Ilmu bukan lagi merupakan hasil jadi filsafat ilmu kehidupan, artinya ilmu bukan lagi merupakan hasil usaha manusia semata-mata berdasarkan pengalaman (empiris) yang diperolehnya melalui pengamatan inderanya dan penelitian percobaannya serta pembuktiannya, melainkan manusia itu sendiri makhluk yang istimewa dalam telaahannya karena karunia istimewa yang dimilikinya, yaitu kemampuan berimajinasi. (Semiawan,1991:59)
Ilmu pengetahuan adalah sebuah proses, tidak ada yang berhenti, jadi tidak ada yang final dalam ilmu pengetahuan. Teori dalam ilmu pengetahuan diawali dari fakta lapangan, kemudian dilakukan proses dan diakhiri dengan fakta di lapangan lagi. Kemudian teori tersebutlah yang dihasilkan ilmu pengetahuan akan terus diuji dengan maksud agar update, supaya fungsional, dan bahkan popular.
Pertama, ilmu pengetahuan harus update, artinya ilmu tersebut harus selalu dikaji ulang, apakah teori yang ditawarkan dapat digunakan lagi hari ini atau tidak. Penelitian adalah salah satu jalan untuk menguji teori, apakah penelitian bersifat formal atau tidak sengaja. Penelitian formal seperti yang dilakukan dunia akademis baik setingkat skripsi, tesis maupun disertasi. Pengujian yang tidak disengaja contohnya apa yang dilakukan masyarakat tentang prinsip ilmu apakah masih berlaku atau tidak. Ilmu pengetahuan yang tidak diupdate atau tidak terupdate maka akan ditinggalkan orang, hanya tersimpan di buku, rak perpustakaan, bahkan mungkin dimuseumkan.
Kedua, ilmu pengetahuan harus fungsional, maksudnya semua prinsip, teori-teori harus dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Memang ada teori yang hanya diperuntukkan di laboratorium atau ruang terbatas, ada pula dapat digunakan secara praktis oleh masyarakat di rumah tangga. Cara memungsionalisasikan ilmu pengetahuan dengan model menjadikan ahli sebagai konsultan dalam sebuah kegiatan atau proyek, atau juga membuat buku pelajaran, buku panduan, buku pedoman tentang satu kegiatan.
Ketiga, ilmu pengetahuan harus popular, dalam hal ini banyak ilmu dan ilmuwan terdiam termangu dibalik gedung, bahkan dibalik lembaran kertas. Tidak ada yang tahu bahwa teori yang ditawarkan sangat baik, tetapi karena kemasannya tidak populer atau tidak ada pihak lain yang menjadikan eksis, maka sama dengan tidak ada.
Dua cara untuk memulerkan ilmu pengetahuan adalah. Pertama, kegiatan forum ilmiah seperti seminar, panel, workshop adalah pilihan untuk memulerkan teori-teori ilmu pengetahuan ketengah-tengah masyarakat. Sulit kita memahami bila seorang ilmuwan tidak pernah berdiri atau menyampaikan pesan di forum ilmiah dimaksud, apalagi yang ia tahu hanya membaca, mengajar, membaca dan mengajar saja.
Kedua, menuliskan hasil penelitian ke media massa, baik platform cetak maupun digital atau keduanya. Jurnal ilmiah, adalah rumah yang memberikan keleluasaan bagi para ilmuwan untuk menyampaikan secara popular tentang ilmu yang ditekuninya.
Sampailah kita dalam satu kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan memang benar-benar dari fakta proses dan akhirnya jadi fakta lagi. Benarlah kita menyetujui bahwa; ilmu bukan lagi merupakan hasil jadi filsafat ilmu kehidupan.
Sampai di sini kita justru membantah bahwa ilmu bukan hasil usaha manusia semata-mata berdasarkan pengalaman (empiris) yang diperolehnya melalui pengamatan inderanya dan penelitian percobaannya serta pembuktiannya.
Tetapi kita dengan sadar menyepakati dari hati yang paling dalam bahwa ilmu pengetahuan itu adalah hasil karya manusia sebagai makhluk istimewa karena karunia istimewa yang dimilikinya, yaitu kemampuan berimajinasi tentang hal-hal yang belum pernah terjadi.
Maksudnya dengan teori yang kita pelajari hari ini, kita akan dapat memprediksi apa yang bakal terjadi esok hari. Tetapi hati-hati, sebagian kita banyak berteori tetapi justru ia takut terhadap apa yang akan terjadi pada dirinya di kemudian hari.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.