Muamalah sebagai aktifitas manusia yang dilakukannya dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT, tentunya mengacu kepada kaedah-kaedah yang ditetapkan syara' untuk terciptanya kemaslahatan di tengah masyarakat demi terpeliharanya hak dan kewajiban di antara manusia. (Sri Sudiarti, 2018).
Terdapat tiga interaksi antara manusia dengan lainnya yakni; interaksi kepada Tuhan, interaksi kepada sesama manusia, dan interaksi kepada alam (didalamnya ada tumbuhan, hewan dan benda lainnya).
Ketiga hubungan ini tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling terkait, sebagai contoh tidak beriman seorang kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Ternyata untuk mendapatkan pengakuan bahwa seseorang telah menuaikan ibadah kepada Tuhannya, maka ia harus juga menyelesaikan hubungan dengan sesama manusia.
Interaksi antara sesama manusia disebut dengan muamalah. Interaksi ini diawali dari adanya kepentingan;
Pertama kepentingan untuk memenuhi kebutuhan individu sampai kebutuhan sosial. Naluri manusia ingin hidup sendiri di muka bumi kadang muncul ketika ia merasa tidak butuh orang lain. Semua ingin diselesaikan sendiri, bahkan ia membuat ukuran sendiri dalam hidup ini, tetapi pada saat tertentu ia terbentur dengan individu lain yang memiliki hal sama. Dari benturan itu ada yang bernilai positif ada yang negatif, bila individu dapat mengendalikan dengan baik dan benar, maka disanalah lahir apa yang disebut sifat altruis. Sifat dimana individu akan berhasil dalam kehidupannya apabila ia mampu hidup bersama dengan individu lain.
Kedua kepentingan untuk saling menghargai dan menghormati atas hak dan kewajiban. Setelah berinteraksi antar individu terjadi, maka pengendalian diri adalah kunci utama, orang yang mampu melakukan ini maka ia akan menghargai adanya perbedaan atau pun adanya persamaan. Ketika ada orang lain melakukan apapun baik terkait dengan dirinya atau tidak, maka ia harus menghormati, dengan cara itu maka saling berbagi disebut dengan hak dan kewajiban dapat berjalan dengan baik.
Ketiga kepentingan untuk bersama menjaga interaksi. Setelah menyadari, kemudian melakukan dan akhirnya menjadikan interaksi dengan orang lain sebagai sebuah jalan menuju tujuan. Interaksi dapat menjadi kekuatan apakah untuk menghalau rintangan, atau untuk mengendalikan diri masing-masing. Kepentingan bersama ini selalu menjadi komunitas, apakah itu organisasi, kelompok, group, masyarakat, bahkan bangsa maupun negara, termasuk di dalamnya agama.
Keempat kepentingan untuk mendapatkan nilai ibadah kepada Tuhan. Interaksi yang disadari, dikendalikan, untuk sebuah tujuan maka diharapkan memiliki nilai yang lebih besar.
Di sinilah ada makna atau kebermanfaatan sebuah kesamaan untuk individu yang bernilai.Nilai ini adalah nilai ibadah dengan makna interaksi kebersamaan menjadi konsep muamalah.
Sri Sudiarti mengingatkan kepada kita bahwa muamalah sebagai aktifitas manusia yang dilakukannya dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT, tentunya mengacu kepada kaidah-kaidah yang ditetapkan syara' untuk terciptanya kemaslahatan di tengah masyarakat demi terpeliharanya hak dan kewajiban di antara manusia.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.