Menjelang hari raya qurban sebagian masyarakat sibuk dengan persiapan baik untuk shalat Idul Adha, lomba beduk, lomba takbir dan lain sebagainya. Sebagian masyarakat ada pula yang membuat jadwal akan liburan ke luar kota, sementara yang lain ada mendoakan saudaranya yang sedang melaksanakan ibadah Haji ke Baitullah.
Sementara itu di pinggir kota di mana Pak Marmuj tinggal, semangat berqurban masih terasa, salah satunya tetangga beliau keluarga Pak Marqu.
Ya benar, keluarga Mak Marqu yang delapan orang bersaudara tidak mau dipisahkan, mereka harus bersama, bahasa kitanya sangat kompak. Keluarga Pak Marqu tahun ini ada rezeki ingin melaksanakan ibadah Idul Adha dilengkapi dengan berkurban. Mereka sepakat akan berqurban dengan satu ekor sapi, untuk satu keluarga yang lengkap dengan delapan bersaudara tadi.
Sepekan sebelum hari raya tiba, Pak Marqu pun mendaftarkan qurban ke panitia di BKM masjid dekat mereka tinggal. Namun apa yang terjadi, panitia qurban tidak dapat menerima dengan alasan, untuk satu ekor sapi hanya atas nama tujuh orang atau tujuh keluarga. Pak Marqu pun sedikit kecewa, sewot, bingung dan lain sebagainya, padahal hari raya qurban sudah tidak lama lagi.
Kembali ke lingkungan keluarga, Pak Marqu mengumpulkan adik-adiknya yang kompak, untuk memecahkan masalah ini. Dalam rapat keluarga tersebut pembicaraan pun berlangsung ramai.
Ada yang menyalahkan panitia, ada yang mempersoalkan apakah lembu kurang cukup umur, kurang timbangan daging, atau justru terlalu gemuk atau besar, dan lain sebagainya.
Di sela-sela rapat ada yang mulai bicara serius. Adik kedua menelepon ustaz terkenal di kampungnya, bagaimana cara mereka berkurban dengan delapan orang. Hasilnya tidak boleh harus tujuh orang untuk satu sapi. Nihil….
Adik ketiga mencoba menawarkan untuk menanyakan hal ini ke kampus perguruan tinggi Islam terkenal di daerah itu. Dalam pembicaraan di telepon seluler terdengar bahwa dosen balik bertanya; bahkan menelusuri, apakah benar mereka delapan orang bersaudara, diminta menunjukkan Kartu Keluarga, siapa-silsilah orang tua, apakah benar saudara kandung.
Hasilnya tetap nihil. Satu sapi hanya untuk tujuh orang.
Anak ketujuh; ya sudah mungkin memang kita harus ikut aturan tujuh orang untuk satu sapi,
Anak kedelapan tetap protes, karena ingin ikut berqurban bersama tanpa dipisahkan.
Anak keenam mencoba searching di google bagaimana cara memecahkan bolehkah delapan orang untuk kurban satu sapi. Hasilnya diberikan beberapa landasan hadits, dan tulisan-tulisan tentang qurban, intinya nihil.
Akhirnya anak kelima mencoba menawarkan untuk bertanya pada Pak Marmuj yang kebetulan tinggi di sebelah rumah mereka.
Kedelapan orang bersaudara tadi setuju dan mereka bersama mendatangi kediaman Pak Marmuj.
Pak Marqu : assalamu`alaikum. Apa kabar Pak Marmuj.
Pak Marmuj : wa`alaikum salam, silahkan masuk, sini-sini masuk semua duduk.
Pak Marqu : begini Pak Marmuj kami ini 8 bersaudara kandung, kami ingin sekali berqurban dengan satu ekor sapi, kami telah mendaftarkan diri ke panitia qurban di BKM Masjid kita, tetapi mereka menolak.
Bahkan kami telah menanyakan ke beberapa orang atau ustadz tetapi menurut ustadz, semua kami tanya tidak boleh. Kami pun bingung, BKM Masjid menolak kami, mohon solusinyanya Pak Marmuj.
Pak Marmuj : ini yang datang semua, 8 bersaudara ya….
: ayo kita lihat sapinya.
Benar saja sapi berukuran jumbo berat 319 Kg daging menurut perhitungan penjual.
Pak Marmuj : ya memang benar namun menurut saya, karena sapi ini sangat besar, maka untuk menyembelihnya diperlukan tangga dalam hal ini saya minta seekor domba yang besar juga.
Apakah kalian bersedia menyediakan tangga dimaksud?
Anak kedelapan : Bersedia, siap.
Ketujuh bersaudara : bengong………….kok begitu………..
Pak Marmuj : Bagaimana, sekali lagi saya tanya apakah saudara semua bersedia menyiapkan tangga satu ekor domba yang besar?!!
Kedelapan bersaudara : Ya. Bersedia……. kompak.
Pak Marmuj : ya silahkan pada hari raya Qurban nanti, biar saya bantu menyembelihnya.
Tepat pada hari raya Qurban sebagian masyarakat melihat kekompakan 8 bersaudara ini.
Pak Marmuj : dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya tunaikan qurban 8 orang bersaudara; atas nama Pak Marqu dan adik adiknya….
Setelah ia menyembelih sapi, kemudian domba pun disembelih.
Pak Marmuj : Dah selesai, delapan orang sudah berqurban, insya Allah sampai kepada tujuan sebagaimana yang diniatkan.
Pak Marqu : Saya atas nama keluarga, mengucapkan terima kasih atas kebaikan Pak Marmuj, semoga kebaikan bapak menjadi amal jariah. Amin.
Pak Marmuj : amin, amin, amin.
Pak Marmuj pak Marmuj, memang hidup ini kadang kita menghadapi masalah, tetapi semua pasti ada jalan keluarnya, tidak perlu jauh keliling dunia, mulailah dari diri sendiri keluarga, lingkungan dengan berbuat baik kepada mereka.
Itulah kisah di mana kebersamaan adalah hal utama, namun ibadah adalah kewajiban individu, tetapi aturan tidak boleh dilanggar, dan semua dapat diselesaikan bila kita arif dan bijak mengatasinya.
Tiga hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap kita memiliki hak dan kewajiban sebagai individu dihadapan Allah SWT. Beribadah secara individual itu baik, tetapi berjamaah adalah yang terbaik, tetapi ada aturan yang mengikat.
Kedua; keluarga adalah ikatan biologis yang tidak dapat diputus dan dipisahkan satu dengan lainnya, dalam hal ibadah dapat saja bersama, untuk kebaikan, namun hukum tetaplah hukum, karena di dalamnya ada mengatur fardu `ain ada yang mengatur fardu kifayah. Kita harus belajar lebih dalam tentang hal ini agar tidak salah dalam mempraktikkan atas alasan keluarga.
Ketiga; seseorang hanya dibebankan sesuai dengan kesanggupannya, pengetahuan yang belum memadai, sudah dipasangkan dengan tetangga yang memiliki kelebihan. Untuk itu selalulah berdiskusi, bertukar pikiran, bahkan berbagi perasaan, menghadapi masalah, agar ibadah lebih berkah. Amin.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.