Tanggung jawab utama dosen sebagai tenaga pengajar adalah memahami tujuan mata kuliah, rancangan instruksional mata kuliah secara logis dan sistematis agar tujuan tersebut tercapai secara efektif dan efisien. Dalam kerjanya ada tiga tahapan yakni; merancang pengorganisasian bahan ajaran, merancang dan melakukan perjanjian bahan ajaran. Dan merancang dan melakukan evaluasi.(Soekartawi,1995:17)
Pendidikan di perguruan tinggi setiap saat berubah, sehingga perubahan itu selalu mengiringi apa yang terjadi khususnya dalam kegiatan pembelajaran.
Tiga hal penting yang secara progresif terus berubah adalah;
a. Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang mendapat status langsung di perguruan tinggi. Status mereka di awali dari tahun stambuk, status generasi, dan status sebagai penduduk di muka bumi. Stambuk perkuliahan menjadi penciri bahwa angkatan mereka adalah mahasiswa yang tamatan dari SLTA tahun tertentu, dan ini menjadi pertimbangan utama ketika membuat karakteristik mahasiswa. Bagaimana mereka belajar, bagaimana kebiasaan serta kecenderungan mereka, sampai pada pola kehidupan mereka. Gaya hidup sampai pada pola makan nya pun menjadi pertimbangan bagaimana perencanaan pendidikan sebuah perguruan tinggi dilaksanakan dan dikembangkan.
Dalam hal status generasi mahasiswa, adalah sangat naif bila kebijakan perguruan tinggi menyamakan apa yang dialami oleh pengelola dari sejak pimpinan, dosen dan staf dan itu yang diterapkan kepada mahasiswa hari ini. Mahasiswa begitu berubah, berbeda, bahkan tidak ada dalam kajian perencanaan beberapa tahun sebelumnya. Yang benar adalah bagaimana kita memahami kultural, sosiografi serta demografi sehingga pemahaman kita tentang mahasiswa terus dapat diupdate dan dijadikan dasar kebijakan.
Sampai pada mahasiswa sebagai penduduk di muka bumi, mereka adalah penduduk masa depan, mereka yang memiliki kehidupan, harapan serta rekayasa yang akan menjadi flatform pendidikan. Memang lucu kalau kita membuat kebijakan perguruan tinggi tanpa melibatkan mahasiswa, padahal dunia ini adalah milik mereka.
b. Dosen
Secara administratif dosen itu bertingkat-tingkat bila dilihat dari strata pendidikan ada yang magister, ada pula yang doktor dan sebagian diantara mereka ada yang bergelar profesor, tetapi ada pula dosen non akademik yakni ahli atau pakar pada bidang tertentu. Inipun berubah-ubah, kebijakan satu belum sempat dipelajari, apalagi diikuti terlebih dipenuhi kewajibannya, sudah berganti lagi, lain tahun lain aplikasi.
Fungsi dan peran dosen juga selalu berubah, perubahan itu sangat besar pegaruhnya terhadap pola kerja dosen. Zaman dulu ketika perguruan tinggi berorientasi pada teaching university, maka dosen pun rajin dan banyak mengajar, keahliannya diukur dan diakui dari bagaimana ia membagikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswanya. Ketika berubah menjadi research university, dosen berubah drastis sibuk meneliti lebih lagi berkerjasan dengan melaporkan penelitian lewat jurnal terindeks. Padahal penelitian itu sebagian mestinya bagaimana tentang mahasiswa, tentang belajar dan tentang pembelajaran yang dikembangkan dosen. Tetapi atas alasan typologi standar jurnal, maka itu hampir diabaikan, yang penting masuk jurnal titik. Sampailah pada zaman dimana perguruan tinggi sebagai enterpreneur university, ini adalah zaman dimana perguruan tinggi harus menciptakan wirausahawan muda, alumni bukan jadi beban negara, tetapi mereka adalah pionir pencipta lapangan kerja. Dosen pun terbawa bawa harus ikut berubah, menjadi negosiator, operator menghubungkan antara perkuliahan dengan lapangan kerja.
Sungguh dosen tak pernah berhenti, berubah terus menerus, kalau tidak mau berubah mungkin tergilas dan diminta pensiun segera.
c. Pembelajaran
Hal nyata yang terjadi perubahan pada pembelajaran adalah ketika makna instruction awalnya dimaknai sebagai mengajar, maka dosenlah sumber utama, namun akhir tahun 1970-an makna itu berubah menjadi belajar mengajar, maka dialog, diskusi terjadi secara seimbang antara dosen dan mahasiswa. Sampai akhirnya awal tahun 2000-an makna instruction menjadi pembelajaran, maka ini lebih dikembangkan pada bagaimana mahasiswa berinteraksi dengan sumber dan lingkungan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam membentuk sikap dan kepribadian.
Perubahan ini nyata dan memang itulah yang terjadi, mahasiswa sudah memiliki kemerdekaan dalam menetapkan sumber belajar yang sangat kaya dan ragam. Dia dapat saja akses ke aplikasi, ke sumber lain, dan lingkungan, sementara peran dosen hanya satu bagian tinggal membuka pembelajaran, mengawasi dan terakhir menjadi rujukan untuk konfirmasi.
Saat ini apa yang kita alami, tanggung jawab utama dosen sebagai tenaga pengajar adalah kembali harus benar-benar memahami tujuan mata kuliah, mampu merancang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan mahasiswanya.
Lebih dari itu dosen harus mengontrol nilai warisan yang memang pantas untuk diteruskan, tetapi ia juga sadar mana warisan yang sudah luntur oleh zaman.
Perubahan itu pasti, dan kita sebagai dosen harus mengikuti. Saya tidak mau merubah kegiatan pembelajaran, maka saya bukan dosen lagi. Kita setuju inilah yang pantas pensiun dini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.