Pendidikan untuk semua, semua mendidik. Lakukanlah dengan hati semua pekerjaan akan ternikmati dan tetaplah pada aturan yang ada. (Hasan Basri, 2018).
Semua orang memiliki hak dan kewajiban, semua hak adalah milik semua orang, dan semua kewajiban ada pada orang terhadap orang lain. Sungguh kita semua adalah orang-orang yang memiliki hubungan terbaik di dunia ini bila memang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Mengenali hak beriringan pula dengan memahami kewajiban bukan sekadar mempelajari mengetahui tetapi melakukan dan menjadikan bagian dari kehidupan.
Contoh hak kita terhadap orang lain adalah mendapatkan jawaban dari apa yang kita tanya, memperoleh nasihat bila kita minta, serta menerima kebahagiaan bila ada suasana yang disepakati, dan yang paling utama mendapat kehormatan bila kita mulai.
Selanjutnya apa pula kewajiban kita pada orang lain? Maka dimulai dari selalulah bertanya apalagi yang harus saya perbuat untuk kebaikan orang lain, apa yang bisa saya bantu, ucapkan terima kasih pada setiap orang yang ada di lingkungan kita.
Kedua, selalulah meminta nasihat dengan cara mempelajari kelebihan orang lain, kebaikan orang lain dan mendengar saran dari mereka. Jangan memonopoli memberi nasihat baik formal maupun non formal tentang nasihat, bayangkan seorang guru ia harus terus belajar cara mengajar. Sedikit lucu bila kita dengan seorang ustadz sepanjang tahun ia sibuk menjadi khatib tanpa sekalipun menjadi jemaah.
Ketiga, kita mempunyai kewajiban untuk membuat semua interaksi dengan orang lain sebaik-baiknya, tebarkan senyum karena itu sedekah. Suasana akan menjadi baik, bila semua berpikir positif, kecurigaan yang berlebihan apalagi merajalela mengendalikan suasana hati itu bukan saja tidak dikehendaki tetapi justru berbahaya pada diri kita sendiri. Negatif thinking yang tak terkendali akan menjadi beban secara psikologi bagi orang yang hidup dalam dunia komunitas.
Keempat, hormatilah diri sendiri, bahwa kita adalah makhluk terbaik di muka bumi ini, jutaan cromosom hanya terpilih satu masuk ke alam jadi. Dari ribuan bayi kita yang terpilih masuk ke satuan pendidikan sampai setingkat ini, dan akhirnya hanya segelintir orang yang memiliki pekerjaan hari ini, maka renungkanlah sekarang kita memiliki profesi yang patut dibanggakan. Kalau kita sudah menghargai diri sendiri, maka kehormatan akan melekat bagi siapa saja yang mensyukuri.
Doktor Hasan Basri sarat dengan pengalaman di Kantor Dinas Pendidikan dan Pemerintahan Kota Medan telah membuktikan hal di atas. Tidak ada yang permanen apalagi kekal dalam kehidupan, kecuali kebaikan yang kita lakukan atas dasar kejujuran.
Beliau memberi pernyataan tegas dalam hal ini; Lakukanlah dengan hati semua pekerjaan akan ternikmati dan tetaplah pada aturan yang ada. Ingin selamat, maka lakukanlah, ingin cari selamat maka hati-hatilah dalam melakukan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.