Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Sebagai pusat informasi dan sumber belajar, khususnya yang berada di dalam institusi pendidikan, perpustakaan selayaknya memainkan e leading role-nya dalam mengadopsi ICT. Implementasi ICT dalam operasional pelayanan perpustakaan kepada pengguna bukan hanya sekedar untuk mengikuti trend perkembangan teknologi informasi, tetapi juga meningkatkan citra lembaga perpustakaan itu sendrri. (Retno Sayekti, 2009).
Ilmu pendidikan mengelola pendidik, peserta didik dan lingkungan dalam satu sistem sehingga interaksi ketiganya menjadi bagian dari upaya menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Pendidik adalah orang yang merencanakan, mengelola, mengembangkan, mengevaluasi dan memperbaiki kegiatan pendidikan.
Peserta didik adalah orang yang mengalami kegiatan pendidikan pada dirinya ditujukan bagaimana perubahan agar terjadi secara sengaja sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Lingkungan dijadikan bagian penting sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan perubahan yang diinginkan.
Dalam hal lingkungan ada yang by untilization (dimanfaatkan) adapula yang by designe (dirancang). Perpustakaan adalah miniatur dari abstraksi seluruh ide, fakta, sejarah, harapan, dan berbagai hal terkait dengan kehidupan manusia.
Menempatkan perpustakaan sebagai bagian penting dalam kegiatan pendidikan berarti kesengajaan merancang lingkungan pendidikan secara serius. Karena ide terus berkembang, fakta terus bertambah, sejarah terus berlalu, dan harapan semakin komplek, maka perpustakaan sebaiknya mengadaptasi pendidik dan peserta didik agar dapat mengakses dengan baik.
Instructional Communication Technology (ICT) dalam hal ini dimaknai teknologi komunikasi pembelajaran merupakan perangkat yang mampu mengefektifkan pengelolaan perpustakaan.
Dengan ICT ide dapat diberi berbagai sumber yang saling koneksi atar lembaga, begitu juga fakta dapat di search secara cepat bahkan selektif sesuai dengan kebutuhan, sampailah sejarah dapat ditelusuri dengan akurat dan bahkan hidup kembali, kesemuanya bisa disimulasikan dengan rumus menjadi harapan dalam berbagai pilihan tawaran. ICT memang menjadi perangkat efektif dan efisiensi sebuah pelayanan di perpustakaan masa kini.
Perpustakaan yang terkesan merupakan tempat kumpulan atau susunan buku dan produk kertas lainnya, kini sudah tergantikan dengan microchip, bahkan dengan satu layar dapat memberikan link ke mana arah yang kita inginkan. Modernisasi perpustakaan lewat ICT sekaligus membawa perilaku pendidik yang lebih maya, bahkan peserta didik lebih virtual. Di sinilah modernisasi perpustakaan sebagai sumber belajar harus memiliki sinergitas terhadap siapa yang menggunakannya.
Pendidik inspiratif menyadari, bahwa tidak ada perpustakaan yang modern selain pendidik dan peserta didik melakukan perubahan perilaku sesuai dengan keadaan. Perpustakaan sebagai sumber belajar akan efektif dijadikan by design apabila semua peserta didik merasa memiliki perpustakaan itu sendiri, memelihara, mengembangkan dan menjadikan bagian dari belajar.
Bila ingin mendapatkan inspiratif maka kunjungilah perpustakaan digital berbasis ICT, bila ingin merancang ide, sampai harapan, maka modernkanlah diri bersama perpustakaan sebagai sumber belajar utama.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.