Pak Marmuj kini telah disibukkan dengan mengajar di sekolah lagi, hari-hari seperti biasa, Pak Marmuj berangkat ke sekolah sudah sampai sebelum siswa datang, begitu juga tak berapa lama kemudian guru pun tiba. Beberapa mahasiswa PPL juga tampak hadir sebelum yang lain berdatangan.
Seperti biasanya Pak Marmuj siap menunggu di depan gerbang sekolah, semua siswa yang datang bersalaman dengan guru yang kebetulan bertugas saat itu.
Tampak Pak Marmuj setelah bersalaman memperhatikan wajah siswa.
Sesekali Pak Marmuj bertanya, dan pada siswa tertentu Pak Marmuj seperti biasa saja.
Hal ini mengundang perhatian guru baru dan mahasiswa yang kebetulan sedang PPL di sekolah di mana Pak Marmuj bertugas. Mengapa Pak Marmuj bersalaman kemudian ada sesuatu yang dilakukannya.
Sementara guru yang lain bersalaman kemudian selesai, bahkan terkadang tidak melihat wajah siapa yang disalami. Sampai-sampai ada satu guru yang bersalaman dengan siswa sambil mengaktifkan telepon selularnya.
Setelah selesai bersalaman semua siswa mau ke kelas, guru pun hadir membawa peralatan pembelajaran siap memberi pendidikan sesuai dengan jadwal kelas dimana ia bertugas.
Sampailah ketika jam istirahat, mahasiswa PPL berkumpul di ruang guru siap menerima pengarahan dari guru pamong. Kebetulan yang ada di kelas Pak Marmuj pun mendengarkan dengan serius bagaimana mahasiswa mendapat masukan tentang tugas merencanakan, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran.
Namun setelah itu mahasiswa bertanya terkait dengan bersalaman yang dilakukan Pak Marmuj tadi pagi.
Mahasiswa: Assalamu`alaikum! Izin Pak Marmuj boleh bertanya.
Pak Marmuj: Wa`alaikumsalam, ya silahkan.
Mahasiswa: kami tadi saat pagi melihat Pak Marmuj ketika bersalaman dengan siswa ada yang berbeda.
Pak Marmuj: Ya memang ada apa ya.
Mahasiswa: Kenapa ada satu atau dua siswa, Pak Marmuj serius memandang wajah siswa, sementara ada pula yang bapak ajak bicara.
Pak Marmuj: oh…. itu… memang ada apa rupanya.
Mahasiswa: Kami ingin tahu lebih jauh ada dengan siswa tadi, mengapa ia seperti wawancarai.
Pak Marmuj: bersalaman dengan siswa di pagi hari, bukan saja sekadar simbol ucapan selamat datang, tetapi kita mengidentifikasi hal-hal tertentu yang ada pada siswa.
Mahasiswa: maksudnya hal-hal tertentu apa ya pak.
Pak Marmuj: bersalaman memang dibuat jadwal piket oleh kepala sekolah, tetapi karena ini berkelanjutan, maka kami mendapatkan banyak pelajaran bahkan hikmah dari setiap bersalaman yang kami lakukan.
Apa yang kalian lihat tadi, bahwa ada beberapa siswa yang memang berbeda satu dengan lainnya, karena memang mereka dalam keadaan berbeda pula keadaannya. Maksud saya dari kehangatan jari siswa yang saya rasakan maka ada sesuatu yang perlu disikapi.
Mahasiswa semakin serius mendengarkan, dan sebagian telah merekam lewat telepon selulernya.
Dengan semangat Pak Marmuj pun menceritakan apa yang dilakukan ketika bersalaman sebagai berikut:
• Bila yang hangat ibu jari itu tandanya ia mungkin ada masalah dengan ibunya di rumah.
• Bila yang hangat itu jari telunjuk, bisa saja ia belum sarapan pagi, atau masalah dengan makan minumnya.
• Nah bila yang hangat adalah jari tengah, bisa saja dia galau, banyak masalah.
• Bila yang hangat itu jari manis, biasanya dia ada masalah pada pencernaan, atau jantung, anak ini biasanya sedikit sensi.
• Bila yang hangat adalah jari kelingking, mungkin saja ia lagi butuh teman atau sahabat.
