Semua interpretasi ilmiah manusia, pada dasarnya nanti, akan usang karena tergantikan oleh kebenaran waktu. Sementara ayat Al-Qur`an dan segala informasinya akan selalu benar, tanpa bisa disangkal oleh perubahan waktu sekalipun. (Samir Abdul Halim, 2015:vi).
Alam itu indah bahkan indah sekali, bila perlu semua lingkungan kita adalah alam yang dapat dinilai dengan apresiasi jadilah profesi seniman mendapat tempat di kehidupan kita.
Alam itu sudah rusak, bahkan penghuninya serakah sebenarnya tidak tahu apakah memang serakah karena kebutuhan dasar atau ikut dengan orang lain yang serakah. Jadilah anggapan ini menggumpal menjadi dasar bagi para aktivis lingkungan kadang menyalahkan pihak lain, hanya dia yang paling penting untuk menyelamatkan.
Alam itu memberikan kita banyak pilihan, hutan bisa jadi aset untuk paru-paru dunia, tetapi di hutan pula kita bisa mencari nafkah seperti mendapatkan buah jengkol, durian.
Dan banyak lagi, bila hanya untuk dimakan sendiri dan keluarga sampai tujuh turunan belum habis, kecuali kita memikirkan keturunan ke delapan, karena disana serakah sudah menunggu.
Tiga interpretasi manusia terhadap alam itu bukan mewakili siapa kita, tetapi dasar pijak yang selama ini dilakukan oleh manusia. Boleh jadi itu benar hari ini tetapi tidak ada yang memastikan itu akan dipakai sampai selamanya, itulah yang namanya interpretasi manusia.
Sampai di sini kita setuju bahwa; semua interpretasi ilmiah manusia, pada dasarnya nanti, akan usang karena tergantikan oleh kebenaran waktu. Tidak ada yang bertahan kecuali waktu yang memberi peringatan, hebat pada zaman mu belum tentu dahsyat pada zaman now. Tetapi kita juga harus setuju; setiap zaman ada tokohnya, dan setiap tokoh ada zamannya.
Alam kita pahami bersifat alami dengan cara mengikuti, meneliti, menelaah, dan kemudian menganalisa, menghubung-hubungkan jadilah teori.
Teori dibangun dari dasar sejak pengertian alam, definisi alam, dalil tentang alam akhirnya lahirlah teori tentang alam. Itu namanya berpikir ilmiah, dan alam memang banyak diinterpretasi secara ilmiah oleh manusia untuk mendapatkan keuntungan darinya.
Walaupun manusia itu sendiri sadar bahwa tidak ada yang permanen dalam teori alam tadi, semua tergantung waktu, dan boleh jadi teori itu diuji dan dibatalkan oleh waktu.
Sementara ayat Al-Qur`an dan segala informasinya akan selalu benar, tanpa bisa disangkal oleh perubahan waktu sekalipun. Jelas ini bukan sekadar keyakinan, tetapi karena memang Al-Qur`an itu bukan dari alam seperti yang terikat waktu.
Buktinya dengan Al Qur`an kita dapat mengerti sebelum waktu tercipta, bagaimana waktu dikendalikan, dan kita dapat mengetahui bagaimana waktu akan dikendalikan bahkan diakhiri.
Sampai di sini marilah kita menyadari diri, bahwa boleh saja kita menginterpretasikan alam dengan segala gejala, fenomena atau fakta apapun, tetapi kita sadar bahwa itu semua sangat temporal.
Boleh menginterpretasi suatu keadaan dengan cara pahami latar belakang, lingkungan, dan ke mana arah tujuan, secara komprehensif akan memberikan pertimbangan sebelum membuat keputusan.
Sedikit malu sebelum berpendapat karena bisa jadi interpretasi kita telah ada sebelum hari ini, dan mungkin akan usang setelah selesai di sini.
Jelas, alam itu mau indah, mau rusak, mau memberikan pilihan, terserah kita, karena memang sudah ada dari sananya, maka interpretasilah sewajarnya sesuai dengan posisi kita hari ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.