Learning science at the old learning methods are being developed in order to provide children's understanding about the universe and its contents, the study done by the method of conditioning verses to introduce kauniyah as in letter Al-Naba'. This verse tells us how God created the universe and its contents. Thus teaches letter at OLD and as a method of introduction of natural media as a means of learning and enabling children to memorize in order to hone a child's brain. Besides learning on learning science in the OLD and usher protégé to have noble morality and discipline to time for example in memorized the qur'an in verses kauniyah children bound by time and before read using the ablution for the sake of clearing him and facing the Qibla, so accustomed to polite in reading it.(Zulfiana Herni, 2018).
Anak adalah generasi yang akan meneruskan kehidupan manusia di masa mendatang. Pandangan kita terhadap anak sangat besar pengaruhnya terhadap perspektif kita tentang masa depan kehidupan, inilah yang menjadi dasar mengapa pendidikan pada anak itu sangat penting.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan paradigma pendidikan yang mengadopsi pemikiran bahwa masa depan adalah milik anak, maka persiapan terhadap anak adalah mempersiapkan masa depan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh anak untuk menghadapi masa depan adalah kemampuan literasi, kesiapulan memecahkan masalah, serta keterampilan apabila untuk berinovasi.
Tidak kalah dari ketiganya adalah kemampuan memaknai kehidupan menggunakaan ayat-ayat yang dituntun oleh agama. Inilah yang kemudian menjadi satu varian bagaimana sebagian orang melakukan pendidikan agama untuk anak usia dini.
Membelajarkan ayat-ayat seperti surah An-Naba dimana pesan tentang alam semesta diharapkan menjadi awal dari anak dalam mengenal alam, makhluk, dan Tuhan, sekaligus hubungan dengan keseimbangan. Strategi pembelajaran memang menjadi andalan utama untuk anak agar mengerti, memahami dan menjadi bagian dari kehidupannya kelak.
Herni melakukan penelitian dengan seksama, bahwa anak yang diberi perlakuan untuk pendidikan dengan baik tentang alam, kebaikan melalui surah An Naba` memiliki kemampuan berbeda dari anak lainnya.
Sungguh hal ini menjadi hal menarik, dikarenakan pendidikan dengan menghafalkan ayat memiliki kontribusi berjarak tetapi akan permanen pada perkembangan usia anak tentang pengetahuan, keterampilan sekaligus membentuk sikap anak.
Dari penelitian ini kita diajak menyetujui satu pernyataan bahwa; Pembelajaran sains pada PAUD adalah metode pembelajaran yang dapat dikembangkan demi untuk memberikan pemahaman anak-anak tentang alam semesta dan isinya.
Hal ini diiringi pembelajaran dengan metode pembiasaan mengenalkan ayat-ayat kauniyah seperti pada surah Al-Naba'. Dari sinilah kita kemudian membenarkan ayat-ayat Al Qur`an bahwa banyak hal yang dapat dipelajari, dimaknai, bahkan dijadikan dasar bagi anak untuk memahami alam semesta.
Menurut penelitian ini juga bahwa; Ayat tersebut menjelaskan bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan isinya. Dengan demikian mengajarkan surah ini pada PAUD sebagai metode pengenalan media alam sebagai sarana pembelajaran dan memungkinkan anak untuk menghafalkannya demi untuk mengasah otak anak.
Sebagai sebuah pembelajaran, maka sistem prakondisi belajar, waktu belajar dan pasca belajar harus memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai model.
Untuk melengkapi ini penelitian yang dilakukan Herni sekali lagi mengajak kita untuk membuktikan bahwa; dalam pembelajaran sains mengantarkan anak didik untuk mempunyai akhlak yang mulia dan disiplin kepada waktu sebagai contoh dalam menghafalkan Al-quran dalam ayat-ayat kauniyah anak-anak diikat oleh waktu dan sebelum menggunakan wudhu demi membersihkan dirinya dan menghadap kiblat, agar terbiasa sopan dalam membacanya.
Bila kita memiliki perspektif tentang anak untuk masa depan, maka tiga kata kunci dari penelitian di atas sungguh penting untuk diketahui lebih dalam yakni;
Berwudhu, adalah upaya mempersiapkan pembelajaran, dimana anak yang bersih, sehat, jasmani dan rohani merupakan prakondisi belajar.
Hal ini dimaksudkan agar belajar adalah kegiatan yang suci dan menjadi ibadah. Tak ada yang harus didiskusikan lagi, setiap kita akan belajar haruslah berwudhu, sekaligus jadikan itu menjadi syarat sahnya sebuah kegiatan pembelajaran.
Menghadap kiblat, sebagai sebuah adab dalam pendidikan, ternyata memiliki signifikansi terhadap hasil yang diharapkan. Anak yang menghafal tentang ayat menjadi lebih nyaman sekaligus apapun yang dilakukannya ketika menghadap kiblat insya Allah adalah bagian dari ibadah.
Disiplin waktu, sangat terkait dengan kondisi dimana anak mengalami proses penerimaan informasi secara formal. Disiplin dimaknai adanya hal yang dilakukan dengan sengaja, terencana, terprogram, sistematis dan hasilnya dapat diprediksi.
Bila menghafal dilakukan dengan sengaja tentu hasilnya berbeda dengan tidak disengaja, begitu juga bila direncanakan untuk ayat tertentu maka akan mempunyai target atau tenggat yang harus dipenuhi.
Memrogram dengan baik tentang kegiatan pembelajaran dengan melibatkan semua aspek atau unsur pendidikan akan memberi kemudahan untuk mencapai hasil. Inilah yang disebut dengan pasca belajar yang terencana dengan baik.
Sampai sini, kita bolehlah sekali lagi berharap anak memiliki masa depan yang lebih baik, tentu bila diiringi dengan pengenalan ayat yang tepat, memahami fenomena secara sederhana.
Pendidikan anak usia dini memang tidak dapat diukur hasilnya hari ini saja, tetapi menjadi harapan bagaimana mereka menjadi manusia yang berakhlak untuk penyelamat atau penjaga masa depan kehidupan ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.