Veni, Vidi, Vici yang berarti “Aku melihat, Aku datang, Aku menang” dikutip dari perkataan Jendral konsul Romawi (Julius Caesar, 54 SM).
Jalan-jalan sekadar untuk melihat, bila ada yang menarik, maka berhenti dan terlibat di dalamnya, jika sudah masuk dan menjadi bagian, maka berikan yang terbaik. Itulah inti dari veni, vidi, vici.
Melihat, datang dan menang menjadi idiom yang menyatu dengan event olahraga baik tingkat internasional, regional maupun nasional, bahkan daerah sampai setingkat lembaga.
Ingin sehat, berhenti apalagi diam di rumah, lihatlah sebanyak mungkin, keluarlah dari kamar, kemudian keluar rumah, bahkan keluar dari daerah di mana kita tinggal, mungkin saja keluar negeri, bahkan sejumlah orang bisa keluar angkasa.
Sungguh melihat berjalan-jalan, salah satu tujuannya adalah untuk keluar dari diri sendiri melihat dunia luar yang lebih kaya akan ciptaan Tuhan, sehingga membuat kita sehat.
Ketika kita sudah melihat apa yang terjadi di di luar diri kita, maka niatkan untuk mendatangi, mengunjungi, mungkin juga disana ada silaturahmi. Bersedia untuk mendatangi berarti menyisihkan waktu untuk pindah tempat, dengan segala upaya termasuk daya tenaga mungkin akan tercapai.
Mengunjungi berarti kita sudah memiliki bekal untuk dibawa mungkin saja saling bertukar, atau untuk mendapatkan kabar berita. Yang pasti sesuatu akan kita peroleh dimana itu berbeda dari kita selama ini, dan akan bermanfaat untuk dibawa kembali.
Sampailah pada silaturahmi, bila niatnya melihat untuk memperkaya wawasan, datang untuk saling berbagi, maka kebaikan akan didapatkan. Silaturahmi dapat didayagunakan sebagai upaya untuk menyehatkan jiwa, betapa tidak, kita baru sadar bahwa apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita setelah kita melihat orang lain.
Dalam hidup ini kita diciptakan berbeda, bila dasarnya adalah untuk membedakan, maka akan terjadi persaingan, bila persepsinya adalah saling melengkapi, maka akan menjadi kolaborasi.
Ada pula saudara kita yang memaknai bahwa keperbedaan satu dengan lainnya adalah anugerah Tuhan, maka itu awal dari saling menghargai.Kemenangan bukan berarti mengalahkan orang lain agar dia berbeda, yakni saya menang, dia kalah.
Kemenangan itu lebih mengarah pada ketika kita jumpa pihak lain maka keduanya memiliki potensi menang, dan mungkin menjadi tiga orang yang menang. Saya, engkau dan kita adalah saudara yang karena kenal, kemudian silaturahmi dan akhirnya kita menang untuk saling berbagi.
Memang terlalu jauh kita memaknai Veni, Vidi, Visi, lebih jauh dari waktu yang berabad-abad sang penemu kata Julius Caesar lebih 2000 tahun yang lalu. Hari ini tidak ada yang salah pada Julius, tetapi banyak yang tidak benar memaknai pesan beliau.
Kemenangan adalah persaudaraan, bukan sebatas kemenangan bangsa Romawi terhadap suku Galia yang merupakan aliansi Romawi dikalahkan lawan mereka dalam Pertempuran Magetobriga. Lebih dari itu semoga kita dapat menjalankan penuh dengan silaturahmi tidak terbunuh seperti yang dialami Julius.
Setelah kita berjalan-jalan, kini kembali kita berhenti sejenak, merenungkan, hal apa saja yang pernah saya kenali, daerah mana saja yang pernah saya kunjungi, kemenangan apa saja yang pernah saya peroleh. Niatkan untuk pergi lagi, silaturahmi lagi, tujuannya untuk mencari kebahagiaan lewat alam mensyukuri nikmat yang tak terhingga.
Kalaupun belum ke luar angkasa, mungkin belum punya ongkos sampai terbang ke mancanegara, paling tidak, wisatalah ke luar daerah.
Awali dengan jangan diam di rumah, keluarlah bertetangga paling tidak ibadah ke rumah Allah, agar sehat, sehat dan sehat jiwa dan raga. Amin.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.