Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Nirwana Anas Metode ilmiah dapat diadaptasi menjadi strategi pembelajaran IPA. Langkah strategi pembelajaran mengadaptasi latihan penelitian disederhanakan seperti berikut ini: 1) Situasi yang membingungkan; 2) Pengumpulan data; 3) Verifikasi uji coba (eksperimentasi); 4) Mengolah informasi; dan 5) Analisis apa yang sudah dilakukan.
Sejak usia sekolah kita sudah disuguhkan bahwa alam menjadi sumber ilmu pengetahuan, bagaimana caranya kita mendapatkan tentu perlu pembelajaran. Lima langkah yang ditawarkan dalam metode ilmiah memang perlu diadaptasi sebagai sebuah sistematika logika cara berpikir seorang pendidik inspiratif.
1) Situasi yang membingungkan;
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan maka kenyataan yang ada di alam adalah fenomena, yang terjadi di masyarakat adalah fakta, dan apa yang ada di hadapan kita adalah nyata. Semua harus ditangkap dan dijadikan materi pembelajaran, ketika alam bagaimana direkam dengan sedemikian rupa mungkin kita akan mendapatkan hukum alam ataupun aturan-aturan yang alamiah. Sementara apa yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan makna bahwa interaksi memiliki pola baik konstan maupun zig-zag semuanya bisa saja berlangsung tanpa rencana, apalagi rekayasa. Itulah kenyataan di sekeliling kita apakah dapat kita tangkap secara normal atau membingungkan, ketika itu menjadi situasi maka kita perlu memahami kombinasi apa yang sedang terjadi antara alam, masyarakat dan diri kita.
2) Pengumpulan data;
Menangkap gejala dari sebuah situasi, perlu penjelajahan yang lebih akurat, maka kegiatan mengumpulkan catatan fenomena, merekam seluruh fakta, serta menyatakan dalam bentuk lisan atau tulisan itu penting. Bagaimana caranya, mulailah menulis apa yang ada dalam pikiran kita dan pikirkan apa yang sedang kita tuliskan, intinya rajin mencatat.
3) Verifikasi uji coba (eksperimentasi);
Bila satu hal mengandung gejala yang tidak lazim, maka biasanya ada penyebab yang menjadi latar belakang, walaupun ada keunikan satu dari seribu gejala, tetapi yang alamiah, serta kewajaran itulah yang harus dijadikan dasar dalam melakukan tindakan. Memformulasi bentuk bentuk baru hubungan antara fenonema, fakta dan apa yang kita inginkan, perlu percobaan. Di sinilah berani berbuat di luar kebiasaan tetapi bertanggungjawab, maka akan menghasilkan kreasi baru, disana akan lahir inovasi dalam bentuk ilmu pengetahuan paling sederhana.
4) Mengolah informasi;
Mengemas apa yang kita lakukan dari sejak perencanaan, pengelolaan, sampai pada hal-hal penting yang harus dilakukan, adalah proses pengolahan informasi. Setiap sisi di alam semesta akan merespon apa yang kita lakukan, setiap insan yang berinteraksi dengan kita pasti menghasilkan persepsi, itu semua adalah informasi yang sungguh berharga. Olah dan kombinasikan dengan apa yang kita inginkan, maka akan menjadi dasar penguat untuk mendapatkan kesimpulan.
5) Analisis apa yang sudah dilakukan.
Tidak ada yang pasti dan paling akhir di dunia ini, setiap lahir thesa baru, maka akan menimbulkan antithesa berikutnya, dan sintesa-sintesa bermunculan sebagai alternatif apakah untuk jalan keluar dari satu masalah, atau untuk solusi dalam membangun ilmu pengetahuan baru. Kemampuan kita menganalisis sangat tergantung pada kejujuran dalam bekerja, konsisten dalam melangkah serta tujuannya satu yakni mencari hikmah dibalik fenomena alam, dengan cara menguak fakta di tengah masyarakat.
Itulah kehadiran kita sebagai pendidik inspiratif yang terus menggelorakan, bahkan hidup ini harus berarti bagi alam, masyarakat dan diri sendiri. Maka berkolaborasi menangkap gejala alam, bersama membangun persepsi tentang kegiatan masyarakat, dengan tujuan untuk keseimbangan hidup adalah hal penting, semuanya semata untuk membangun anak bangsa lewat sinergitas yang saling menguntungkan untuk kebahagiaan bersama.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.