Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Dalam Al Qur`an banyak ayat yang berkaitan dengan evaluasi terhadap manusia dengan berbagai tujuan, ini mengindikasikan bahwa evaluasi yang dilakukan Allah terhadap manusia merupakan bagian penting untuk dicermati oleh manusia itu sendiri supaya apa pun yang dilakukan manusia pasti Allah akan mengevaluasinya. Istilah evaluasi dalam Al Qur`an adalah al hisab, al bala, al hukm, al qada, an nazar, mumtahanah, fatanna dan wazan. (Nurmawati, 2016: 1).
Setiap yang kita lakukan harus dipertanggungjawabkan, mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan adalah hal wajar, tetapi mengetahui bagaimana kita mempertanggungjawabkan hal yang tidak kita sadari itulah awal evaluasi diri. Mengapa kita perlu mengevaluasi diri, karena kita tidak selamanya mampu merencanakan, kita tidak seluruhnya menyadari apa yang kita lakukan, dan tidak memiliki kuasa untuk menentukan hasil dari kegiatan.
Implementasi dari ketidakmampuan kita merencanakan adalah bahwa kita hanya mampu berniat. Hidup ini diberi kesempatan untuk berniat tentang kegiatan, maka hati hati dalam menetapkan niat, sedikitnya al hisab 25 kali dalam al Qur`an, bermakna mengira, menafsirkan, menghitung dan menganggap.
Ini sudah terjadi sejak kita melakukan niat dalam hati, bila sekali saja dalam hidup mengira bahwa Allah itu tidak semestinya, maka akan berakibat pada kegiatan berikutnya. Maka niatkanlah setiap pagi, setiap saat adalah untuk ibadah kepada Allah SWT.
Implementasi dari adanya kesadaran tentang apa yang kita lakukan adalah boleh jadi apa yang kita lakukan itu memang kehendak kita, tetapi banyak pula yang kita lakukan hanya karena keinginan orang lain atau tuntutan keadaan. Bila kita menyetujui itu adalah bagian yang harus kita jalani, benarlah al bala 30 kali dalam al Qur`an bermakna cobaan kita dapat mengatasinya dengan baik.
Jangan sekali-kali terlalu terburu menyatakan kegiatan yang kita lakukan itu sia sia, boleh jadi itu bagian dari cobaan yang harus kita jalani, karena di akhir kegiatan kita baru tahu hikmah setelahnya.
Implementasi dari ketidakkuasaan kita terhadap menentukan hasil akhir dari kegiatan adalah sesuatu yang menggoda diri bahwa semua hal pasrah. Di sinilah seni dalam beribadah, evaluasi bukan sekadar mengetahui apa yang sedang terjadi, justru kata mumtahana dua kali dalam al Qur`an, bermakna membersihkan atau menguji.
Apa pun yang kita lakukan maka hasilnya bukan semata karena hasil perhitungan apalagi tepat seperti perkalian, sungguh bila semua diserahkan kepada Allah akhirnya hati ini menjadi bersih kembali.
Hanya kata fatanna sebanyak 12 kali dalam al Qur`an bermakna ujian. Bila diulang-ulang, itu memberi pesan bahwa hidup ini memang perlu perenungan, mulailah dari mengerti, memaknai dan menyadari.
Dalam diri seorang pendidik inspiratif terdapat sifat mengevaluasi diri dengan berbagai tujuan, ini mengindikasikan bahwa pendidik siap dievaluasi yang dilakukan Allah terhadap kehidupan ini. Pendidik tidak akan berhasil sebelum menyadari hakikat sesungguhnya dari pendidikan adalah mengerti kemampuan dan kelemahan diri dan semangat menyempurnakan semata untuk ibadah kepada Allah SWT.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.