala sekolah, yang tampak adalah ada tugas tambahan dan berbanding sama dengan tanggung jawab.
Core pendidikan itu layanan terhadap peserta didik, masyarakat atau orang tua peserta didik, bukan orang lain yang sengaja mencari kesalahan atau sekadar meminta upeti bagi hasil mendiamkan persoalan. Di sinilah manajer memiliki seni dalam memimpin dia paham saat kapan menjadi manajer, atau di mana ia harus berlaku sebagai pemimpin pendidikan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.