Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Berpengaruhnya lingkungan terhadap kehidupan dan perkembangan seseorang dikarenakan lingkungan itu sendiri merupakan kebutuhan bagi manusia, di samping manusia dengan akal nafsu dan kecenderungan yang dimilikinya serta adanya alat alat indera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan memformulasi menjadi satu daya atau potensi untuk berkemampuan merespon, sedangkan lingkungan menyediakan stimuli-stimuli yang siap untuk direspon oleh manusia. (Khairuddin T, 1995:48).
Merdeka adalah bebas untuk melakukan sesuatu apa saja, di mana saja dan kapan saja. Merdeka yang sesungguhnya adalah di mana individu memiliki kemampuan untuk memilih apa yang ada di hadapannya, ia berkemampuan untuk menentukan apa harus dilakukan serta dapat memutuskan sendiri ukuran apa yang dapat dijadikan keberhasilan.
Itulah pandangan psikologis, di mana setiap individu berbeda dan unik tidak ada yang sama di atas dunia ini, bahkan kembar sekalipun, bahkan satu tempat tidur siang dalam malam sekalipun, suami istri sekalipun, semuanya pasti berbeda. Saya adalah aku, dan aku memiliki kebebasan atau kemerdekaan untuk mengaktualisasikan diri sesuai kehendakku.
Kemerdekaan adalah hak individu. Namun para ahli sosiologi berpandangan berbeda, tatanan dunia ini diisi oleh sebuah sistem, dengan sistem tersebut merencanakan, mengelola dan mengembangkan sebuah aturan dan akhirnya terjadilah apa yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat ada aturan yang harus dipatuhi seluruh anggotanya, tidak sembarangan melakukan sesuatu, dalam kebebasan individu terdapat kepatuhan terhadap kumpulan individu. Mereka menunggu di ujung jalan tidak mungkin individu selamanya akan sendiri berjalan menuju tujuan, pasti dia butuh orang lain, paling tidak orang tuanya, keluarga, tetangga dan akhirnya semua orang.
Kini kita kembali ke individu, apa yang harus dilakukan agar dia dapat diterima oleh orang lain, oleh keluarga, dan masyarakat? Seseorang akan diterima orang lain, ketika ia mengetahui bahwa terdapat kesamaan yakni saling membutuhkan, untuk bertahan hidup maka orang lain adalah bagian dari dirinya. “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. Maka jadikanlah orang lain bagian dari kehidupan kita.
Seseorang akan menjadi anggota keluarga, ketika ia menyadari butuh kasih sayang, dorongan, bantuan dan bahkan pengendalian. Tidak selamanya kita adalah yang terbaik, maka pasti ada anggota keluarga yang lebih baik, seorang adik belajar kepada kakaknya, seorang kakak belajar kepada ibunya, seorang ibu belajar kepada seorang ayah, dan seorang ayah belajar kepada anak atau cucunya. Semua siklus itu tidak sia sia, kecintaan bersamaan dengan mendapatkan pembelajaran.
Seseorang akan diterima masyarakat, secara alami, dari bangun tidur sampai tidur lagi lebih dari 80% waktunya individu adalah berinteraksi dengan orang lain. Menjaga tatanan interaksi akan memberi energi individu agar tetap eksis baik untuk dirinya sendiri untuk keluarga dan akhirnya untuk masyarakat.
Kadangkala kehadiran individu yang unik, mengganggu tatanan umum masyarakat, tetapi bagi kita yang memahami, justru itulah warna kehidupan sosial. Tidak semuanya orang harus jadi pahlawan kata Ebiet G Ade, tetapi memberi kegembiraan sesaat adalah amal yang perlu dilakukan. Jujur disampaikan di hadapan orang lain itu konfirmasi, justru menceritakan individu pada orang lain itulah fitnah di sinlah Khairuddin menyimpulkan perlunya interaksi dengan variasi setiap kita berkomunikasi.
Pendidik inspiratif adalah orang yang menyadari dengan sungguh sungguh bahwa lingkungan atau masyarakat akan memengaruhi dirinya atau dia harus memengaruhi lingkungan. Pengendalian diri, hawa nafsu, harus selalu dikendalikan sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
Individu akan terus tumbuh dan berkembang dengan masyarakat secara baik, bila saling menjaga, saling menghormati dan saling menghargai. Jadi merdeka yang sebenarnya ternyata menikmati interaksi dengan suasana yang berbeda tetapi disetujui bersama.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.