Keberhasilan dalam pengajaran bahasa Arab sangat dipengaruhi oleh metode pengajaran yang digunakan, semakin sistematis metodenya maka akan menghasilkan penguasaan bahasa secara sempurna. Kesempurnaan penguasaan suatu bahasa dapat diukur dari penguasaan empat kemahiran (kompetensi) yang merupakan satu paket yang mempunyai kaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu keberhasilan pengajaran suatu bahasa tidak terlepas dari kemampuan dosen bahasa itu sendiri untuk menghidupkan keempat maharah tersebut. Dalam tulisan ini akan difokuskan pada salah satu dari keempat kemahiran dalam penguasaan bahasa Arab yaitu mahârah Qirâah. Dalam tulisan ini mencoba untuk mengungkapkan keunggulan dari Maharah ini sangat penting untuk dikaji dan diterapkan ketika berlangsung pengajaran bahasa Arab pada mahasiswa, agar dapat termotivasi usaha belajar bahasa Arab dan menumbuhkan daya minat membaca majalah, buku-buku dan literatur yang berbahasa Arab. (Darwin Zainuddin, 2023)
Dalam satu situs resmi dikabarkan bahwa dengan lebih dari 400 juta penutur di seluruh dunia, bahasa Arab diakui UNESCO sebagai bahasa yang kaya akan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Bahasa Arab adalah salah satu dari enam bahasa resmi PBB dan berperan besar dalam perkembangan sains, matematika, serta filsafat selama abad pertengahan.
Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Arab memiliki peranan penting baik dalam pergaulan dunia, terlebih menghubungkan antara sejarah masa lampau, ilmu pengetahuan masa kini, dan membangun peradaban di masa depan.
Lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi maupun madrasah dan sekolah memerlukan satu pendekatan khusus bagaimana mengajarkan bahasa Arab kepada penutur bukan warga Arab.
Untuk itulah tulisan Doktor Zainuddin ini difokuskan pada salah satu dari keempat kemahiran yakni 4 maharah bahasa Arab, yakni keterampilan mendengar (maharah al-istima'), berbicara (maharah al-kalam), membaca (maharah al-qira'ah) dan menulis (maharah al-kitabah). dalam penguasaan bahasa Arab yaitu mahârah Qirâah.
Menurut penelusuran beliau bahwa; mencoba untuk mengungkapkan keunggulan dari Maharah ini sangat penting untuk dikaji dan diterapkan ketika berlangsung pengajaran bahasa Arab pada mahasiswa, agar dapat termotivasi usaha belajar bahasa Arab dan menumbuhkan daya minat membaca majalah, buku-buku dan literatur yang berbahasa Arab.
Ini tidak lebih dari strategi awal bagaimana fase motivasi dalam belajar didayagunakan untuk mengenal, mencintai dan memahami betapa pentingnya bahasa Arab masa kini dan yang akan datang.
Diawali dengan sebuah pernyataan bahwa; keberhasilan dalam pengajaran bahasa Arab sangat dipengaruhi oleh metode pengajaran yang digunakan, semakin sistematis metodenya maka akan menghasilkan penguasaan bahasa secara sempurna.
Tentu dari sejak filosofi pembelajaran bahasa yang menanamkan adanya hubungan antara belajar bahasa Arab dengan agama, dengan ideologi, bahkan dengan kecakapan tertentu.
Kemudian diturunkan pada tingkat ilmu pengetahuan khususnya ilmu bahasa, karena dengan itu pula seseorang akan semakin semangat dan mudah mendapatkan keterampilan bahasa Arab dimaksud.
Dalam perkembangan bahasa Arab pada diri seseorang, memang penguasaan qoaid, atau tata bahasa penting, namun demikian muhadatsah atau percakapan itu lebih utama.
Mengingat itu semua kita tetap diingatkan bahwa; kesempurnaan penguasaan suatu bahasa dapat diukur dari penguasaan empat kemahiran (kompetensi) yang merupakan satu paket yang mempunyai kaitan antara satu dengan yang lainnya.
Bagi satuan pendidikan sebagai kampus atau perguruan tinggi adalah lebih leluasa dapat mengembangkan berbagai instrumen pembelajaran bahasa Arab.
Apakah dengan mendatangkan penutur aslinya (dosen tamu) atau dengan cara membuat laboratorium virtual pembelajaran bahasa Arab semuanya dapat dilakukan. Sebagai alternatif membawa mahasiswa ke komunitas kampung Arab itu bukan mustahil dilakukan.
Ternyata pembelajaran bahasa Arab perlu manajemen yang lebih uptodate memberi kemudahan bagi siapa yang berminat, serta memberikan standart bagi yang ingin mahir tingkat lanjut.
Hem…kita teringat ada kampung Inggris di Kediri, mungkin saja kampung Arab ada di pinggir kota kita, boleh saja semua ide diberi masukan, tetapi manajemen dosen pengajar bahasa Arab lebih tahu dari kita.
Benar bila ditegaskan lagi bahwa; oleh karena itu keberhasilan pengajaran suatu bahasa tidak terlepas dari kemampuan dosen bahasa itu sendiri untuk menghidupkan keempat maharah tersebut.
Bagaimana caranya, para dosen bahasa Arab saatnya mengembangkan berbagai pilihan yang menarik, teknologi pendidikan memberi tawaran, para peminat menanti inovasi pelayanan.
Satu hal yang menjadi catatan kita, belajar bahasa Arab bukan sekadar untuk kompetensi pergaulan internasional tetapi, mendalami sumber ilmu agama.
Akhir dari ini semua adalah semoga dengan itu pula kita lebih mendapat keberkahan dalam beribadah. Apakah ada hubungan antara bahasa Arab dengan keberkahan, boleh saja karena ketika kita beribadah ada nilai yang berbeda bagi orang yang memahami makna setiap bacaan dengan mereka yang buta tentang apa itu bahasa Arab.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.