wartagarudaonline-Medan | Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting minta keseriusan pemerintah dalam penanganan satwa dan pengelolaan ‘Medan Zoo' yang dari hari ke hari semakin memprihatinkan.
Diketahui, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) menyerukan penutupan segera Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan usai empat ekor harimau mati dalam tiga bulan terakhir.
Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, tidak boleh ada pembiaran terhadap kondisi kebun binatang di Medan itu. Ia meminta KLHK melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.
“Menurut saya, persoalan ini tidak bisa ditangani secara parsial. Medan Zoo ini bukan hanya persoalan beban pakan hewan yang ada, tetapi juga mengenai konservasinya, manajemen asetnya sampai masalah digitalisasinya,” katanya, Senin (5/2/2024).
Baskami mengatakan, Medan Zoo harus lebih berperan sebagai usaha perlindungan dan pelestarian alam daripada hanya sekadar memeragakan koleksi satwa langkanya.
“Kita menyayangkan, banyak satwa langka yang mati termasuk harimau sumatera. Saya kira ini bisa menjadi perhatian dunia, bila terjadi pembiaran,” ungkapnya.
Baskami mengatakan, bila kondisi mengharuskan penutupan sementara, maka menurutnya, seluruh sisa satwa yang ada diberikan kepada Lembaga Konservasi yang ideal.
“Saya meminta dalam waktu dekat ini ada langkah kongkrit dan penanganan komprehensif dari seluruh stakeholder tentang masalah ini,” tambahnya.
Sebelumnya, pada acara ‘Quo Vadis Kondisi Medan Zoo', yang digagas Komunitas Gerak 98, Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba meminta agar pemerintah menutup kebun binatang itu.
“Melihat dari kondisi Walhi Sumut menyarankan pemerintah menutup sementara hingga masalah infrastruktur baik geografis, lahan sampai sarana prasarana memenuhi standar,” tambahnya.
Sementara itu, Batara Johan, pegiat The Wildlife Whisperer Of Sumatera, mengatakan, bila kondisi tersebut dibiarkan maka, Medan Zoo dapat menjadi sentimen negatif di mata dunia internasional.
“Kita mengusulkan agar merehabilitasi ulang hewan yang tersisa. Harus ada perawatan, penanganan dan perlindungan yang lengkap dari hewan-hewan itu,” tambahnya.
Batara meminta BKSDA melakukan audit dan investigasi terkait matinya satwa langka di Medan Zoo.
“Karena kita tahu, bahwa BKADA memiliki data lengkap hewan-hewan yangbada dan penanganannya juga menjadi tanggung jawab mereka,” pungkasnya.(UJ)