Pekan ketiga di Ramadan ini terasa semakin cepat, semua sekolah sudah siap-siap untuk libur panjang bahkan sebagian sudah mengakhiri kegiatan dengan buka puasa bersama setelah membagikan takjil di sore harinya. Itulah yang dialami beberapa siswa ketika hendak mengakhiri Pesantren Kilat pada program sekolah.
Pesantren Kilat yang dilakukan tahun ini memang sedikit berbeda, banyak pelajaran yang didapat, tetapi juga banyak cerita yang diberitakan, bahkan ada rekomendasi yang harus dicatat untuk rencana tahun depan.
Sungguh Pesantren Kilat sebuah fenomena pendidikan dan pelatihan yang membawa berbagai kesan salah satunya ada di tempat Pak Marmuj mengajar.
Cerita ini diawali dari kegiatan penutupan Pesantren Kilat pada hari ketiga atau hari terakhir. Seperti biasa pada malam terakhir instruktur Pesantren Kilat membuat acara agar terkesan maka seperti renungan malam pun dimulai.
Karena acara penutupan malam hari, maka makan malam pun sedikit tertunda, peserta asyik mengikuti kegiatan, sebagian masih kuat sebagian sedikit menahan kantuk. Ada pula yang kelelahan karena asyik membagikan takjil sampai lupa buka puasa.
Acara penutupan Pesantren Kilat pun digelar di halaman sekolah. Dimulai dari bernyanyi bersama dari nada riang gembira, sampai akhirnya lagu-lagu religi bernada syahdu lengkap dengan renungan. Instruktur pun mulai menyampaikan pesan pesannya.
Acara di halaman sekolah mulai pukul 10 malam. Dari duduk melingkar, kemudian berdiri saling memegang tangan kanan dan kiri, sampai akhirnya duduk kembali.
Instruktur satu;
“Adik-adikku semua, setelah mengikuti tiga hari Pesantren Kilat, marilah kita mulai menyadari bahwa apa yang kita lakukan selama ini masih banyak yang belum sempurna.(suara instruktur sedikit melirih tetapi tampak tegas penuh pesan penyesalan).
Selama ini…….. kita telah banyak berbuat dosa, marilah kita bertobat.
Selama ini…….. ktia telah banyak melawan orang tua, marilah kita minta maaf pada keduanya.
Selama ini…….. kita selalu ghibah menceritakan keburukan orang lain, marilah kita sadar itu jangan terulang lagi.
Selama ini……. kita masih shalat dan puasa bolong-bolong, marilah kita mulai mendisiplinkan ibadah lagi.(satu orang tergeletak seperti tidak sadarkan diri, instruktur satu meneruskan nasihat… ah…ini pertanda berarti apa yang saya sampaikan mengena kepikiran mereka….itulah yang ada dalam pikiran instruktur).
Instruktur satu meneruskan kata-kata nasihatnya dengan lebih sedikit emosional.
Adik-adikku sekalian, kita boleh saja berbangga dengan keluarga kita, tapi ingat ada tetangga yang butuh bantuan.
Kita boleh berdiri tegak karena sudah memiliki segalanya, tapi ingat itu semua karena pemberian orang tua.
Kita boleh pintar bahkan jadi juara, tapi ingat ada saudara kita masih belajar satu huruf pun kesulitan.
Jangan dikira itu adalah dari usaha kita semua ingat, ada Tuhan yang maha tahu, dan maha berkehendak bagi hambanya yang tidak bersyukur.(dua peserta bahkan tiga diantara mereka tergeletak, seperti tidak menyadarkan diri, ini pertanda lantunan nasihat instruktur sudah sampai ke relung hati peserta).
Instruktur satu meneruskan nasihatnya.
Adik-adikku…
(Tiba-tiba terdengar suara menjerit: ampun………….ampun…….saya memang salah, ampu…….ampun……)
Instruktur satu tidak bergeming sedikitpun dan meneruskan nasihatnya.
Adik-adikku, marilah kita bertobat………… merubah diri agar lebih baik lagi. Ingat…….pintu tobat masih terbuka.
Karena asyiknya memberikan nasihat…instruktur baru sadar ketika melihat kanan kiri ternyata dari banyaknya peserta Pesantren Kilat, tinggal beberapa orang saja yang masih duduk, sementara lainnya semua sudah tergeletak dan seperti tidak sadarkan diri.
