Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Tipologi astronomi muncul didasari dari adanya pengkajian dan pengamatan fenomena langit dengan beragam setting sosial dan tujuan yang melatarinya. Berbeda dengan itu, di era peradaban Islam, astronomi berkembang secara ilmiah, praktis dan berbasis observasi yang membedakannya dengan astronomi di peradaban-peradaban sebelumnya. Secara umum, astronomi Islam dapat dibagi dalam empat tipe; teoretis, praktis, observasional, dan astrologi, yang seluruhnya saling terhubung dan saling terkait. (Arwin, 2016:55).
Satu hari terdiri dari 24 jam, satu jam untuk 60 menit, dalam satu menit ada 60 detik yang terus bergilir melanjutkan detak perjalanan waktu. Penggalan tujuh hari menjadi sepekan, kelipatan empat pekan menjadi satu bulan, dan 12 kali bulan mengitari bumi jadilah satu tahun. Itulah waktu yang dihasilkan oleh ilmu astronomi dari astrologi yang berkembang sampai saat ini.
Sekuensi waktu yang menjadi rujukan semua ilmu pengetahuan kemudian memberi kalender untuk kesepakatan bahwa dahulu pernah terjadi sesuatu, hari ini mengalami banyak hal, dan esok hari “mungkin” akan ada ribuan kejadian. Semua hal disetujui, banyak fakta disepakati, dan bersama mengambil keputusan untuk merekomendasikan apa yang harus dilaksanakan bersama tentang masa depan.
Sekelompok orang yang percaya bahwa waktu-waktu tertentu memiliki sejarah dan akan berulang, bahkan disengaja mengulang kejadian walaupun waktunya berbeda adalah hal yang wajar. Itulah astrologi yang mencoba memberikan fakta tentang masa lalu, dan kemungkinan apa yang akan terjadi di masa depan atas dasar sekuensial.
Sementara pada kelompok yang tidak puas dengan apa yang terjadi hari ini, berbuat dan merekayasa apapun yang mungkin adalah hal luar biasa. Kewenangan manusia melakukan hal yang dianggapnya mampu, memaknai semua fenomena untuk kepentingan, keperluan kehidupan juga sah saja dan ini lebih praktis.
Tetapi pengalaman langsung mengamati setiap keunikan sejengkal dari jagat raya, empat menit dari satu tahun adalah hal yang luar biasa dan inilah dasar-dasar ilmu pengetahuan keantariksaan.
Jadi mengalami pergantian waktu, apakah tahun kalender, bukanlah hal luar biasa, tetapi juga tidak biasa-biasa saja tergantung bagaimana kita memaknai kesepakatan waktu. Setting sosial hari ini, boleh saja orang mengaitkan tahun 2024 adalah siklus tentang perubahan besar politik, tergantung apa yang ingin dicari.
Pendidik inspiratif bukan sekadar memastikan adanya hukum alam tentang waktu, tetapi perputaran astronomi adalah sebuah tanda, bahwa hidup ini pasti berubah dan berlalu.
Pendidikan tidak berhenti, perkembangan anak tidak statis, bagaimana kita mengemasnya menjadi bermakna untuk masa depan itulah yang utama. Sekali lagi kalender pendidikan boleh dipajang, jadwal bisa saja ditetapkan, tetapi makna dari setiap sesi kehidupan itulah sesungguhnya tipologi waktu.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.