Mengembangkan obat herbal tentunya tidak bebas nilai (value-laden), karena ada norma Agama Islam yang harus dijadikan rujukan, agar bermanfaat dan berkah untuk umat. Kekayaan alam berupa tumbuhan obat, yang sangat berlimpah di tanah air, diciptakan oleh Allah swt untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunia, termasuk kesehatan yang mana tujuan utama hidup adalah hanya untuk beribadah kepada Allah swt. (Karyanto, 2021: 74).
Ilmu pengetahuan dikembangkan memiliki dasar ontologi untuk mengkaji hakikat apa yang ada di alam semesta ini, kemudian dikelola dikembangkan dengan metodologi dengan prinsip kejujuran, kebenaran, akhirnya bermuara pada aksiologi untuk kemaslahatan hidup manusia.
Tidak ada ilmu yang bebas nilai sejak awal, karena niat untuk mengeksplorasi alam semesta harus didasarkan pada sesuatu yang lebih besar dari alam itu sendiri yakni untuk sang pencipta.
Hanya dalam metodologi harus memberikan ruang tanpa batas kita tidak tunduk pada ajaran tertentu namun demikian dilakukan dengan kejujuran, bagi siapa saja, di mana saja dilakukan.
Ilmu alam salah satunya membahas tentang tumbuh-tumbuhan atau kita kenal dengan botani, ternyata lebih dari itu banyak taksonomi dikenalkan sehingga banyak bagian dari botani menjadi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Seorang Karyanto yang telah lama mendalami tentang tumbuh-tumbuhan terkait dengan manfaat dan kegunaannya dalam kehidupan manusia ternyata mampu mengungkap rahasia yang selama ini tidak kita ketahui.
Menurut beliau ada dua hal penting yakni;
Pertama, pengembangan ilmu Farmakognosi tidak hanya untuk bagaimana mengeksplorasi tumbuhan untuk diriset, diolah, agar menjadi obat herbal yang berkualitas dengan teknologi farmasi terkini, sehingga memberikan manfaat untuk kesehatan umat, tetapi juga diorientasikan untuk mendapatkan nilai akhirat dengan niatan mentadabburi ciptaan Allah swt.
Seperti disebutkan di atas bahwa dari sejak ontologi menggiring kita berniat bahwa ilmu itu adalah untuk mencari kebesaran sang pencipta, dari berbagai metodologi sampai manfaat yang diperoleh, maka semuanya ditujukan untuk mensyukuri. Kini kita sadar bahwa tumbuhan yang ada di sekeliling kita bukan sekadar makhluk hidup yang harus berdampingan, tetapi juga memiliki manfaat yang tiada tara kini tinggal kita mampu atau tidak mengungkapnya.
Kedua, dalam setiap pengembangan ilmu, maka sudah kita tetapkan sejak awal akan membawa kita semakin dekat kepada Allah swt, tanpa ridho-Nya pencapaian itu tidak akan nyata, karena semua itu, atas kehendak Allah swt. Jika dalam pengembangan ilmu itu menjauhkan kita dari Allah swt, maka dapat dipastikan itu salah niatnya, atau metodenya.
Boleh jadi tumbuh-tumbuhan terus berkembang, berbuah kemudian layu dan mati, namun ada banyak hal yang tersimpan pesan darinya. Tidak satupun di dunia ini diciptakan sia-sia, lebih dari itu sekecil apapun tumbuhan akan memberi pesan bahwa ada ciptaan Tuhan yang harus dihargai dengan baik.
Pernyataan hal di atas, membuat kesan seorang ahli tumbuhan, sehingga ia membuat satu kekaguman resmi dalam ilmu pengetahuan tentang tumbuhan, yakni; saya bersyukur, diberikan Allah swt, kesempatan mempelajari ilmu tumbuh tumbuhan walau tidak terlalu mendalam, dan kemudian sedikit memiliki informasi tentang Sains Islam, dan semoga saya dapat terus menjaga semangat mentadabburi ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah yang terkait dengan tumbuh-tumbuhan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.



