Mahasiswa: Wah Pak Marmuj itu teori, penelitian atau primbon ya.
Pak Marmuj: Bukan itu semua dari pengalaman saya selama ini sebagai guru bertahun tahun saya mengajar, dulu saya sudah puluhan tahun mengajar, mungkin tangan saya sudah ratusan bahkan ribuan bersalaman dengan siswa. Dari sana saya peroleh ilmu pengetahuan yang sesungguhnya.
Jelas…kan. Salaman itu penting, bukan pada siswanya saja, tetapi juga bagi kita sebagai guru yang akan memberi pendidikan pada anak. Nah inilah yang menjadi bagian dari apa yang saya lakukan selama ini. Memang kita bangga dan senang punya kesempatan bersalaman dengan pejabat.
Seperti saya kan pernah salaman dengan Pak Presiden, tetapi ilmu pengetahuan justru saya peroleh dari siswa.
Ingat adik-adikku mahasiswa.
Yang penting bagaimana kita mensikapi, bukan mencari alasan mengapa mereka punya masalah.
Mahasiswa: oh……
Pak Marmuj: dah besok kalian boleh juga bersalaman dengan siswa, mungkin akan mendapatkan pengalaman berbeda lagi.
Mahasiswa: terima kasih Pak Marmuj.
Pak Marmuj: sama sama.
Mahasiswa PPL pun tidak sabar menunggu hari esok, di rumah kost salah seorang mahasiswa mencoba googling menemukan makna filosofi dari bersalaman;
Bersalaman menurut Islam memiliki banyak filosofi dan hikmah di dalamnya. Berikut adalah beberapa makna filosofis dari cara bersalaman menurut Islam:
1. Menjaga hubungan sosial: Bersalaman merupakan salah satu cara untuk menjaga hubungan sosial antar muslim. Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama merupakan bagian dari ajaran yang penting.
2. Menjalin keakraban: Dengan bersalaman, seseorang dapat menjalin keakraban antar muslim. Keakraban ini memudahkan dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
3. Berkat dan Rahmat: Salah satu hikmah dalam bersalaman adalah adanya berkah dan rahmat dari Allah SWT. Dalam hadits-haditsnya, Rasulullah menyebutkan bahwa setiap kali seorang muslim bersalaman, maka dosa-dosanya akan diampuni dan dia mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Memang benar, bersalaman itu sesungguhnya ingin menemukan hati dari kedua orang, siapa pun yang memulainya, maka ketika kita bersalaman hendaknya sikap berdiri tegak, tanda menghormati, dan setelah memberikan tangan kemudian bersalaman dan akhiri dengan meletakkan tangan di dada (hati didalamnya). Artinya hati kita dan hati orang lain sama-sama merasakan kesetujuan atas bersalaman.
Tibalah keesokan harinya, Pak Marmuj tidak berdiri di hadapan gerbang, tetapi berdiri di pintu masuk utama sekolah bersama mahasiswa PPL berseragam almamater warna hijau. Siswa pun bersalaman dari satu guru ke guru lain dan akhirnya ke mahasiswa.
Setelah selesai mahasiswa pertama berkomentar, kok siswa sebagian banyak hangat pada ibu jari dan jari tengah ya.
Sementara mahasiswa lain kok siswa tidak ada yang hangat ya….
Baru sadar, rupanya memang pada pagi itu hujan turun.
Pak Marmuj, ya sudah, bersalaman bukan hari ini saja, besok masih bisa.
Hem….Pak Marmuj Pak Marmuj.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap manusia itu membutuhkan orang lain, bersalaman adalah salah satu cara berkomunikasi untuk silaturahmi yang dapat dilakukan kapan saja dimana saja saat bertemu.
Kedua; bersalaman memiliki banyak makna, bertemunya dua hati dalam satu moment, hendaknya lakukanlah dari hati yang paling dalam, karena memang kita semua saling membutuhkan untuk meningkatkan persaudaraan.
Ketiga; dengan bersalaman kita dapat mengetahui perasaan seseorang, bukan untuk hal lain, kecuali untuk saling berbagi, saling merasakan atas nama persaudaraan.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita mencari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.