Instruktur satu bertanya dengan sedikit memerintah kepada instruktur dua; ayo sudah bangunkan. Tetapi apa yang terjadi ada yang memang benar-benar tertidur, ada pula yang terus bicara melantur, dan ada yang pingsan.
Akhirnya para instruktur pun sedikit kebingungan, bagiamana cara mengatasi hal ini. Seorang panitia memanggil Pak Marmuj yang memang siaga menjaga dari luar.
Panitia; Pak Marmuj tolong ada peserta yang kesurupan, macam-macam ngomongnya, ada pula yang pingsan.
Pak Marmuj: ya……ayo kita lihat ya.
Instruktur satu; ini pak kami bingung tadi kami beri nasihat, ternyata mereka kok banyak yang aneh-aneh, ada yang tertidur, ada yang pingsan, ada pula yang terus ngomel. Bagaimana ini pak, tolong kami pak.
Pak Marmuj; bismillah……..
(semua anak dipegang bahunya diberi minum air putih hangat dan akhirnya terbangun semua)
Ayo…..sudah semua ambil air wudhu….. segara siap-siap shalat qobla subuh
(rupanya memang waktu telah mendekati azan subuh).
Setelah semua selesai, saling bersalaman acara Pesantren Kilat pun berakhir, peserta pulang kerumah masing-masing dengan segudang cerita. Lain anak lain yang dibawa, lain pula cerita pada orang tuanya.
Dalam rapat kecil antara Pak Marmuj dan instruktur ada penegasan yang diberikan Pak Marmuj;
Instruktur dua; Pak boleh diberi pengarahan tentang kejadian tadi malam pak?
Pak Marmuj; mengapa bisa kejadian pada anak seperti tadi malam.
Saya sampaikan dulu bahwa kemarin sore kan siswa semua diajak membagikan takjil, apa kalian tahu apa itu takjil.
Instruktur: takjil ya bagi-bagi makanan untuk berbukalah pak.
Pak Marmuj; Takjil itu artinya sebenarnya adalah makanan atau kudapan yang dimakan setelah berbuka puasa. Takjil biasanya berupa makanan manis seperti kolak, es campur, dan sup buah.
Kata takjil berasal dari bahasa Arab, yaitu kata ‘ajila yang berarti menyegerakan. Dalam bahasa Indonesia, takjil berarti mempercepat berbuka puasa.
Ingat segerakan berbuka, segarakan makan bila sudah lapar, maka jangan ditunda-tunda.
Lantas hubungannya dengan kejadian tadi malam adalah;
Pertama; anak pingsan karena ia telat makan, makanya kita bila berbuka puasa segerakan, jangan sekali-kali memberi pendidikan dan pelatihan bagi anak saat perut dalam keadaan lapar.
Kedua; anak yang tertidur karena materi disampaikan dengan lagu-lagu kemudian ceramah, jangan sekali-kali menyampaikan pendidikan hanya satu arah, membuat orang ngantuk dan tertidur.
Ketiga; anak kesurupan, perhatikan ketika memulai kegiatan pastikan anak dalam keadaan bersih, jangan biarkan anak tanpa air wudhu.
Instruktur dua: pak tapi kok bisa banyak yang pingsan dan yang tertidur tadi malam pak?
Pak Marmuj; ya….karena instrukturnya pun mungkin tidak berwudhu….
Semua instruktur saling berpandangan…….tertawa hahahahahhaah.
Pak Marmuj; dah…..ayo kita shalat sunat…….
Hem…..Pak Marmuj…..Pak Marmuj…..memanglah.
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; pendidikan dan pelatihan harus memperhatikan kesiapan belajar bagi peserta didik, salah satu kesiapan itu adalah kesehatan, dan kesiapan mental serta kesiapan spritual.
Kedua; mendidik dan melatih adalah memberi tauladan, mengajarkan kebaikan diiringi dengan menahan hal yang tidak baik untuk dihindari.
Ketiga; Pesantren Kilat adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang memerlukan keahlian khusus bukan sekedar acara seremoni tetapi kolaborasi berbagai keilmuan tentang pembelajaran.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.