Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Sampai tahun 1980an untuk mengembangkan keahlian dalam pengajaran Bahasa Arab, maka dibuka program doktoral. Selanjutnya untuk mengembangkan fakultas ini melihat perkembangan kurikulum MAN, maka Rektor IAIN SU mengadakan pembicaraan dengan Dirjen Binbaga Islam Depag tentang kemungkinan dibukanya jurusan tadris bidang IPA di Fakultas Tarbiyah IAIN SU yang kemudian direalisir tanggal 28-8-1981. (Ismail Muhammad syah, 1980).
Pengembangan kelembagaan itu penting, tujuannya untuk mengatasi keadaan yang sedang terjadi, namun yang utama adalah mengantisipasi kemungkinan masa depan yang akan kita alami. Itulah kira-kira bayangan kita dari keputusan yang dilakukan Ismail Muhammad Syah, yang hanya dua tahun setengah memimpin IAIN tetapi memiliki komitmen terhadap masa depan kampus ini.
Setelah sewindu perjalanan IAIN sebagai kampus perguruan tinggi keagamaan diakui bahwa banyak faktor eksternal yang mewarnai di antaranya adalah;
1. Tahun 1975 SKB Tiga Menteri tertanggal 24 Maret 1975 tentang pendidikan umum dan agama di tingkat sekolah lanjutan. Salah satu yang dikembangkan adalah menguatkan proporsional materi pelajaran agama di sekolah umum dan materi pelajaran umum di sekolah agama. Madrasah setingkat Tsanawiyah dan Aliyah mendapatkan maksimal 30 % pengetahuan umum mereka dibolehkan untuk masuk ke fakultas dan perguruan tinggi umum. Begitu juga sebaliknya SMP dan SMA mendapatkan maksimal 30 % pengetahuan agama, dan mereka diperbolehkan memasuki fakultas agama atau perguruan tinggi agama. Catatan ini penting karena enam tahun setelahnya perguruan tinggi siap memberi pelayanan regulasi akibat kebijakan.
2. Tahun 1978 Dr. Daoed Joesoef meluncurkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) yang dituangkan dalam surat keputusan No.0156/U/1978, tertanggal 19 April 1978. Konsep NKK/ BKK pada dasarnya bertujuan untuk menormalkan kembali kampus sebagai lembaga ilmiah. Sungguh panjang cerita ini, tetapi paling tidak kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perguruan Tinggi khususnya ke mahasiswa memberi suasana berbeda apakah itu pengendalian, pengorbanan atau juga pengamputasian politik mahasiswa. Catatan kita tentang hal ini, kampus adalah akademis, kampus adalah politis keduanya tidak pernah selesai bila itu teori apalagi diskusi, tetapi karena regulasi maka harus segera dieksekusi.
3. Tahun 1979 kebijakan Menteri Pendidikan Daoed Yoesoef tentang Perubahan Tahun Ajaran
Kebijakan yang diterapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef pada 1978 dan akhirnya diatur menjadi UU nomor 0211/U/1978. Tentu dengan penuh perhitungan demi kebaikan masa depan pendidikan Indonesia. Hasil evaluasi dan penyesuaian dari beberapa negara lain, semua kita yang masih merasakan tahun ajaran 1979 maka belajarnya sampai satu tahun setengah. Catatan kita ini memberi warna terhadap IAIN yang baru saja tumbuh dan berkembang dalam kegiatan pembelajarannya.
Apa yang dilakukan Rektor IAIN Sumatera Utara tentu mempelajari, mempertimbangkan keadaan eksternal kampus pada waktu itu, di mana masyarakat harus mendapat layanan pendidikan, maka dibukalah jurusan Tadris IPA pertama kali tahun 1981. Hal ini tiada lain adalah jawaban dari SKB Tiga Menteri tahun 1975.
Begitu juga menggagas untuk segera dilakukannya pembenahan kurikulum yakni sistem SKS salah satu tujuannya adalah untuk mengembalikan mahasiswa belajar yang lebih kondusif. Walaupun akhirnya tahun 1983 SKS pertama kali ditetapkan di IAIN sebagai sebuah regulasi dan sampai hari ini hanya ditambah ramuan Bernama KKNI. Kalau kita bersedia maka itulah kurikulum Merdeka Belajar di Kampus Merdeka.
IAIN Sumatera Utara kini telah tumbuh dan berkembang menjadi UIN dengan delapan fakultas mengelola berbagai disiplin ilmu baik agama maupun umum, adalah buah tangan dari seorang Ismail Muhammad Syah yang mengawali masukkan prodi umum ke institusi Islam tercinta. Bila 1980-an, ini telah dipikirkan oleh pendahulu kita, kini saatnya kita pelihara. Keadaan eksternal bukan menjadi hambatan tetapi justru tantangan memacu dan memicu agar almamater lebih baik lagi.
Selamat milad ke-50 IAIN-UIN Sumatera Utara Medan, menjadikan keadaan eksternal adalah sebuah tantangan sekaligus eksistensi masa depan yang lebih baik lagi.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.