wartagarudaonline-Binjai | Guru yang berkualitas merupakan ujung tombak untuk melakukan perubahan dan perbaikan pendidikan di negeri kita tercinta, Indonesia.
Demikian dikemukakan guru senior SMP Negeri 5 Binjai, Serasi Malem Sitepu SPd, menyikapi peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024.
“Karena itu, para guru harus diberi kepercayaan yang selanjutnya dibarengi dengan evaluasi terhadap hasil belajar mengajar mereka,” kata alumnus Unimed yang akrab disapa Asih ini.
Selain itu, kata Asih, para guru membutuhkan dorongan kembali untuk mengubah cara dan strategi dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang berpusat kepada murid.
Untuk itu, Presidium Forhati Sumatera Utara ini berharap, agar semua stakeholder hendaknya peduli dengan pendidikan sekaligus dapat berkolaborasi untuk memajukan pendidikan di negara kita.
Bukan Guru Biasa
Sosok Serasi Malem Sitepu sendiri, yang baru saja menyelesaikan Pendidikan Calon Guru Penggerak, memang layak disebut sebagai bukan guru biasa.
Mengapa demikian ? Hal itu tiada lain karena istri Fadhil Azhar ini memiliki sejumlah nilai plus yang tidak dimiliki guru lain.
Selain terampil dalam melakukan transfer of knowledge di dalam kelas dan piawai menyanyikan tembang hits lawas Nicky Astria, Anggun C Sasmi dan Nike Ardila ini, Asih juga dikenal kerap memberikan pengetahuan tambahan kepada anak didiknya.
Misalnya membuat Eco Enzyme (EE), yaitu program pelestarian lingkungan, mengubah limbah organik (sampah buah/sayur) diproses permentasi selama 100 hari dan menjadi eco enzyme, yakni cairan alami serba guna dan bernilai ekonomi.
Menurut Asih, banyak manfaat diperoleh dari EE ini, di antaranya sebagai pupuk tanaman/ bunga, pembersih udara (disinfektan), pembersih lantai, perlengkapan rumah, sebagai obat luka, dan lainnya.
“Kita tanamkan kesadaran sejak dini pada siswa agar kelak mereka dapat menjaga dan melestarikan lingkungannya,” sebut Asih seraya menambahkan pembuatan EE ini dilaksanakan hampir tiga bulan sekali.
Selain itu, mereka juga membuat pupuk kompos dengan mengumpulkan limbah organik (dedaunan) dengan kotoran hewan (kohe) dipermentasikan dengan menggunakan cairan eco enzyme selama lebih kurang satu bulan.
Selain eco enzyme, perempuan kelahiran 6 Juni 1974 ini juga dikenal sebagai pegiat Ecobrick, yaitu mengolah limbah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat (Ujung)