Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Masyarakat memerlukan para pemimpin yang mampu menegakkan keadilan dan kejujuran dan bisa mengimplementasikannya dalam bentuk perencanaan serta mewujudkannya dalam bentuk action program. Kemudian setiap waktu dapat mengevaluasi aktivitasnya. Masyarakat tidak perlu pemimpin yang ahli prencanaan dan ahli program, tetapi tidak mempunyai sense keadilan dan kejujuran bagi masyarakat yang sedang berproblem, yang memerlukan segera memperoleh solusi yang menenangkan semua pihak. (Bukhori Muslim, 2011),
Tidak ada pemimpin yang hebat, yang ada adalah pemimpin yang hadir di tengah masyarakat untuk membantu menyelesaikan kehidupan saat dibutuhkan. Bagaimana menjadi pemimpin hebat, pemimpin yang hadir di masyarakat, pemimpin yang mampu menyelesaikan kehidupan, pemimpin yang tahu kebutuhan masyarakat? Ini pertanyaan penting bagi siapa saja yang ingin jadi pemimpin.
Tiga dekade pemimpin dapat mencatatkan dirinya dalam kepemimpinan selama ini yakni;
Tiga tahun memimpin ia akan mencoba berbagai teori kepemimpinan untuk diterapkan dalam kehidupan organisasi. Bukan saja menerapkan, kadang mencobakan, bukan saja satu teori tetapi kadang berbagai teori.
Hasilnya setelah tiga tahun ia akan mengetahui kelebihan satu teori dibanding teori lainnya, dan yang utama dia telah mengetahui ada teori alternatif hasil pengalaman yang lebih mungkin untuk dilakukan.
Sepuluh tahun memimpin biasanya seseorang mendapatkan kemapanan, bahwa teori alternatif dimilikinya memiliki kelebihan dan kelemahan. Seiring dengan berubahnya organisasi, lahirnya tantangan baru, serta tuntutan yang lebih kompleks, maka adaptasi kepemimpinannya dengan keadaan semakin matang. Keputusan seorang pemimpin tidak perlu bingung melihat keadaan, tetapi justru ia harus mengubah diri dalam memimpin agar tetap sesuai dengan harapan.
Duapuluh tahun memimpin, maka seorang pemimpin sudah saatnya memberikan kebaikan pada orang lain. Kaderisasi, lungsuran, keberlanjutan, biasanya sudah menjadi bagian dari jalan kepemimpinannya.
Banyak hal yang dapat disampaikan pada zaman, berbagai persoalan telah diselesaikan, kini saatnya untuk berbagi, berbuat lebih baik di masa mendatang. Hikmah dan kebijaksanaan adalah kata kunci bagi pemimpin yang ingin menyelesaikan tugasnya setelah beberapa tahun mengabdi.
Benar bahwa pendidik insipiratif memiliki waktu dan zaman, waktu adalah tertulis terhitung dan tercatat pada kalender. Tetapi zaman adalah bagi mereka yang menorehkan kebaikan apakah satu tiga tahun mendidik mengajar mendapat pengalaman, atau sepuluh tahun mengabdi telah memiliki kepercayaan sebagai pendidik, atau setelah duapuluh tahun belum memiliki murid.
Pendidik inspiratif mengetahui saat kapan ia dibutuhkan muridnya, saat di mana pula ia harus hadir ketika muridnya mengadapi masalah. Benar kata orang bijak, tidak ada murid yang gagal, yang ada adalah ia masih gagal menjumpai guru yang pernah mengajarnya.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.