Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun bertujuan untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembangunan/ pembentukan sebuah perusahaan baru, kegiatan kewirausahaan juga merupakan kemampuan managerial yang diperlukan oleh seorang entrepreneur. (Rifai, 2020:200).
Menyambut mahasiswa baru, semangat baru, kampus baru, semuanya serba baru. Mahasiswa baru saja-siap menjadi insan akademis, dosen baru saja mendapatkan roster baru untuk mengajarkan mata kuliah baru kepada mahasiswa baru.
Bahkan seluruh pimpinan sampai staf mendapatkan semangat baru, beberapa fasilitas baru, inilah yang menjadi spirit untuk tahun ajaran baru di sebuah perguruan tinggi.
Sedikit ke belakang, perguruan tinggi memang sudah mengalami paradigma baru, setelah beberapa dekade dalam era teaching university, kemudian mengalami apa yang disebut research university, dan kini telah menapak pada enterpreneur university.
Pada era teaching university kekuatan terletak pada kemampuan dosen mengajar, dengan segudang teori ditopang oleh kelengkapan perpustakaan. Kemana kita kuliah salah satu pertimbangannya adalah kampus di mana sejumlah dosen dan guru besar yang mentereng dengan keilmuannya.
Perpustakaan selalu diletakkan di depan sebagai simbol menara gading, siapa yang menguasai ilmu pengetahuan maka ia akan menguasai dunia.
Pada era research university kekuatan terletak pada kemampuan dosen meneliti dan menuliskan laporannya berupa artikel di jurnal bereputasi atau indeks.Rumah jurnal, wibometerik, dan perangkingan lainnya selalu menjadi ukuran bagi calon mahasiswa ketika melihat webb perguruan tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen, berkolaborasi dengan mahasiswa menjadi ukuran, bahkan dalam akreditasi selalu menentukan nilai. Siapa yang memiliki akses dan artikelnya terindeks di google scholar, sinta, garuda, scopus, dan lain sebagainya maka dialah yang dianggap dosen paling berprestasi.
Era enterpreneur university berbeda pula, mahasiswa dalam paradigma ini dianggap aset bangsa, mereka adalah enterpreneur muda yang harus dijadikan lewat pendidikan, pelatihan sampai pemberdayaan.
Pendidikan enterpreneur atau kewirausahaan menjadi mata kuliah nasional wajib untuk seluruh mahasiswa, bahkan kompetensi tamatan yang diukur lewat Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) mensyaratkan salah satunya adalah kemampuan berwirausaha.
Sampai akhirnya pada pemberdayaan, dimana pembelajaran harus diiringi dengan pelatihan yang bermaksud mendekatkan mahasiswa dan masyarakat untuk satu konsep pemberdayaan, tumbuh kembang bersama menjadi masyarakat pembelajar (learning society).
Dosen-dosen yang membawa mahasiswa setengah dari perkuliahannya ke dunia nyata, melihat, mendengar, mengidentifikasi kemudian menemukan solusi terkait pemberdayaan adalah mereka yang layak mendapat penghargaan.
Skema pembiayaan bantuan pemerintah tentang penelitian, pengabdian kini sudah mengarah pada pemberdayaan seperti dimaksud. Jelaslah dosen yang memiliki keahlian dan kejelian melihat peluang kemudian bekerjasama dengan dunia usaha di luar kampus merekalah yang akan menentukan keberhasilan kampus.
Muhammad Rifa`i mungkin telah menyadari hal ini, perkuliahan bukan hanya di kampus, tetapi ke luar kampus, dosen bukan hanya hebat di kampus tetapi berani keluar. Keluar kemana, keluar ke perguruan tinggi lain, keluar ke perusahaan, lembaga lain seperti lembaga pemerintah, nonpemerintah, LSM, dan lain sebagainya.
Namun Muhammad Rifa'i mewanti-wanti bahwa persiapan mahasiswa untuk memiliki kemampuan enterpreneur perlu dibekali empat unsur karakter yakni;
1. Aktif, Seorang entrepreneur merupakan pribadi yang aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi dan bisnis. Pantang baginya untuk bermalas-malasan. Ia akan selalu aktif mengidentifikasi peluang-peluang yang ada di pasar untuk dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan bisnisnya.
2. Produktif, entrepreneur adalah sosok yang produktif dalam hidupnya. Produktif ini erat kaitannya dengan manajemen waktu, energi, dan fokus. Seorang entrepreneur akan selalu memberikan hasil maksimal dengan mengoptimalkan ketiga hal tersebut.
3. Inovatif, Ini merupakan karakter vital dari seorang entrepreneur. Dengan karakter inovatif ini, seorang entrepreneur selalu menghadirkan perubahan-perubahan yang baru dan jitu dalam dunia bisnis baik berupa bahan baku baru, proses baru, ataupun pasar baru.
4.Kalkulatif, seorang entrepreneur bukanlah orang yang sembarangan dalam mengeksekusi peluang bisnis. Setiap keputusan dan langkah yang diambil tidak lain merupakan hasil kalkulasi yang matang.
Kini kita baru sadar, ada dosen yang selalu keluar masuk kampus, rupanya mempersiapkan diri untuk era enterpreneur university, dan secara langsung tercatat inilah yang disebut dengan kampus merdeka, dan merdeka belajar.
Kita ucapkan selamat kepada mahasiswa baru, semoga paradigma baru perguruan tinggi menjadi bagian dari semangat baru seluruh civitas akademika.
Kita setuju dengan kolaborasi kita bangun negeri lewat pendidikan kita bersinergi.