Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Sebagai seorang top leader di sekolah, seorang kepala sekolah harus memiliki performance dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin, khususnya di dalam mempengaruhi bawahannya. Oleh sebab itu, maka sangat penting untuk menggunakan gaya kepemimpinan ini yang dapat dilihat pada konteks bagaimana digunakannya. Gaya kepemimpinan itu tidak satu warna tapi beragam sesuai dengan kebutuhan instansi yang dipimpinnya. (Dian Eka Prayitno, 2023).
Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain pula belalangnya. Bukankah ini sama dengan lain sekolah lain kepala sekolahnya, maka lain pula gaya kepemimpinannya, lain kelas lain pula gurunya, lain pula gaya mengajarnya.
Walaupun teori dan gaya kepemimpinan ada yang bersifat general, psikologi belajar siswa dapat direduksi dalam beberapa aliran pendapat, psikologi organisasi, sosiologi kelas, semuanya hanyalah tawaran untuk menjadi asumsi kita dalam mengembangkan satu kegiatan.
Mengapa mesti mengenali medan sebelum kita terjun ke lapangan, karena kita membutuhkan asumsi untuk sebuah kegiatan. Asumsi itu penting sebagai sebuah persiapan pengetahuan, apalagi dikembangkan dengan pengalaman yang selama ini kita miliki maka dengan asumsi itulah kita membuat perencanaan matang.
Pemimpin sekolah sebaiknya memang telah mengetahui situasi, fenomena, perspektif bahkan problematika yang ada selama ini, maka dari sinilah ia akan belajar memimpin bersama yang dipimpin. Jangan meremehkan hal kecil dari apa yang akan kita pimpin pada satu unit pendidikan.
Mengapa mesti menggunakan berbagai gaya dalam memimpin, karena situasi terus berkembang, keadaan terus berubah, bahkan orang terus berbenah. Tidak mesti satu teori diterapkan langsung mendapat hasil yang menggembirakan, tetapi justru kombinasi, tarik ulur satu kebijakan menjadi seni dalam kepemimpinan.
Maka gaya kepemimpinan situasional sekalipun harus selalu dimodifikasi atau diinprofisasi oleh seorang pemimpin di lapangan atau di sekolah.
Pendidik inspiratif menyadari benar bahwa mengenal peserta didik dengan baik dan benar, akan memberikan kontribusi yang sangat berharga terhadap pembelajaran di lapangan.
Guru sebagai pemimpin kelas, akan mampu merencanakan dengan baik, tetapi lebih dari itu ia akan menyadari bahwa perubahan di tengah-tengah kegiatan akan lebih baik lagi demi keadaan untuk sebuah tujuan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.